Liputan6.com, Jakarta - Planet Neptunus dikenal sebagai planet es yang terletak jauh dari pusat tata surya Bima Sakti. Planet ini dikenal dengan warna biru yang indah.
Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan fakta bahwa Neptunus tidak bewarna biru seperti yang selama ini diketahui. Melansir laman NASA pada Rabu (08/05/2024), gambar terbaru dari Planet Neptunus merupakan hasil dari kumpulan data dari wahana antariksa Voyager 2.
Selama tiga dekade para ilmuwan memproses ulang data yang dikirim wahana antariksa tertua ini. Kemudian, para ilmuwan menambahkan data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Very Large Telescope.
Mengutip Live Science, Rabu (08/05/2024), Neptunus sebelumnya dianggap berwarna biru tua, sedangkan Uranus dianggap berwarna hijau kebiruan yang lebih terang. Namun gambar terbaru mengungkapkan bahwa kedua planet ternyata memiliki warna yang lebih mirip satu sama lain yaitu biru-hijau yang lebih terang.
Baca Juga
Advertisement
Agar mendapatkan gambar terbaru dari Neptunus dengan kebih akurat, ilmuwan menggunakan data yang dikumpulkan oleh Imaging Spectrograph (STIS) Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Wide Field Camera 3 (WFC3). Tim juga menggunakan data yang dikumpulkan oleh Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) pada Very Large Telescope (VLT) yang terletak di Gurun Atacama di Chili utara.
Dalam gambar yang diambil oleh instrumen ini, setiap piksel merupakan spektrum warna yang berkesinambungan. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menyeimbangkan kembali gambar komposit yang dibuat oleh Voyager 2.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa kedua raksasa es tersebut memiliki warna biru kehijauan, meskipun Neptunus sedikit lebih biru. Para ilmuwan berpendapat hal ini disebabkan karena Neptunus memiliki lapisan kabut yang lebih tipis di sekelilingnya dibandingkan Uranus.
Warna biru Neptunus disebabkan oleh atmosfernya yang kaya akan metana. Metana menyerap cahaya merah dan oranye, tetapi memantulkan cahaya biru.
Hal ini membuat Neptunus terlihat biru bagi mata manusia. Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy menunjukkan bahwa atmosfer Neptunus mungkin juga mengandung partikel es yang disebut haze.
Haze ini dapat menyebarkan cahaya biru dan membuat Neptunus terlihat lebih pucat daripada yang sebenarnya. Penelitian ini didasarkan pada pengamatan Neptunus oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer milik NASA.
Spitzer dapat melihat cahaya inframerah, yang tidak terhalang oleh haze. Pengamatan Spitzer menunjukkan bahwa Neptunus sebenarnya lebih merah daripada yang terlihat oleh mata manusia.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sifat haze di atmosfer Neptunus dan bagaimana hal itu memengaruhi warna planet tersebut. Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan teleskop baru, seperti James Webb Space Telescope, yang akan diluncurkan pada 2021.
Angin Badai
Neptunus adalah planet yang memiliki angin badai sehingga disebut dengan planet yang paling berangin dalam tata surya. Suhu Neptunus yang ada di permukaannya kira-kira −120 derajat C.
Neptunus mengorbit ke Matahari dan sebuah bintang, serta Neptunus merupakan planet ke delapan dari Matahari. Waktu yang dibutuhkan Neptunus untuk sekali berotasi adalah sekitar 16 jam dan dibutuhkan sekitar 165 tahun bagi Bumi untuk dapat mengorbit matahari.
Lapisan atmosfer Neptunus sebagian besar terdiri dari hidrogen molekuler, helium atom, dan metana. Neptunus adalah satu-satunya planet di tata surya yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang.
Bahkan, penemuan pertama planet ini hanya berdasarkan prediksi matematika yang dilakukan oleh Urbain Le Verrier dan kemudian ditemukan oleh Johan Galle pada 1864. NASA pernah melaksanakan perjalanan menuju Neptunus dengan Voyager 2.
Perjalanan Voyager 2 adalah satu-satunya pesawat luar angkasa yang pernah mengunjungi Neptunus. Tidak ada pesawat ruang angkasa lain yang mengorbit Neptunus untuk mempelajarinya dari jauh dan dari dekat.
(Tifani)
Advertisement