Harga Minyak Dunia Menguat, Ini Sentimen Pendorongnya

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni mencapai USD 78,99 per barel, naik 61 sen atau 0,78 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mei 2024, 08:57 WIB
Harga minyak mentah berjangka menguat pada perdagangan Rabu, 8 Mei 2024, memulihkan kerugian dari sesi sebelumnya.(Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka menguat pada perdagangan Rabu, 8 Mei 2024, memulihkan kerugian dari sesi sebelumnya. Hal ini karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) merosot.

Mengutip CNBC, Kamis (9/5/2024), harga minyak mendapatkan dukungan setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 1,4 juta barel pada minggu pertama Mei, berdasarkan data resmi dari Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration.

Penurunan ini merupakan kejutan dibandingkan data industri yang menunjukkan peningkatan sebesar 509.000 ribu barel. Adapun harga berada di bawah tekanan akhir-akhir ini karena meningkatnya persediaan dengan melonjaknya stok minyak Amerika Serikat (AS) pada pekan terakhir April 2024.

"Indikator pasar minyak telah melemah dalam beberapa pekan terakhir, dan harga telah menurun dari puncaknya baru-baru ini. Pasar minyak saat ini tidak ketat, tetapi kami melihat kekuatan musiman akan datang dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Analis Morgan Stanley.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni mencapai USD 78,99 per barel, naik 61 sen atau 0,78 persen. Year to date (Ytd), harga minyak mentah AS menguat 10 persen.

Harga minyak Brent untuk kontrak Juli sentuh USD 83,58 per barel. Harga minyak Brent naik 42 sen atau 0,51 persen. Year to date, harga minyak global bertambah 8,5 persen.

Sementara itu, harga gas alam untuk kontrak Juni USD 2,19, turun 0,91 persen. Year to date, harga gas alam merosot 13 persen.

Harga minyak telah turun lebih dari 7 persen sejak mencapai level tertinggi pada April ketika pelaku pasar menaikkan harga karena kekhawatiran Iran dan Israel akan berperang.

 


Pertemuan OPEC

Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Sejak saat itu, sebagian besar investor telah menjual dengan sentimen perang. Namun, prospek permintaan minyak pada musim panas terlihat kuat dan OPEC+ mungkin akan perpanjang pengurangan produksinya hingga akhir tahun, menurut Morgan Stanley.

Hal ini akan mendukung defisit 2 juta barel per hari pada kuartal III. Harga Brent sentuh USD 90 selama musim panas.

Di sisi lain, OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia akan bertemu pada 1 Juni untuk membahas kebijakan produksinya. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menuturkan, saat ini tidak ada diskusi di dalam OPEC+ mengenai peningkatan produksi minyak.

Di Timur Tengah, Direktur CIA William Burns dijadwalkan berada di Israel untuk membahas perundingan gencatan senjata Gaza terbaru di Kairo. Hal itu disampaikan seorang sumber yang mengetahui hal tersebut kepada NBC News.


Harga Minyak Dunia Melempem, Faktor Ini jadi Penyebabnya

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga minyak mentah sedikit berubah pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena tindakan Amerika Serikat untuk mengisi kembali cadangan minyak strategis dan potensi gencatan senjata di Gaza yang masih belum pasti.

Departemen Energi AS mengumumkan tawaran pembelian 3,3 juta barel untuk membantu mengisi kembali cadangan minyak strategis, sehingga menaikkan harga minyak di awal sesi perdagangan sebelum akhirnya ditutup lebih rendah.

Dikutip dari CNBC, Rabu (8/5/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni di level USD 78,38 per barel, turun 10 sen atau 0,13%. Sampai saat ini, minyak mentah AS ini telah naik sekitar 9%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Juli dipatok USD 83,16 per barel, turun 17 sen atau 0,20%. Hingga saat ini, acuan harga minyak global tersebut telah naik sekitar 8%. 

Pasar minyak semakin ketat dengan persediaan global turun 300.000 barel per hari sepanjang tahun ini karena OPEC+ sebagian besar mematuhi pengurangan produksi, menurut laporan dari Energy Information Administration.

Konflik di Timur TengahMasih terdapat ketidakpastian yang signifikan seputar perkembangan di Timur Tengah yang masih dapat menyebabkan kenaikan tajam harga minyak, menurut EIA.

 

 


Sentimen Geopolitik

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa proposal gencatan senjata yang diterima oleh Hamas “dimaksudkan untuk menyabotase masuknya pasukan kami ke Rafah,” menurut Times of Israel.  Netanyahu mengatakan usulan gencatan senjata sangat jauh dari tuntutan vital Israel.

Harga minyak dunia sempat naik karena risiko geopolitik di Timur Tengah selama berbulan-bulan sebelum turun kembali karena tidak terjadi gangguan besar terhadap pasokan. Minyak mentah AS dan Brent keduanya turun sekitar 7% sejak level tertingginya di bulan April ketika para pedagang menaikkan harga minyak di tengah kekhawatiran bahwa Israel dan Iran berada di ambang perang.

  

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya