Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sumber protein yang digemari oleh sebagian besar orang adalah daging. Namun mengolah dan menyimpan daging terutama daging sapi harus melalui berbagai proses agar kualitas dan kenikmatannya tetap terjaga.
Di sisi lain, tak banyak orang yang menaruh perhatian khusus pada cara menyimpan daging yang benar. Kebanyakan orang hanya fokus pada bumbu dan cara pengolahan saja. Celebrity Chef Yuda Bustara menjelaskan bahwa daging sapi yang dibeli dalam suhu ruang sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke dalam kulkas, tapi dibiarkan dalam suhu ruang terlebih dahulu. Tapi jika Anda tidak ingin langsung mengolahnya, sebaiknya segera dimasukkan ke dalam freezer di kulkas.
Advertisement
"Kalau kita baru beli (daging) dari supermarket atau mana pun biasanya diperhatikan dalam kondisi apa dibelinya. Kalau belinya room temperature seperti di pasar tradisional, berarti dibiarkan aja room temperature,” ungkap Chef Yuda Bustara saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.
Namun jika kita membeli daging dalam kondisi beku, menurut Chef Yuda bisa langsung disimpan kembali ke freezer jika tak ingin langsung dimasak. “Tapi kalau beku, berarti abis sampe rumah langsung dibekukan lagi sampai mau dipakai atau dimasak,” ujarnya.
Chef Yuda menyatakan bahwa Anda juga bisa memarinasi daging sapi dengan bumbu lalu menyimpannya di freezer, jika ingin dikonsumsi beberapa hari atau seminggu kedepan. Namun, hindari menyimpan marinasi daging terlalu lama, karena akan mempengaruhi cita rasa daging dan teksturnya.
"Jadi kalau disimpan tapi udah dimarinasi dengan bumbu atau garam tapi dipakenya masih beberapa hari lagi, berarti harus dimasukkan freezer," terangnya.
Hal lain yang wajib diperhatikan adalah perubahan suhu ketika menyimpan daging. Anda tak bisa berkali-kali mengeluarkan serta memasukkan daging ke freezer atau kulkas. Perubahan suhu yang berkali-kali itu bisa membuat kualitas daging menurun. Bahkan, kebiasaan itu bisa membuat tekstur daging jadi lebih kering ketika diolah nantinya.
Mencairkan Daging Beku
"Sekali saja, jangan dua kali ya. Biasanya ibu-ibu suka nggak konsisten, udah dicairin tapi gak jadi dimakan, terus dimasukin freezer lagi. Jangan, nanti kualitasnya bisa berkurang dan ini bikin dagingnya agak kering," tuturnya.
Daalm kesempatan itu, Chef Yuda juga mengungkap cara mencairkan daging beku yang benar agar tidak merusak tekstur, rasa, maupun kualitas daging. Apalagi, banyak orang salah kaprah dengan merendam daging beku dengan air.
Mencairkan daging beku dengan cara direndam di dalam air, menurut Chef Yuda, justru bisa merusak tekstur daging. Hal itu juga bisa menambah risiko daging terpapar bakteri yang dibawa dari air sehingga kurang baik untuk kesehatan.
"Tidak disarankan direndam air karena takut tekstur berubah. Jadi biarkan suhu daging dari beku turun secara perlahan," terangnya.
Ia pun menyarankan agar memasak daging itu tidak mendadak, tapi harus direncanakan. Tujuannya, supaya bisa mempersiapkan proses pencairan daging dari sehari sebelum proses memasak.
"Kalau masak daging direncanakan, misalnya mau barbeque-an hari Minggu, jadi hari Sabtu sudah ditaruh di luar, atau taruh di bagian kulkas atas, turunnya pelan-pelan, jangan taro di microwave atau direndam air," jelasnya.
Advertisement
Daging Beku
Ia mengakui sering melihat ibu-ibu yang sudah berencana memasak, namun ditunda padahal daging bekunya sudah mencair. Chef Yuda mengingatkan cara ini dipastikan bakal menurunkan kualitas keempukan daging secara drastis.
"Kalau daging itu sudah beku dicairin, terus dibekuin lagi, itu teksturnya udah nggak juicy lagi karena airnya sudah keluar," ucapnya. Menurut Chef Yuda, bila ingin daging beku ingin cepat mencair, bisa dengan cara mendiamkan daging di suhu ruangan dengan cara ditutup untuk menghindari bakteri.
Ia juga berpesan agar tidak menyiram daging beku dengan air hangat, yang lagi-lagi bisa mengubah tekstur daging. "Lebih baik taruh di suhu ruangan, kira-kira satu jam cukup, terus ditutup, pakai kain atau apa biar nggak ada lalat, supaya tetap bersih," pungkasnya.
Salah satu jenis daging yang disukai masyarakat Indonesia adalah daging sapi Australia karena kualitasnya. Ciri khas daging sapi Australia di antaranya adalah teksturnya yang lebih lembut dan proses pembuatannya tidak butuh waktu lama. Karena itu, banyak yang mengolahnya menjadi berbagai menu, mulai dari steak hingga rendang.
Sapi di Australia menggunakan Identifikasi Ternak Nasional atau NLIS, yakni sistem untuk identifikasi dan pelacakan ternak yang mendukung keamanan hayati, keamanan pangan, integritas produk, dan akses pasar.
Daging Sapi Australia
Sapi di Australia menggunakan Identifikasi Ternak Nasional atau NLIS, yakni sistem untuk identifikasi dan pelacakan ternak yang mendukung keamanan hayati, keamanan pangan, integritas produk, dan akses pasar.
"Australia itu menerapkan sistem teknologi pelacakan (traceability system) dengan cara pemasangan chip pada setiap telinga sapi. Cara ini dilakukan buat menelusuri pergerakan ternak mulai dari dilahirkan sampai dipotong. Metode ini diipakai untuk menjamin sistem keamanan pangan yang ketat di Australia," terang Chef Yuda.
Chef Yuda menambahkan, Australia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim, cuaca, dan kondisi yang baik untuk beternak. Ada banyak pakan rumput di negeri tersebut, yang membuat hewan ternak jauh dan bebas dari zat adiktif serta hormon artifisial.
Para peternak di Australia biasanya memakai metode grassfed (pakan rumput) dan grainfed (pakan biji-bijian). Sapi yang dikembangkan dengan metode grassfed biasanya lebih rendah lemak dan kolesterol dengan jumlah kalori lebih kecil.
Soal halal, Chef Yuda menegaskan bahwa daging-daging sapi dari Australia ini telah dipastikan halal. Bahkan, ada kandang sapi khusus untuk sapi-sapi yang akan dikirimkan ke Indonesia.
Advertisement