Republik Kongo Diterjang Banjir Bandang, PBB Khawatir Picu Kemunculan Kolera

PBB memperkirakan 471.000 orang terkena dampak banjir. Bahkan, anak-anak dikhawatirkan mengalami malnutrisi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Mei 2024, 15:01 WIB
BMKG sebut tanah longsong dan banjir bandang menjadi bencana lanjutan yang patut diwaspadai oleh warga Cianjur. (unsplash.com/Sadiq Nafee)

Liputan6.com, Tanganyika - Republik Kongo bagian Timur menghadapi bencana kemanusiaan setelah dilanda banjir besar yang berdampak pada sekitar setengah juta orang, kata Badan Pangan Dunia (WFP) di PBB.

"Curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya selama musim hujan, yang dipicu oleh perubahan iklim, telah memaksa sungai dan danau meluap, menelan kota-kota, desa-desa dan jalan-jalan di tepi pantai," kata WFP dalam sebuah laporan.

Wilayah yang paling terkena dampaknya adalah provinsi Haut-Lomami dan Tanganyika, yang berbatasan dengan danau dengan nama yang sama serta negara tetangga Burundi, Tanzania dan Zambia.

"Di sekitar Danau Tanganyika, dan daerah hulu DAS Kongo, masyarakat kehilangan rumah, ladang, dan mata pencaharian mereka," kata WFP, dikutip dari Arab News, Kamis (9/5/2024).

WFP juga memperkirakan 471.000 orang terkena dampak banjir.

"Masyarakat yang tinggal di daerah banjir membutuhkan makanan, tempat tinggal, air minum bersih, dukungan kesehatan dan sanitasi, serta dukungan untuk memulai kembali mata pencaharian mereka."

Namun, PBB memiliki sumber daya yang sangat terbatas untuk merespons krisis banjir karena tingkat pendanaan saat ini dan situasi saluran bantuan pangan.

"Ketika kota-kota dan desa-desa dihantam banjir dan air sungai meluap, maka penyakit pun merajalela. Jamban juga ikut meluap dan menyebabkan air di sekitar rumah penduduk menjadi buruk."

"Sanitasi pun buruk. Orang-orang terpaksa menyeberang dan mencuci pakaian serta peralatan memasak mereka di air yang penuh dengan kolera," kata laporan itu.

 

2 dari 2 halaman

Ancaman Malnutrisi pada Anak

Mau cari kado untuk ponakan atau anak teman yang baru lahir? Yuk, intip pilihan berikut ini!

Penduduk setempat melaporkan melihat kuda nil, buaya, dan ular di kawasan pemukiman yang terendam banjir, sehingga menimbulkan risiko serangan fatal, terutama terhadap anak-anak dan hewan ternak.

Di tengah gagal panen, orang-orang kesulitan untuk memberi makan keluarga mereka sehingga menyebabkan lebih banyak orang datang ke fasilitas layanan kesehatan dengan gejala-gejala yang berkaitan dengan kurangnya asupan makanan selama berbulan-bulan.

Terutama anak-anak yang berisiko mengalami malnutrisi.

Banjir telah melanda sebagian besar wilayah Afrika dalam beberapa pekan terakhir, yang telah merenggut 257 nyawa di Kenya, menurut jumlah korban terbaru.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya