Liputan6.com, Tokyo - Produksi roti di Tokyo terpaksa dihentikan setelah bagian dari “hewan kecil” ditemukan oleh setidaknya dua orang.
Pasco Shikishima Corp, yang memproduksi roti tersebut, mengatakan bahwa 104.000 paket telah ditarik kembali sambil mereka meminta maaf dan menjanjikan kompensasi, mengutip dari news.sky.com.
Advertisement
Perwakilan dari perusahaan tersebut mengatakan bahwa itu adalah "tikus hitam kecil" yang ditemukan di dalam roti.
Tidak ada pelanggan yang dilaporkan jatuh sakit akibat mengonsumsi roti yang terkontaminasi, tambah perusahaan tersebut.
"Kami sangat meminta maaf atas ketidaknyamanan dan masalah serius yang disebabkan oleh kejadian ini kepada pelanggan, pemasok, dan pihak terkait lainnya," kata mereka.
Pasco menambahkan dalam pernyataan terpisah bahwa "kami akan melakukan yang terbaik untuk memperkuat kontrol kualitas kami agar hal ini tidak akan pernah terjadi lagi. Kami meminta pengertian dan kerjasama Anda."
Media Jepang melaporkan bahwa setidaknya dua orang yang membeli roti di Prefektur Gunma, barat laut Tokyo, mengeluh kepada perusahaan tentang temuan seekor tikus di dalam roti.
Perusahaan yang berbasis di Kota Nagoya, Jepang tengah, ini juga membuat roti gulung, bagel, dan muffin.
Roti tersebut telah dijual di berbagai daerah, termasuk Ibaraki, Niigata, Kanagawa, Fukushima, Aomori, dan Tokyo, menurut Pasco.
Untuk diketahui, Jepang memiliki standar keamanan pangan yang relatif tinggi.
Hati-Hati Santap Olahan Ikan Setengah Matang, Kaki dan Tangan Wanita Amerika Terpaksa Diamputasi
Sementara itu, seorang wanita bernama Laura Barajas asal California, Amerika Serikat, terpaksa kehilangan empat anggota tubuhnya akibat terinfeksi bakteri setelah mengonsumsi ikan setengah matang. Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri Vibrio vulnificus yang mematikan.
Dilansir dari Asia One, Senin, 18 September 2023, Laura menjalani operasi darurat pada Rabu, 13 September 2023, setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan untuk berjuang melawan infeksi tersebut. Ibu seorang anak laki-laki berusia enam tahun itu jatuh sakit beberapa hari.
Ia sebelumnya memasak dan mengonsumsi ikan yang dibelinya dari sebuah pasar lokal pada akhir Juli 2023. "Dia hampir kehilangan nyawanya. Dia menggunakan alat bantu pernapasan," kata Anna Messina, rekan Laura, kepada stasiun berita lokal Kron4 di San Francisco Bay Area.
Messina juga menyebutkan bahwa akibat dari infeksi tersebut, anggota tubuh Barajas berubah menjadi kehitaman. "Mereka membuatnya koma secara medis. Jari-jarinya hitam, kakinya hitam, bibir bawahnya hitam. Dia menderita sepsis total dan ginjalnya gagal," ungkap Messina. Dokter memutuskan mengamputasi kaki dan tangannya akibat komplikasi infeksi itu.
Messina yakin bahwa infeksi yang dialami oleh temannya tersebut disebabkan oleh Vibrio vulnificus, yang merupakan bakteri yang telah diperingatkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 1 September 2023. Menurut CDC, penularan bakteri itu dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang atau membiarkan luka terkena air laut.
Advertisement
Bakteri Mematikan
Saat ini, sekitar 150–200 kasus infeksi dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat. CDC menambahkan bahwa sekitar satu dari lima orang yang terinfeksi meninggal.
Messina juga mengatakan bahwa dia dan keluarga Barajas masih berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Dia berharap orang-orang akan menyadari betapa berharganya sebuah kehidupan. "Bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini karena bisa diambil dengan begitu cepat dan mudah," imbuhnya.
Sepanjang cobaan beratnya, rekan Barajas yaitu Jose Valdez, selalu mendampinginya. Messina juga telah membuat sebuah halaman donasi GoFundMe untuk membantu membayar biaya pengobatan temannya. Hingga saat ini, lebih dari 35.000 Dolar AS atau sekitar Rp537,6 juta telah terkumpul
Selain bakteri Vibrio vulnificus yang berbahaya, terdapat pula penyakit yang ditularkan melalui binatang yang disebut Virus Nipah. Melansir kanal Global Liputan6.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan apa itu virus Nipah. Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis, artinya dapat menyebar antara hewan dan manusia.