Liputan6.com, Jakarta - Perang antara Hamas dan Israel di Gaza berkobar pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan Israel dilaporkan lebih banyak menimbulkan korban jiwa.
Serangan darat ke Rafah yang baru-baru ini dilakukan oleh Israel kembali menimbulkan kerugian besar dan banyak korban jiwa di Gaza, Palestina.
Advertisement
"Israel sudah melancarkan serangan ke Rafah di Selatan Gaza, dan ini merupakan ancaman yang terus digaungkan oleh Benjamin Netanyahu," jelas Dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C saat konferensi pers yang dikutip dari akun YouTube resminya, Rabu (8/5/2024).
MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee secara rutin mengirim relawan dan bantuan makanan dan alat kesehatan yang dibutuhkan di Gaza, menjelaskan kondisi terkini akibat serangan terbaru. Di mana mengakibatkan relawan Indonesia dari lembaga tersebut terjebak tak bisa bertukar dengan tim selanjutnya.
"Sekarang tim yang ketiga tidak bisa keluar dari Gaza, dan tim yang keempat tidak bisa masuk ke Gaza karena WHO (World Organization Health) memberikan satu instruksi bahwa tim tidak boleh masuk dan tim tidak boleh keluar. Tim empat masih menunggu kepastian untuk masuk ke Gaza," tambah Dr. Sarbini.
Dr. Sarbini juga menjelaskan relawan Indonesia yang dikirimkan ke Gaza dilakukan secara bergantian. Pada tanggal 7 Mei lalu, mereka mengirimkan tim relawan yang ke-4 untuk menggantikan tim sebelumnya.
"Seharusnya jadi pada hari Senin (6/5) itu sebenarnya tim yang ketiga itu keluar dari Gaza dan tim yang keempat masuk ke Gaza," tutur Dr. Sarbini.
Ia dan tim Mer-C juga masih berharap agar relawan yang tidak boleh keluar dari Gaza untuk segera dievakuasi." Kita doakan bahwa mereka bisa selamat dan bisa melaksanakan tugas-tugas, kita juga mengarahkan mereka agar bisa dievakuasi atau bisa keluar dari Gaza".
Terlepas dari ancaman yang dilakukan oleh Israel, Mer-C berjanji akan terus konsisten dalam membantu masyarakat Gaza selama periode ini. "Kami ingin menyampaikan kepada semua kita bahwa Mer-C konsisten dalam hal ini untuk membantu warga Gaza di mana mereka terkonsentrasi di Rafah," kata Dr. Sarbini.
Koordinasi dengan WHO
Karena keterbatasan akses untuk berkomunikasi langsung dengan Israel, Mer-C Indonesia bekerja sama dengan WHO untuk mendapatkan izin masuk ke Gaza.
"Untuk masuk ke Gaza, jalur yang kami tempuh adalah melalui WHO, melalui tim EMTCC (Emergency Medical Team Coordinator Cell) mereka," jelas Marissa Noroti, yang bertugas untuk berkoordinasi dengan lembaga internasional atau pemerintahan untuk masuk ke Gaza.
Adapun Mer-C dan WHO berkomunikasi secara intens untuk mendapatkan informasi terbaru terkait situasi kesehatan di Gaza. Marissa juga menyoroti peran WHO dalam memfasilitasi komunikasi antara Mer-C dan negara-negara yang terlibat.
"Mengenai peran WHO sendiri, menjembatani komunikasi kami sebagai organisasi medis NGO Non-governmental organization (Lembaga swadaya masyarakat) karena kami tidak memiliki akses langsung untuk berkomunikasi dengan Israel."
Seluruh misi yang dilakukan oleh Mer-C sudah disetujui oleh WHO dan pihak-pihak terkait sebelum diberlakukan.
"Misi kami sendiri itu semua juga di Gaza, penempatan dan semuanya itu semua juga atas koordinasi dengan EMTCC," jelas Marissa.
Advertisement
MER-C Indonesia Kirim Relawan ke Gaza Dibantu WHO, Salurkan Juga Bantuan Makanan hingga Medis
Sebelumnya, pihak MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee menyatakan telah melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan untuk masyarakat membutuhkan di Gaza.
"Kami telah mengirimkan banyak bantuan ke Gaza, baik berupa makanan, obat-obatan, kemudian selimut, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan medis," ujar Dr. Sarbini Abdul Murad selaku Ketua Presidium MER-C dalam program Liputan6 Update edisi Jumat, (22/3/2024).
MER-C Indonesia disebut telah melakukan pengiriman dan koordinasi di Kairo sehingga bantuan-bantuan untuk masyarakat di Gaza tersebut bisa dilanjutkan.
"Dalam hal ini kita juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga bantuan yang ada di Mesir maupun yang ada di Gaza," tambah Dr. Sarbini.
Dr. Sarbini menyatakan bahwa pengiriman makanan merupakan prioritas utama yang pada saat ini dilakukan, mengingat bahwa masyarakat Gaza sedang mengalami kekurangan makanan.
"Nah sebab itu prioritas utama kita adalah bagaimana bantuan-bantuan makanan ini harus kita kirim, dan kemarin 2 minggu yang lalu, kita sudah kirim beberapa truk makanan yang dari Kairo dan Alhamdulillah sudah masuk di Gaza," tuturnya.
Pendistribusian ini paling utama difokuskan ke beberapa rumah sakit yang posisinya terletak di bagian Selatan Gaza, di mana rumah sakit itu menjadi rumah sakit yang ditempati oleh para tim dokter.
Dr. Sarbini menambahkan selain makanan, prioritas untuk dikirimkan adalah obat-obatan.
"Dua hal ini yang sangat dibutuhkan pada bulan Ramadhan ini, di mana di Selatan ini kan terjadi penumpukan orang yang begitu luar biasa, mana musim dingin, bulan Ramadhan, kemudian bantuan-bantuan ini disekat-sekat oleh Israel sehingga bantuan apapun yang bisa masuk dan jumlah berapa pun di sana bermanfaat untuk masyarakat di Gaza."
Mengutip dari mer-c.org, MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi,
Memprioritaskan Bantuan untuk Gaza bagian Selatan berupa Makanan dan Obat-obatan
Adapun selain makanan, obat, dan selimut, bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Gaza dalam beberapa hari ke depan Dr. Sarbini menambahkan bahwa baju, susu untuk bayi, dan segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
"Ya dengan bantuan dasar kayak makanan, minuman, baju, susu bayi, segala macem ini sangat dibutuhkan pada hari ini, oleh sebab itu kita mencoba untuk mengirimkan banyak," tuturnya.
"Sekian banyak kebutuhan kita prioritaskan dua, yang pertama makanan, yang kedua obat-obatan, nah dua ini yang kita prioritaskan untuk segera kita kirimkan ke Gaza dan itu berkelanjutan untuk kita kirim, apalagi dokter-dokter bekerja di sana kan butuh makanan."
Dr. Sarbini juga mengatakan bahwa MER-C bekerjasama dengan teman-teman yamg ada di Gaza untuk menyediakan setiap hari sekitar 2.000 makanan untuk para dokter yang ada di Gaza.
Bantuan yang dialirkan oleh MER-C ini menjangkau kawasan Gaza Selatan, Dr. Sarbini menyampaikan bahwa harapan dari MER-C bantuan ini bisa menyebar ke seluruh Gaza dari Selatan hingga Utara.
"Harapan kita sebenarnya bantuan ini bisa menyebar ke seluruh Gaza dari Selatan sampai dengan ke Utara, semua bisa terdistribusi, semua bisa dirasakan oleh masyarakat, bisa dinikmati, tapi sayangnya Israel masih membatasi akses ke tengah dan utara, jadi semua bantuan-bantuan ini masih terfokus ke selatan," ujar Dr. Sarbini.
Diketahui bahwa bagian Gaza Selatan mengalami penumpukan pengungsi yang luar biasa banyak, walaupun sebagian rumah sakit masih berfungsi dengan lumayan walaupun tidak maksimal.
"Nah saya mau ini (bantuan) bisa terdistribusi dari Selatan ke Utara, apalagi rumah sakit Indonesia yang ada di utara ini masih terkendala," tutur Dr. Sarbini.
Advertisement