Cuaca Besok Sabtu 11 Mei 2024: Jakarta Didominasi Cerah Berawan Sepanjang Hari

Jakarta di pagi hari besok saat akhir pekan, Sabtu 11 Mei 2024 hampir seluruh langitnya diprediksi cerah berawan, kecuali Jakarta Barat berawan dan malam harinya hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Mei 2024, 08:15 WIB
Jakarta di pagi hari besok saat akhir pekan, Sabtu 11 Mei 2024 hampir seluruh langitnya diprediksi cerah berawan, kecuali Jakarta Barat berawan dan malam harinya hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca besok. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca Jakarta di pagi hari besok, Sabtu 11 Mei 2024 hampir seluruh langitnya diprediksi cerah berawan, kecuali Jakarta Barat berawan dan malam harinya hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca besok.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya www.bmkg.go.id, seluruh wilayah Jakarta diprediksi berawan dan cerah berawan, kecuali Kepulauan Seribu hujan ringan.

Dan pada malam harinya, cuaca Jakarta keseluruhannya diprakirakan bakal cerah berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan langit pagi hingga siang cerah berawan dan malamnya hujan dengan intensitas ringan.

Lalu di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat pada pagi hari diprediksi cerah berawan, siang berawan, dan malamnya hujan ringan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal dan durasi relatif singkat antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi," papar BMKG.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten sepanjang harinya diprakirakan BMKG bakal berawan, tanpa ada hujan sama sekali.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan

Indonesia Tidak Diterjang Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Melansir laman bmkg.go.id, cuaca Jakarta dan Kepulauan Seribu di pagi hari cerah berawan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heat wave.

Dia menjelaskan, berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini," ungkap Dwikorita kepada wartawan, Senin, 6 Mei 2024.

"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,"  sambung dia.

Dwikorita menerangkan, kondisi maritim di sekitar Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan mengakibatkan naiknya gerakan udara.

"Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia," papar dia.


Penyebab Suhu Panas yang Terjadi

Pejalan kaki mengenakan payung untuk menghindari panas matahari di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Suhu panas yang terjadi, kata Dwikorita, adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

"Sama halnya dengan kondisi 'gerah' yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini," ucap dia.

Hal tersebut, kata dia, juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari," paparnya.

Sedangkan pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa jika langit masih tertutup awan dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi.

"Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun," tandas Dwikorita.


Hasil Pantauan Suhu Udara di Indonesia

Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Juni hingga Juli 2024. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.

"Suhu udara maksimum di atas 36,5°C juga tercatat di beberapa wilayah lain, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera utara yang mencapai 37,0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C, serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36,8°C," ucap Ardhasena.

Berdasarkan hasil pantauan jaringan pengamatan BMKG, kata Ardhasena, hingga awal Mei 2024 menunjukkan bahwa baru sebanyak 8% wilayah Indonesia (56 Zona Musim atau ZOM) telah memasuki musim kemarau.

Wilayah yang telah memasuki periodemusim kemarau tersebut meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku Utara.

Pada periode hingga satu bulan ke depan, terdapat beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau seperti sebagian Nusa Tenggara, sebagian Pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatera, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, serta Papua bagian Timur dan Selatan.

"Meskipun demikian, sekitar 76 % wilayah Indonesia lainnya (530 ZOM) masih berada pada periode musim hujan," jelas Ardhasena.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya