Cegah DBD, Kolaborasi Dinkes Banyuwangi dan Swasta Canangkan 15 Desa Bebas Nyamuk

Kasus demam berdarah di Banyuwangi sepanjang 2024 mencapai 234 kasus dengan enam orang diantaranya meninggal dunia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 12 Mei 2024, 07:00 WIB
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi bersama pihak swasta mencanangkan program 15 desa sebagai pilot project Desa Bebas Nyamuk. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya cegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kasusnya tengah meningkat di Indonesia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mencanangkan program 15 desa sebagai pilot project Desa Bebas Nyamuk.

Ada dua kecamatan di Banyuwangi yang menjadi sasaran program tersebut, yakni Kecamatan Srono dan Kecamatan Muncar. Bedasarkan data Dinkes Banyuwangi, tingkat kasus demam berdarah di dua wilayah tersebut menjadi yang tertinggi selama 2024.

Sementara kasus demam berdarah di Banyuwangi sepanjang 2024 mencapai 234 kasus dengan enam orang diantaranya meninggal dunia.

Program Desa Bebas Nyamuk bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat memberantas nyamuk Aedes aegypti serta menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Berbagai kegiatan dilakukan dalam program ini, seperti penyuluhan kesehatan pada masyarakat, pembersihan lingkungan, fogging, hingga pembinaan kader kesehatan. Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan praktik 3M Plus yakni menguras, menutup, mendaur ulang, dan plus memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, DBD bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan.

"DBD bisa dicegah dengan bagaimana kita menjaga kebersihan lingkungan. Mulai dari menghilangkan genangan air yang bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk hingga menggunakan obat antinyamuk. Ini perlu dijadikan kebiasaan," tuturnya dalam peluncuran Desa Bebas Nyamuk Keluarga Sehat dan Bebas Gerak di Kantor Kecamatan Srono, Banyuwangi, Rabu (8/5). 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat menjelaskan, demam berdarah akan menyebar luas ketika ada nyamuk, lalu ada orang yang digigit nyamuk.

"Maka cara mencegahnya adalah kita menghindari supaya semaksimal mungkin tidak digigit nyamuk. Itulah yang kemudian ada banyak yang sudah dilakukan oleh pemerintah dengan PSN dan 3M+," ujarnya.

 


3M Plus dan Losion Antinyamuk

Program Desa Bebas Nyamuk didukung oleh Kementerian Kesehatan dan perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) Enesis. (Foto: Istimewa)

 

Selain menerapkan langkah yang telah disebutkan, menggunakan losion antinyamuk pun dinilai dapat mencegah penyebaran DBD.

"Kelemahannya nyamuk itu, nyamuk harus mengisap darah kita kemudian bisa hidup dan terbang. Bagaimana caranya membuat mereka tidak bisa mengisap darah kita dan mati? Ini ditemukan caranya dan terbukti sangat gampang, oleskan lotion antinyamuk. Kita semua harus bergotong royong dan saat ini pemerintah sudah setuju, kita terus akan menguatkan PSN dan dengan lotion antinyamuk, jangan kasih kesempatan nyamuk mengisap darah," ujar Amir.

Program Desa Bebas Nyamuk didukung oleh Kementerian Kesehatan dan perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) Enesis dalam meningkatkan kesadaran pencegahan DBD.

Head of HR dan Public Relations Enesis Group RM Ardiantara mengatakan, edukasi mengenai pentingnya pencegahan DBD dan Chikungunya melalui program Desa Bebas Nyamuk merupakan investasi jangka panjang.

"Di tengah lonjakan kasus yang mengkhawatirkan, kami percaya bahwa edukasi ini bukan hanya sekadar upaya sementara, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk mengubah perilaku dan menciptakan kebiasaan yang berkelanjutan," tuturnya.

 


Dilaksanakan Berkesinambungan

Gerakan Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak ini akan dilaksanakan berkesinambungan dengan program-program yang dijalankan pemerintah.

Diketahui Kementerian Kesehatan mempunyai program pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus. Sedangkan pemerintah daerah juga punya program Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).

Ipuk pun mengajak gerakan-gerakan tersebut dilaksanakan bersama guna meminimalisir risiko penyebaran kasus demam berdarah.

 


Libatkan 150 Kader Jumantik

Ada 150 kader juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) yang terlibat dalam program Desa Bebas Nyamuk. Mereka akan dibekali materi tentang edukasi masyarakat soal bahaya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penyakit demam berdarah, serta sosialisasi cara pencegahannya.

Direktur Human Resource Legal Public Relation and Regulation Enesis Group Bambang Cahyono mengatakan, para kader yang dibina itu akan turun ke desa-desa sasaran selama sebulan. Satu desa akan ditangani oleh sepuluh kader.

Bambang juga menyebut, setelah Bayuwangi, Enesis Group akan menjangkau daerah lain di Jawa Timur dan luar Jawa Timur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya