Liputan6.com, Kendari- Korban terdampak banjir Konawe Utara mencapai 1.041 orang hingga Sabtu (11/5/2024). Jumlah ini terus bertambah setelah sebelumnya BPBD mencatat jumlah korban sebanyak 983 orang sejak Kamis (9/5/2024).
Bupati Konawe Utara Ruksamin turun langsung mengevakuasi warga korban banjir. Dia bersama BPBD dan OPD terkait menyambangi rumah warga terendam banjir dan menyambangi lokasi banjir.
Ruksamin, terlihat masuk hingga ke rumah lokasi korban banjir dan meminta mereka keluar rumah dan menuju tempat aman. Pasalnya, hingga hari kesepuluh, beberapa lokasi rumah warga masih terendam banjir hingga 1 meter.
Sehari sebelumnya, Bupati Konawe Utara juga membagi-bagikan makanan ke sopir dan penumpang truk serta minibus yang terjebak di Jalan Trans Sulawesi. Mereka tak dapat melanjutkan perjalanan hingga ke Morowali Sulawesi Tengah akibat jalur putus terendam banjir hingga 2 meter. Kondisi ini sudah terjadi selama 4 hari.
Baca Juga
Advertisement
Warga dan sopir antusias menerima bantuan ini. Sebab, beberapa sopir sudah mengantre beberapa hari dan menghabiskan uang saku hanya untuk membeli makanan. Bahkan, beberapa penumpang yang tak dapat melanjutkan perjalanan, membawa anak kecil.
Seorang sopir, Faisal mengatakan, hanya mampu membeli mi instan untuk tetap bertahan selama beberapa hari sambil menunggu banjir surut. Jika membeli lebih, ia akan kehabisan uang lebih dulu.
Bupati Konawe Utara Ruksamin mengatakan, pihak Pemkab Konut mengatakan, salah satu alasannya kenapa banjir lama surut yakni sedimentasi di teluk dan tengah sungai.
"Ada beberapa sedimentasi di tengah sungai dan teluk membentuk pulau pulau kecil bahkan sudah ada pendangkalan, apalagi bertepatan dengan Laut pasang," ujar Ruksamin.
Dia mengatakan, penyebab banjir Konawe Utara terdiri dari beberapa faktor. Yakni, beberapa proyek Jalan Nasional ada beberapa titik jalan harus ditimbun. Namun, ternyata ada masalah di proyek yang dikerjakan Balai Jalan Nasional sehingga proyek terhenti.
"Namun, kami tak tahu soal masalah itu," ujar Ruksamin.
Alasan lainnya, kata Ruksamin, tanggul penahan banjir yang saat ini belum selesai dikerjakan Balai Sungai Wilayah II Sulawesi. Sehingga, salah satu alasan menyebabkan air jebol dan cepat merendam beberapa wilayah.
Dia memaparkan, salah satu alasan besar lainnya yakni pembangunan kolam retensi. Kolam ini rencana menjadi penampung air hujan dan sungai di wilayah Kecamatan Oheo. Sehingga, ketika hujan deras di hulu, banjir akan tertampung sebelum masuk ke sungai.
"Namun, sampai saat ini masyarakat Oheo Konawe Utara masih ada penolakan, padahal ini sangat penting posisinya," kata Ruksamin.
Diketahui, ada enam kecamatan yang terendam banjir Konawe Utara. Yakni, Oheo, Andowia, Langgikima, Wiwirano, Landawe dan Asera. Sebanyak 28 desa terendam banjir, beberapa desa diantaranya akses putus.
Simak Video Pilihan Ini:
Banjir Konawe Utara Terjang 6 Kecamatan
Banjir Konawe Utara menerjang wilayah pedesaan berada di dekat lingkar tambang nikel dan merendam enam kecamatan, Jumat (10/5/2024). Tercatat, banjir merendam di wilayah ini sudah terjadi sejak 10 hari sebelumnya meskipun skalanya kecil.
Kelimanya yakni, Kecamatan Landawe, Andowia, Asera, Langgikima, Oheo, Landawe dan Wiwirano. Air meluap hingga ke ratusan rumah penduduk sejak Sabtu (4/5/2024).
Wilayah terendam banjir makin meluas hingga masuk ke Jalan Trans Sulawesi, memutus total jalur lalu lintas Provinsi Sulawesi Tenggara-Sulawesi Tengah. Jalur ini berada di Oheo, salah satu kecamatan paling parah terendam banjir.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, sekitar 5-6 kendaraan roda empat dan alat berat pengangkut logistik terjebak banjir. Beberapa sopir yang memaksa menerobos, mobilnya terbalik di tengah arus deras.
Data BPBD Konawe Utara, jumlah warga terdampak mencapai 983 jiwa pada Kamis (9/5/2024). Namun, jumlah ini belum merupakan data pasti berdasarkan pantauan lapangan hingga Jumat (10/5/2024).
"Kami masih memantau dan masuk ke lokasi pemukiman warga. Evakuasi masih terus berjalan, saat ini yang kami utamakan adalah menempatkan pengungsi di wilayah aman," Ujar Kepala BPBD Konawe Utara Aidin.
Advertisement