Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA), regulator keuangan dan bank sentral Hong Kong, berkolaborasi dengan industri untuk mengeksplorasi tokenisasi aset. HKMA secara resmi mengumumkan pada 7 Mei kalau akan membentuk komunitas khusus yang terdiri dari perwakilan industri dan regulator untuk mengembangkan standar tokenisasi.
Komunitas ini dinamai Komunitas Arsitektur Project Ensemble dan bertujuan untuk mengawasi dan mendukung pengembangan proyek tokenisasi di Hong Kong.
Advertisement
Inisiatif ini juga dirancang untuk mempromosikan dan mendukung interoperabilitas antar mata uang digital bank sentral grosir (wCBDC) sejenis uang digital yang digunakan antar bank dan lembaga keuangan.
Menurut pengumuman tersebut, komunitas pada awalnya akan fokus pada pembentukan mekanisme untuk mendukung penyelesaian simpanan token antar bank yang lancar melalui wCBDC untuk transaksi aset yang diberi token.
Saat peluncurannya, Komunitas Arsitektur Project Ensemble akan terdiri dari regulator seperti HKMA, Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong, BIS Innovation Hub Hong Kong Centre, dan Kelompok Pakar CBDC.
Sektor swasta diwakili oleh tujuh anggota, termasuk Bank of China (Hong Kong), Hang Seng Bank, HSBC, Standard Chartered Hong Kong, HashKey Group, Ant Digital Technologies dan Microsoft Hong Kong.
Bersama-sama, perusahaan dan otoritas diharapkan merancang dan meluncurkan Project Ensemble Sandbox, yang ditargetkan diluncurkan sekitar pertengahan 2024 untuk memfasilitasi penelitian lebih lanjut dan pengujian kasus penggunaan tokenisasi.
"Pembentukan Komunitas didasarkan pada berbagai pertimbangan yang cermat, termasuk keahlian anggota dalam berkontribusi terhadap pengembangan pasar tokenisasi di Hong Kong, pengalaman dan kompetensi di bidang terkait, serta kemampuan inovatif,” kata HKMA dalam pengumumannya, dikutip dari Cointelegraph, ditulis Sabtu (11/5/2024).
Pengumuman HKMA muncul beberapa bulan setelah otoritas tersebut pertama kali mengungkapkan Project Ensemble untuk mendukung pengembangan pasar tokenisasi Hong Kong.
Mantan Pengacara Ini Sebut Kasus Bos Binance dan FTX Tunjukkan Sisi Gelap Kripto
Sebelumnya, mantan pengacara senior Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika Serikat (CFTC), Braden Perry menyoroti kasus yang menimpa dua tokoh kripto ternama yaitu Changpeng Zhao dan Sam Bankman-fried.
Perry berkomentar kasus yang menimpa Zhao dan Bankman-Fried menyoroti sudut gelap dan terlarang dari kripto. Ia menuturkan, membandingkan CZ dan SBF, kedua tokoh tersebut muncul sebagai tokoh terkemuka di sektor mata uang kripto tetapi dalam keadaan yang sangat berbeda.
"Sifat dugaan kejahatan mereka mencerminkan aspek berbeda dari sudut gelap dan terlarang kripto, kasus CZ tampaknya berfokus pada peraturan dan kepatuhan,” kata Perry, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (9/5/2024).
Seperti diketahui, Sam Bankman Fried dari FTX dan Changpeng Zhao dari Binance, yang pernah menjadi penguasa dunia kripto, baru-baru ini menghadapi tantangan hukum dan hukuman penjara, yang menunjukkan sifat ruang yang tidak dapat diprediksi.
Dengan pengadilan memutuskan 25 tahun penjara untuk Bankman Fried dan hukuman 4 bulan untuk Zhao, pertempuran berkepanjangan antara para raksasa kripto dilaporkan berakhir dengan penyelesaian antiklimaks.
Kasus yang menimpa FTX pada akhir 2022 menyebabkan runtuhnya industri kripto karena banyaknya perusahaan kripto yang terafiliasi dengan FTX. Selain itu, kasus bangkrutnya FTX turut mendorong harga Bitcoin turun hingga USD 16.000 atau setara Rp 256,2 juta (asumsi kurs Rp 16.013 per dolar AS) pada saat itu.
Advertisement
Ekspansi, Pertukaran Kripto Bybit Ajukan Izin Operasi di Hong Kong
Sebelumnya, Bybit, bursa mata uang kripto global, telah resmi mengajukan izin beroperasi di Hong Kong. Permohonan tersebut diajukan di tengah lanskap peraturan Hong Kong yang terus berkembang untuk aset digital.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (6/2/2024), pertukaran kripto Bybit, dikenal menawarkan perdagangan derivatif kripto, ingin memasuki pasar Hong Kong, yang telah menunjukkan minat yang semakin besar terhadap mata uang kripto.
Hong Kong tengah membangun kerangka peraturan yang jelas untuk bisnis kripto dan pemerintahnya telah mengambil sikap menyambut baik pertukaran aset digital yang bersedia beroperasi berdasarkan pedoman peraturannya.
Hong Kong tahun lalu telah mengubah sikapnya terhadap perdagangan mata uang kripto ritel, yang sebelumnya hanya diperbolehkan bagi investor profesional. Sebelumnya negara tersebut telah menyatakan niatnya untuk menjadi pusat aset digital regional, namun berhati-hati dalam menyetujui izinnya.
Sejak dibuka untuk sektor ritel Agustus lalu, hanya dua bursa, OSL dan HashKey, yang telah diberikan persetujuan oleh regulator sekuritas kota untuk menyediakan layanan perdagangan kripto kepada investor ritel.
Belum lama ini, Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) dilaporkan menerima permohonan ETF Bitcoin spot pertama. Ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui ETF BTC spot pertama di Amerika Serikat.
Laporan tersebut menambahkan badan pengawas secara aktif bekerja untuk mempercepat proses persetujuan ETF di negara tersebut untuk meluncurkan ETF Bitcoin spot Hong Kong pertama setelah Tahun Baru Imlek pada 10 Februari.
Menurut laporan tersebut, badan pengawas Hong Kong mungkin mengikuti pendekatan serupa dengan SEC AS dan menyetujui beberapa ETF spot untuk memastikan persaingan yang setara.
Regulator Hong Kong Tetapkan Persyaratan Minimum Asuransi Pertukaran Kripto Jadi 50 Persen
Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong telah menetapkan persyaratan asuransi minimum sebesar 50% untuk bursa kripto berlisensi yang menangani aset pelanggan.
Dilansir dari Cointelegraph, Sabtu (3/2/2024), menurut perusahaan aset digital OSL Exchange, minimal pertanggungan asuransi 50% berlaku untuk seluruh aset yang disimpan.
OSL mengumumkan mereka telah menandatangani kemitraan dua tahun dengan Canopius, sindikat penjamin emisi Lloyds of London, untuk polis asuransi yang mencakup 95% aset penggunanya.
HashKey Exchange, platform perdagangan aset virtual berlisensi lainnya di Hong Kong, juga menandatangani perjanjian asuransi kripto dengan OneInfinity pada 16 November 2023. Menurut laporan berita lokal, cakupan tersebut menjamin perlindungan aset pengguna senilai hingga hingga USD 400 juta atau setara Rp 6,3 triliun (asumsi kurs Rp 15,827 per dolar AS).
Sejak Hong Kong membuka perdagangan kripto untuk investor ritel pada Agustus lalu, OSL dan HashKey tetap menjadi satu-satunya bursa yang memegang lisensi perdagangan aset virtual.
Terdapat 13 entitas yang mengajukan izin tersebut pada saat publikasi. Sebagai bagian dari persyaratan perizinan, pemohon harus lulus pemeriksaan uji tuntas yang ketat, seperti audit keuangan tradisional yang cakupannya lebih luas daripada bukti cadangan.
Meskipun biaya permohonan lisensi hanya memakan biaya beberapa ratus dolar, masing-masing perusahaan Web3 menghabiskan sebanyak USD 25 juta atau setara Rp 395,6 miliar untuk membangun aplikasi mereka untuk lisensi tersebut.
Sebagian besar pengeluaran berasal dari pengembangan produk dan pembangunan tim, seringkali dari nol untuk pelamar yang merupakan entitas keuangan tradisional yang belum pernah terpapar kripto sebelumnya.
Advertisement