Miris, 15 Ribu Anak di Gaza Tewas dan 17 Ribu Jadi Yatim Piatu Akibat Serangan Brutal Israel Sejak Oktober 2023

Sebuah pernyataan yang dipublikasikan kantor pers otoritas Gaza menyatakan, lebih dari 15 ribu anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 10 Mei 2024, 06:03 WIB
Seorang anak berjalan pergi dengan barang-barang yang diselamatkan dari reruntuhan bangunan yang terkena serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 15 Oktober 2023. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pernyataan yang dipublikasikan kantor pers otoritas Gaza menyatakan, lebih dari 15 ribu anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023.

“15.002 anak meninggal (di Jalur Gaza)… 17.000 anak hidup tanpa orang tua,” tulis sumber tersebut, seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/5/2024).

Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dan menerobos perbatasan serta menyerang permukiman sipil dan basis militer.

Akibatnya, hampir 1.200 warga Israel tewas dan sekitar 240 orang lainnya disandera selama serangan berlangsung.

Israel lantas melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza dan mulai melakukan invasi darat dengan tujuan melenyapkan petempur Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Sejauh ini, lebih dari 34.800 warga Palestina terbunuh dalam serangan yang dilakukan militer Israel di Gaza, menurut otoritas setempat. Sementara itu, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.

Pada Senin pasukan Israel memulai operasi militer di wilayah timur Kota Rafah dan mengambilalih wilayah Gaza di perbatasan Rafah dengan Mesir.

Keputusan untuk menyerang Kota Rafah diambil meski Hamas menyetujui syarat perjanjian gencatan senjata yang diusulkan Mesir dan Qatar. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut perjanjian tersebut tidak dapat diterima.


30 Orang Tewas di Rafah Akibat Serangan Israel

Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, blokade Israel telah menyebabkan sedikitnya 27 orang tewas akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza. (AP Photo/Mahmoud Essa)

Militer Israel pada Rabu (8/5) mengumumkan bahwa pihaknya melanjutkan operasi militer di Rafah, Gaza, dengan melaporkan bahwa ada sekitar 30 korban jiwa sejak serangan tersebut dimulai pada Senin (6/5) malam.

Menurut pernyataan militer, 30 korban itu merupakan orang militan. Sementara, otoritas kesehatan Gaza melaporkan sekitar 35 korban tewas, termasuk seorang bayi berusia empat bulan.

Militer Israel mengatakan divisi tank dan brigade lapis baja telah beroperasi di darat di Rafah timur, dan sejumlah drone tempur melancarkan serangan dari udara.

Mereka menyerang sekitar 100 "target" di wilayah tersebut, termasuk infrastruktur militan dan "bangunan mencurigakan" yang menjadi tempat para pejuang Hamas menembaki tentara Israel, kata militer Israel

Israel melancarkan serangan terhadap Rafah pada malam hari antara Senin dan Selasa (7/5), di tengah tekad Israel untuk melenyapkan empat batalion Hamas yang masih berada di kota bagian selatan tersebut.

Tentara Israel mengambil alih "kendali operasional" perlintasan Rafah di sisi Gaza pada Selasa, yang merupakan pintu masuk utama bantuan kemanusiaan dari Mesir ke Gaza yang dilanda kelaparan, dan menutupnya daerah itu.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya