Upaya PAMA Bantu Kurangi Dampak Perubahan Iklim Dunia dari Dusun Kawista

Dari Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, mengusung konsep green growth juga mengajak untuk berfokus pada ekonomi hijau dalam Program Kampung Iklim (proklim).

oleh Apriyanto diperbarui 01 Jun 2024, 12:15 WIB
Direktur PAMA, Ari Sutrisno bersama rombongan melihat perkembangan program kampung iklim binaan PAMA yang berlokasi Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. (Apriyanto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Wonosobo - PT Pamapersada Nusantara (PAMA) kembali menggelar Media Gathering PAMA Group 2024 dengan mengusung tema “A Sustainability Lifestyle Toward Green Growth”, PAMA mengajak dan mendukung pola hidup yang berkelanjutan serta ramah lingkungan agar bisa memberikan dampak baik bagi keseimbangan lingkungan hidup.

Selain itu, dengan konsep green growth juga mengajak untuk berfokus pada ekonomi hijau. Program Kampung Iklim binaan CSR PAMA yang berlokasi Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Sudah dimulai sejak tahun 2022 dan terus menunjukkan perkembangan hingga pada tahun 2023 mendapatkan predikat Kampung Iklim Utama. Banyak potensi yang menjadikan Proklim Kawista mendapatkan predikat tersebut.

PAMA mendorong warga Dusun Kawista untuk berdikari dalam sektor ekonomi, seperti mengembangkan produk UMKM Tiwul yang menjadi andalan dari dusun ini. Selain itu produk perikanan, mina padi, dan ketahanan pangan sayur mayur juga terus menunjukkan hasil baik dan bisa dijual secara masif di pasaran.

PAMA juga sangat peduli dengan kebersihan yang menjadi titik utama angka kesehatan warga bisa dinaikkan. Dengan membangun sarana sanitasi bersih untuk warga yang bisa digunakan dengan swadaya dari masyarakat. Harapannya, mampu mengubah pola perilaku masyarakat yang masih menggunakan fasilitas MCK yang tidak higienis.

“Kami rasa, Proklim di Dusun Kawista ini perlu terus dikembangkan. Mengingat potensinya yang sangat luar biasa. Pak Aan selaku penggerak Proklim di sini juga snagat aktif dan selalu memberikan ide-ide baru yang bisa diterapkan sehingga hasil dari banyak program yang adaa bisa didapatkan dengan maksimal,” ujar CSR Dept Head, Maidi Irvan.


Ajarkan Anak Sejak Dini Cinta Lingkungan

PT PAMA juga menyalurkan sejumlah bantuan yang merupakan program Sekolah Adiwiyata di SMPN 3 Selomerto, sebagai salah satu program pendidikan berbasis lingkungan. (Apriyanto/Liputan6.com)

Sektor Pendidikan yang berbasis lingkungan juga diterapkan oleh PAMA melalui program Sekolah Adiwiyata yang berada di SMPN 3 Selomerto. Lokasinya berdekatan dengan Dusun Kawista menjadi lokasi yang strategis untuk mengajarkan anak-anak berperilaku cinta lingkungan.

CSR Officer PT Pamapersada Nusantara, Rezky Putri Harisanti menyebut adiwiyata merupakan program yang efektif karena di dalamnya terdapat pilar pendidikan dan pilar lingkungan hidup. Kata dia, program ini bertujuan untuk menanamkan cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini.

“Kami memandang bahwa adiwiyata ini merupakan program efektif untuk kami kolaborasikan, ada pilar pendidikan dan ada pilar lingkungan hidup. Sekolah Adiwiyata ini merupakan wadah kaderisasi untuk generasi mendatang yang lebih peduli akan lingkungan hidup,” ucap Rezky.

Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan program yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tujuannya untuk mendorong sekolahsekolah di Indonesia agar berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Rezky menuturkan, saat ini PAMA sudah memiliki total 30 sekolah adiwiyata binaan di seluruh area operasional meliputi pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Di Jakarta, anak usaha PT United Tractors Tbk (UT) ini sudah membina 7 sekolah untuk melaksanakan program adiwiyata.

“Dalam kegiatan CSR, PAMA sudah mendampingi 30 sekolah adiwiyata di seluruh daerah operasional, di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Di Jakarta ada 7 sekolah adiwiyata,” imbuh Rezky.

Bagi PAMA, Rezky menegaskan, pembentukan sekolah adiwiyata tidak dimaksudkan untuk meraih penghargaan. Lebih dari itu, sekolah adiwiyata menjadi jembatan untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan budaya cinta lingkungan sejak dini.

Direktur PAMA, Ari Sutrisno mengatakan, seluruh upaya PAMA dalam melestarikan lingkungan bukan soal penghargaan saja, tapi yang lebih utama adalah membangun budaya dan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan.

“Contoh sederhana dari program adiwiyata di sekolah adalah memilah dan memilih sampah organik dan anorganik serta membuang ke tempatnya. Campaign ramah lingkungan ini didukung dengan jargon SMP N 3 Selomerto ‘Zero Plastic’,” ungkap Ari.

 

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya