4 Peristiwa Penting yang Terjadi pada Bulan Dzulqa’dah, Bulan Mulia dalam Islam

Bulan dzulqa’dah merupakan salah satu bulan haram yang sangat dimuliakan. Selain itu, terdapat beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi pada bulan ini.

oleh Putry Damayanty diperbarui 10 Mei 2024, 18:30 WIB
Unta terlihat di Dubai Desert Conservation Reserve, destinasi safari gurun di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). (dok. Platinum Heritage)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu bulan haram atau bulan suci yang dimuliakan oleh Allah adalah bulan Dzulqa’dah. Sehingga, kemuliaan bulan yang satu ini harus benar-benar dijaga oleh umat Islam.

Bulan Dzulqa’dah merupakan bulan pertama dari empat bulan haram. Di mana setiap melakukan ketaatan ataupun kemaksiatan akan dilipatgandakan balasannya. 

Selain itu, bulan Dzulqa’dah menjadi pembuka untuk menyonsong salah satu ibadah mulia yaitu pelaksanaan ibadah haji di bulan Dzulhijjah.

Beragam peristiwa penting di bulan Dzulqa’dah juga sangat penting untuk diketahui umat Islam sebagai bahan refleksi diri agar bisa berbuat lebih baik dan tentunya dapat menambah pengetahuan tentang sejarah Islam.

Semoga dengan pemahaman tersebut, motivasi untuk selalu beribadah dan melakukan kebaikan akan terus meningkat. Dikutip dari laman NU Online, berikut 4 peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


1. Perang Bani Quraizhah

Ilustrasi perang. Sumber foto: shutterstock/Zef Art.

Syekh Shafifurrahman al-Mubarakfuri dalam salah satu kitab sirah-nya mengatakan, bahwa sehari setelah kepulangan Rasulullah di Madinah, tepat pada waktu Zuhur datang malaikat Jibril untuk menemuinya. Kemudian dia berkata,

“Sudahkah engkau meletakkan senjatamu? Demi Allah, kami (para malaikat) belum meletakkan senjata. Berangkatlah engkau sekarang bersama sahabat-sahabatmu menuju Bani Quraizhah, saya (Jibril) akan berjalan di depanmu untuk menggoncangkan benteng-benteng mereka dan menebarkan kekuatan di dada mereka.”

Mendengar apa yang disampaikan malaikat Jibril, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraizhah dan berpesan agar mereka tidak shalat Ashar kecuali telah sampai di perkampungan tersebut.

Sesampainya di pemukiman Bani Quraizhah, Rasulullah dan semua umat Islam yang ikut serta mengepung Yahudi Bani Quraizhah yang berlindung di benteng-benteng mereka selama 25 malam (menurut riwayat lain, 25 hari). Akhirnya, mereka tidak tahan lagi dikepung, Allah menanamkan rasa takut di hati mereka, kemudian menyerah dan tunduk di bawah keputusan hukum Rasulullah.

Peristiwa ini sebagaimana disebutkan oleh Syekh Shafiyurrahman terjadi pada bulan Dzulqa’dah,

وَقَعَتْ هَذِهِ الْغَزْوَةُ فِيْ ذِيْ الْقَعْدَةِ سَنَةَ الخَامِسَةَ

Artinya: “Peperangan ini (Bani Quraizhah) terjadi pada bulan Dzulqa’dah tahun kelima (hijriah).” (Shafiyurrahman, ar-Rahiqul Makhtum, [Beirut, Darul Fikr: tt], halaman 281).

 


2. Perjanjian Hudaibiyah

Ilustrasi kitab Allah Swt. (Image by chandlervid85 on Freepik)

Syekh Ali as-Shalabi dalam salah satu kitab sirah-nya mengatakan bahwa ketika kekuatan umat Islam semakin kuat, mereka mulai berpikir untuk mendapatkan hak mereka yang sudah sangat mereka inginkan, yaitu beribadah di Masjidil Haram yang sejak enam tahun lamanya terhalang oleh kaum musyrikin.

Tepat pada hari Senin bulan Dzulqa’dah tahun ketujuh (ada yang mengatakan tahun keenam) hijriah, berangkatlah Rasulullah bersama 1400 orang sahabat tanpa membawa senjata perang.

Setibanya di Dzulhulaifah (miqat bagi penduduk Madinah, atau yang datang dari arah Madinah bagi mereka yang akan melakukan umrah dan haji), Rasulullah mulai melakukan ihram untuk umrah.

Sementara itu, kaum kafir Quraisy mengira bahwa kedatangannya untuk menyerang mereka, hingga kemudian ada salah satu perwakilan dari mereka yang pergi mendatanginya untuk mengetahui tujuan sebenarnya.

Sesampainya di tempat peristirahatan umat Islam, Rasulullah menegaskan kepadanya bahwa kedatangannya semata-mata untuk umrah, bukan perang.

Karena tujuannya bukan untuk perang, akhirnya Rasulullah dan kafir Quraisy membuat kesepakatan damai, yang kemudian dikenal dengan istilah suluh hudaibiyah, yaitu perjanjian damai antara umat Islam dan kafir Quraisy yang berlangsung di Hudaibiyah pada tahun ketujuh hijriah. (Ali as-Shalabi, Sirah Nabawiyah, Durusun wan Ibarun fi Tarbiyatil Ummah, [Beirut, Darul Fikr: 2019], juz VIII, halaman 168).

 


3. Rasulullah Umrah Empat Kali

Ilustrasi Berhala Terbesar di Mekkah (Sumber : Evermos)

Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu-satunya bulan yang sangat dekat dengan bulan haji. Oleh karenanya, pada bulan ini Rasulullah sangat sering melakukan umrah. Selain untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, juga untuk mempersiapkan diri menghadapi datangnya kewajiban rukun Islam yang kelima berupa ibadah haji.

Dalam sebuah hadis, Umrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada bulan mulia ini sebanyak empat kali, sebagaimana riwayat al-Bukhari, yaitu:

اعْتَمَرَ رَسُوْلُ اللَّهُ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةٍ: عُمْرَة مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَة مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَة مِنَ الْجِعْرَانَةِ، وَعُمْرَة مَعَ حَجَّتِهِ

Artinya: “Rasulullah melakukan umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah, yaitu umrah dari Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah; satu umrah pada tahun berikutnya pada bulan Dzulqa’dah; satu umrah dari Ji’ranah; dan umrah bersama hajinya.” (HR. Bukhari)


4. Allah Berfirman Kepada Nabi Musa

Ilustrasi - Surga. Nabi Musa AS. Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)

Selain tiga peristiwa penting di atas, ada juga salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah, yaitu pembicaraan Nabi Musa dengan Allah ketika menerima wahyu berupa kitab Taurat, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, yaitu:

وَلَمَّا جَاء مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ

Artinya: “Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan telah berfirman (langsung) kepadanya (Musa).” (QS. Al-A’raf: 143).

Imam Ibnu Katsir ad-Dimisyqi (wafat 774 H) dalam kitab tafsirnya mengutip beberapa pendapat mayoritas ulama tasir, di antaranya Imam Mujahid, Masruq, dan Ibnu Juraih, bahwa kejadian di atas terjadi pada bulan Dzulqa’dah. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Azhim, [Darut Thayyibah: 1999], juz III, halaman 468).

Demikian beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa terus meningkatkan ibadah dan ketaatan, serta menjauhi maksiat di bulan yang mulia ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya