Pekerja melakukan pengecekan arus listrik pada jalur Light Rail Transit (LRT) Jakarta di Depo LRT Jakarta Pegangsaan Dua, Jakarta, Rabu (8/5/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Secara rutin dan berkala, LRT Jakarta melakukan pengecekan pada sistem kelistrikan kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Perawatan atau pengecekan dilakukan hingga ke jalur kereta untuk memastikan keselamatan penumpang serta kelancaran operasional LRT Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pekerja melakukan pengecekan Auxiliary Power Sub Station (APSS) yang merupakan pusat kelistrikan kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta di Depo LRT Jakarta Pegangsaan Dua, Jakarta, Rabu (8/5/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pengecekan yang dilakukan meliputi Third Rail, Point Machine (Penggerak Rel), ATS (Automatic Train Stop), sistem lampu persinyalan, hingga ke Wessel persimpangan jalur kereta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pengecekan juga dilakukan pada sistem pengamanan serta pendeteksi kecepatan untuk memastikan kereta dalam kondisi prima demi kelancaran operasional LRT Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Untuk diketahui, LRT Jakarta menggunakan jalur rel yang relatif lebih lebar dibandingkan jalur kereta lainnya di Indonesia yaitu 1435 mm, yang dikenal dengan standard gauge. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
LRT Jakarta menggunakan sistem ballastless track atau slab track yaitu track tanpa batuan kerikil. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pada sistem ballastless track, batuan kerikil diganti dengan beton bertulang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sistem ini digunakan karena lebih cocok untuk kereta berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)