Liputan6.com, Stavelot - Jenama balap asal Prancis, Alpine, mewujudkan konsep supercar hidrogen Alpine Alpenglow Hy4 yang akan digunakan di lintasan balap endurance. Perusahaan juga berambisi untuk mengaspalkan model ini ke jalan-jalan umum di masa depan.
Lahir dari konsep Alpenglow yang melakukan debut perdana pada Oktober 2022 lalu, mobil balap ini lepas melakukan debut dinamisnya di balap ketahanan 6 Hours of Spa-Francorchamps FIA WEC di Belgia, pada Sabtu (11/5/2024).
Advertisement
Kendati demikian, Alpine Alpenglow Hy4 tidak hadir sebagai peserta, melainkan ambil bagian mengisi pertunjukan dalam ajang balapan tersebut untuk memamerkan kebolehan kinerja dari teknologi yang sedang berkembang.
Dengan pembuangan nol emisinya yang hanya akan menyemburkan percikan air, mesin hidrogen memang tetap akan mempertahankan deru dan emosi mesin, tak seperti mobil listrik yang senyap. Membuatnya cocok untuk pertunjukan balap yang memicu adrenalin.
Disitat dari Autocar, hidrogen akan disedot mesin empat silinder 2,0 liter turbocharged baru yang dibenamkan ke dalam Alpenglow Hy4 dari tiga tangki miliknya yang masing-masing membawa 2,1 kg gas.
Reaksi kimia antara hidrogen terkompresi dan oksigen akan menghasilkan daya listrik untuk memicu putaran hingga 7.000 rpm dan memuntahkan tenaga hingga 340 tenaga kuda yang akan disalurkan ke roda melalui gearbox sekuensial 7-percepatan.
Alpine membawa konsep ini menjadi mobil hidrogen untuk kebutuhan balap yang nyata dengan beberapa ubahan proporsi, seperti mengalihfungsikan sidepod sebagai tempat tangki hidrogen.
Akan Menggendong Mesin V6 Saat Bersaing di 24 Hours of Le Mans Edisi 2027
Mesin empat silinder yang ada sekarang akan dicopot Alpine pada rangkaian tur demonstrasi Alpine Alpenglow Hy4 di beberapa acara penting lain kedepannya.
Slot mesin tersebut akan ditanamkan V6 bertenaga hidrogen untuk memperagakan inovasi terdepan Alpine dalam pengembangan mesin tersebut.
Langkah nyata selanjutnya, mesin V6 hybrid akan mentenagai pembalap Alpine pada 24 Hours of Le Mans edisi 2027, tahun di mana mobil berbahan bakar hidrogen diizinkan untuk berkompetisi untuk pertama kalinya.
"Sebagai bagian dari partisipasi aktif kami dalam dekarbonisasi olahraga kendaraan bermotor, kami melihat mesin pembakaran internal hidrogen sebagai solusi yang sangat menjanjikan," ucap Bruno Famin, wakil presiden Alpine Motorsports dikutip dari Autocar.
"Kami tahu bahwa hidrogen akan menjadi langkah penting dalam dekarbonisasi mobil endurance generasi berikutnya dan juga untuk mobil Formula 1, terutama dengan beralih ke penyimpanan cairan untuk kekompakan dan performa yang lebih baik," dirinya menandaskan.
Advertisement
Plus Minus Bahan Bakar Hidrogen Hari Ini
Meski ditujukan untuk sifatnya yang ramah lingkungan sembari menjaga deru mesin demi nuansa balap yang berperforma, produksi bahan bakar hidrogen hari ini masih memerlukan senyawa hidrokarbon dari bahan bakar fosil untuk mengubah gas alam yang ramah lingkungan menjadi bahan bakar hidrogen.
Hasil dari proses ini sering disebut sebagai hidrogen 'abu-abu' dan 'biru' yang masih menghasilkan emisi, meski keluaran knalpot mobil nantinya akan menghasilkan emisi bersih.
Sementara produksi yang ramah lingkungan yang menghasilkan hidrogen 'hijau' tersedia dengan biaya yang terbilang mahal. Hidrogen ini dibuat dengan mengelektrolisis air dengan sumber listrik terbarukan.
Untuk konteks kelas mobil balap, wajar jika hidrogen ramah lingkungan ini kemudian bisa dipenuhi. Meski begitu, untuk bisa melenggang bebas di jalan-jalan belum diketahui pasti bagaimana perkembangan teknologi kedepannya.
Yang jelas, Alpine telah menampakkan wajah dalam persaingan inovasi solusi terbarukan ini, dan membawanya ke sirkuit balapan.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement