Efek Kebisingan Jalan Raya, Bisa Bikin Gangguan Pendengaran hingga Picu Penyakit Jantung

Paparan kebisingan dari jalan raya dalam jangka waktu lama dapat memicu gangguan pendengaran hingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Mei 2024, 14:16 WIB
Kebisingan Jalan Raya Berkontribusi pada Gangguan Pendengaran hingga Picu Penyakit Jantung. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Suara bising yang ditimbulkan aktivitas kendaraan di jalan raya adalah salah satu sumber pencemaran suara yang paling umum di daerah perkotaan.

Paparan kebisingan dari jalan raya dalam jangka waktu lama dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan. Tak hanya picu gangguan pendengaran, suara bising dari jalan raya juga bisa menimbulkan depresi hingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut tulisan yang ditinjau ulang oleh dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hermina, Yudistira Panji Santosa, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa paparan kebisingan jalan raya dapat meningkatkan risiko masalah-masalah berikut:

Kerusakan Pendengaran

Paparan kebisingan yang berkepanjangan dapat merusak pendengaran. Suara bising yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut di telinga bagian dalam, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.

“Hal ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran seperti tinnitus dan depresi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,” mengutip tulisan yang ditinjau Yudistira di laman Hermina Hospital, Sabtu (11/5/2024).

Peningkatan Tekanan Darah

Studi juga telah menunjukkan bahwa paparan kebisingan jalan raya yang berkelanjutan dapat meningkatkan tekanan darah.

Suara bising yang konstan dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.


Kebisingan Jalan Raya Picu Gangguan Tidur

Tak henti di situ, kebisingan jalan raya juga dapat mengganggu tidur, terutama saat malam hari.

Gangguan tidur yang disebabkan oleh suara bising dapat memicu stres, kelelahan, dan meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung.

Peningkatan Kadar Kolesterol

Studi lain telah menunjukkan bahwa paparan kebisingan jalan raya dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembentukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.


Kebisingan Jalan Raya Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Yudistira menyimpulkan, paparan kebisingan jalan raya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan kebisingan dan melindungi kesehatan, masyarakat dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis ini.

“Oleh karena itu, penting untuk menyadari dampak negatif kebisingan jalan raya pada kesehatan dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan untuk melindungi diri Anda dan orang-orang yang Anda sayangi.”


Mengenal Bising

Senada dengan Yudistira, dokter dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), Handojo Kun Hendrawan juga mengatakan bahwa bising memang dapat menyebabkan dampak sistemik seperti tekanan darah tinggi dan stres.

Oleh karena itu, pencegahan sangat dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan alat pelindung telinga selama dan pemeriksaan telinga rutin.

Dia menambahkan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2018 memuat bising sebagai suara yang tak dikehendaki dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pendengar.

Secara luas, bising tak melulu soal suara keras, tapi berbagai suara yang tidak dikehendaki oleh pendengarnya.

“Misalnya, kita biasa mendengar musik klasik, tiba-tiba kita mendengar musik dangdut. Sekalipun suaranya pelan, tetapi itu merupakan suara yang tak dikehendaki,” tutur dokter lulusan Universitas Atma Jaya tersebut dalam keterangan lain.

Tak hanya di jalan raya, kebisingan juga dapat terjadi di berbagai tempat lain seperti kantor atau tempat kerja. Menurut Handojo, ada banyak penyebab bising yang dapat terjadi di tempat kerja.

Umumnya, mesin peralatan industri seperti kompresor dan generator menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, peralatan perkakas tangan seperti gergaji mesin, bor listrik, obeng listrik, dan gerinda juga dapat menyebabkan bising.

“Peralatan manual seperti palu pun dapat menimbulkan bising. Jadi, di tempat kerja itu pasti ada bisingnya,” ucapnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya