Bolehkah Bayi Lahir Langsung Dikasih Nama, atau Haruskah Tunggu Syukuran dan Aqiqah?

Hukum memberi nama bayi segera setelah lahir, haruskah menunggu aqiqah untuk memberi nama bayi?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2024, 22:30 WIB
ilustrasi bayi kembar

Liputan6.com, Jakarta - Memberi nama kepada seorang anak yang baru lahir adalah momen yang istimewa dalam kehidupan seorang orang tua. Sebuah nama bisa menjadi identitas yang akan dibawa anak sepanjang hidupnya, oleh karena itu penting untuk memilih dengan penuh pertimbangan.

Banyak orang tua mulai memikirkan dan mempersiapkan nama saat mereka sedang hamil, dan seringkali mereka memiliki daftar nama yang telah dipertimbangkan sebelum kelahiran anak mereka.

Namun, keputusan akhir tentang nama bayi seringkali dibuat setelah kelahiran anak, dan ini bisa terjadi segera setelah kelahiran atau setelah acara syukuran atau aqiqah.

Nah, yang benar yang mana? Apakah setelah lahiran tepat, atau menunggu syukuran atau aqiqah, hukumnya bagaimana?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Pendapat Imam Nawawi

Ilustrasi bayi, kelahiran bayi. (Image by jcomp on Freepik)

Mengutip Bincangmuslimah.com, Imam Nawawi dalam kitabnya Syarh An-Nawawi ‘Ala Al-Muslim berpendapat, bahwa pada dasarnya hukum memberi nama anak pada hari lahirnya adalah Jawaz (Boleh). Berikut penjelasannya,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ وَفِيهِ جَوَازُ تَسْمِيَةِ الْمَوْلُودِ يَوْمَ وِلَادَتِهِ ، وَجَوَازُ التَّسْمِيَةِ بِأَسْمَاءِ الْأَنْبِيَاءِ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ وَسَلَامُهُ

Artinya: Dari Anas bin Malik: Rasulullah bersabda, “Semalam terlahir seorang anak bagiku, kunamai dengan nama bapakku, Ibrahim.” Dalam hadis ini menjelaskan bahwasanya memberi nama anak pada hari kelahirannya hukumnya adalah boleh. Berdasarkan hadis ini pula menjadi dasar di dalam kebolehan memberi nama anak dengan menggunanaka nama-nama para nabi (Syarah an-Nawawi ‘Ala Al-Muslim, Juz 14 hal: 470)

Sedangkan di dalam kitab Al-Adzkar Imam Nawawi berpendapat, sunnah memberi nama anak pada saat ia berumur tujuh hari atau pada hari pertama dilahirkan.

السنة أن يُسَمَّى المولودُ في اليوم السابع من ولادته ، أو يوم الولادة

Sunnah memberikan nama anak 7 hari setelah kelahirannya, atau pada hari dilahirkan. (Al-Adzkar, hal: 286)

Al-Hafidz Abi al-Fadlal Zainuddin Abdurrahim bin al-Husain Al-‘Iraqi dalam karyanya Tharh at-Tastrib fi Syarh al-Taqrib mengutip beberapa pendapat ulama mengenai hukum pemberian nama pada anak. Sebagai berikut,

يستحب أن يسمى المولود في اليوم السابع ، ويجوز قبله ، وبعده ، وقد تظاهرت الأحاديث الصحيحة في ذلك وبهذا قال الحسن البصري ومالك والشافعي وأحمد وغيرهم قال أصحابنا: ولا بأس أن يسمى قبله. وقال محمد بن سيرين وقتادة والأوزاعي: إذا ولد وقد تم خلقه سمى في الوقت إن شاءوا. وقال ابن المنذر: تسميته يوم السابع حسن، ومتى شاء سماه. وقال ابن حزم: يسمى يوم ولادته، فإن أخرت تسميته إلى السابع فحسن. وقال ابن المهلب: يجوز تسميته حين يولد وبعده إلا أن ينوي العقيقة عنه يوم سابعه، فالسنة تأخيرها إلى السابع، وأخذ ذلك من قول البخاري في تبويبه (باب تسمية المولود غداة يولد لمن لم يعق)

Artinya: Dianjurkan memberi nama anak pada hari ketujuh setelah kelahirannya, dan boleh sebelum hari ketujuh dan boleh setelah hari ketujuh. Banyak hadis-hadis shahih yang menjelaskan mengenai hal ini. Pemberian nama pada hari ketujuh merupakan pendapat Hasan al-Basri, Imam Malik, Imam as-Syafi’i, Imam Ahmad dan selain mereka.


Beberapa Pendapat Soal Waktu Pemberian Nama

ilsutrasi bayu baru lahir

Murid-murid Imam Syafi’i berpendapat: Tidak masalah memberi nama sebelum hari ketujuh. Sementara Ibnu Siirin, Qatadah, dan Imam al-Jauzi berpendapat: Jika anak sudah terlahir dengan sempurna (keluar dari perut ibunya) maka pada saat itu juga diperbolehkan memberikan nama pada anak.

Ibnu Mundzir berpendapat: jika diberi nama pada hari ketujuh itu baik. Namun, kalau seandainya ingin memberi nama pada selain hari ketujuh maka hukumnya juga boleh.

Ibnu Hazm: diberi nama pada hari lahirnya. Namun, kalau seandainya menunggu sampai hari ketujuh maka baik.

Menurut Ibnu Mahlab: Diperbolehkan memberi nama ketika dilahirkan dan setelahnya, kecuali jika berniat untuk menggelar Aqiqah pada hari ketujuh, maka disunnahkan mengakhirkan sampai hari ketujuh. Pendapat beliau dinukil dari Imam Bukhari. (Tharh at-Tastrib fi Syarh al-Taqrib, Juz 5 hal: 203-204)

Kesimpulannya, memberi nama pada bayi sebelum acara syukuran atau walimah at-Tasmiyah adalah boleh.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya