Liputan6.com, Jakarta - Jalan Trans Sulawesi penghubung Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, putus akibat banjir Konawe Utara. Sejak Minggu (5/5/2024), kendaraan roda dua dan empat, sudah kesulitan melintas.
Hingga Jumat (10/5/2024), sudah ada enam kendaraan roda empat terjebak di lokasi banjir Kelurahan Linomoyo Kecamatan Oheo. Mereka memaksa melintas dan terjebak di tengah jalur dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter.
Advertisement
Hingga saat ini, pihak BPBD Konawe Utara belum bisa mengevakuasi kendaraan terjebak. Sebab, memerlukan alat berat dan kondisi medan masih sangat sulit ditembus.
Hingga saat ini, warga dan pengendara roda dua dan empat, masih berupaya menembus jalan putus. Mereka menggunakan pincara, rakit buatan dari drum bekas.
Armin (29), salah seorang penarik pincara (rakit buatan) mengatakan, untuk mengevakuasi mobil terjebak, memerlukan mesin yang kapasitasnya lebih besar.
"Harus dobel sampai 6 atau tujuh mesin karena itu mobil truck. Untuk mobil minibus atau motor, satu mesin saja," ujar Armin.
Sekitar 30 kilometer dari Oheo, sebuah perkampungan juga ikut terendam banjir. Dua Desa Puuwanggudu dan Puuwanggudu Raya. Sebanyak
Kepala Desa Puuwanggudu, Jumran Amin, menyatakan banjir bertepatan dengan waktu panen padi dan sayur-sayuran. Dia memastikan, seluruhnya gagal dipanen.
Kata Jumran, banjir merendam sekitar 150 hektare sawah. Luas lokasinya, dimiliki 180 orang petani.
Lebih lanjut, Jumran menambahkan, hari ini adalah hari kesepuluh desa mereka terendam banjir. Kata dia, ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter di beberapa rumah.
"Jumlah sementara, 91 rumah terendam banjir. Ada 142 kepala keluarga yang terdampak langsung," kata Jumran.
Dia memaparkan, sebanyak 482 jiwa mengungsi di wilayah aman di Konawe Utara. Beberapa dari mereka sudah dievakuasi di hunian tetap (huntap). Sisanya, tinggal di hunian sementara.