Liputan6.com, Jakarta - Aorta adalah pembuluh darah utama dan terbesar dari sistem peredaran darah manusia. Aorta punya tugas penting dalam mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
Mengingat peran vital dari aorta, bila ada gangguan bisa mengganggu kerja tubuh bahkan bisa menyebabkan kematian. Salah satu permasalahan pada aorta adalah aneurisma aorta.
Advertisement
Apa itu? Aneurisma aorta adalah yakni pelebaran abnormal pada dinding aorta. Kondisi ini bisa terjadi tanpa gejala. Padahal pembesaran aorta bisa menyebabkan pecah sewaktu-waktu yang berujung pada terjadinya pendarahan kritis.
Aneurisma Aorta Tersering di Perut dan Dada
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan dari Heartology Hospital, Suko Adiarto, mengatakan bahwa pembesaran aorta tersering terjadi pada perut dan dada.
"Saat dinding tebal dalam aorta tak lagi mampu mempertahankan bentuk aorta, maka aorta lama kelamaan akan melemah dan tak dapat menahan tekanan darah di dalam. Akibatnya, dinding aorta bisa pecah hingga menyebabkan perdarahan yang berujung pada pada kondisi kritis hingga kematian,” papar Suko.
Aneurisma Aorta Berkembang Lambat
Suko menjelaskan bahwa aneurisma aorta umumnya berkembang secara lambat dan bisa terjadi selama bertahun-tahun. Jika aneurisma aorta masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka hal yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan rutin melalui ultrasonografi dan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung.
Saat ukuran aneurisma besar dan tidak ditangani, beberapa komplikasi bisa saja muncul seperti diseksi aorta, yaitu robeknya lapisan dinding pembuluh darah aorta.
Maka dari itu waspada bila kerap merasakan nyeri dada, nyeri punggung dan sesak napas. Penting untuk segera memeriksakan ke dokter.
Penanganan Aneurisma Aorta yang Minim Sayatan
Guna mengembalikan fungsi aorta agar dapatmengalirkan darah ke seluruh tubuh secara normal dan menurunkan risiko pecahnya pembuluh darah aorta, ada prosedur medis minimal invasif yang mampu bisa dilakukan .
Yakni dengan menempatkan alat melalui lubang kecil di pangkal paha yang dikenal sebagai TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair) pada rongga dada dan EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) yang dilakukan perut.
Metode EVAR dan TEVAR sering dilakukan sebagai tindakan minim sayatan (minimal invasive) sehingga pasien tidak memerlukan tindakan bedah (open heart), melainkan dilakukan secara intervensi cukup dengan memasang stent graft ke dalam pembuluh darah aorta.
“Penggunaan teknologi medis terbaru sangat penting untuk memberikanpengobatan maksimal yang minimal invasive untuk segala penyakit jantung dan pembuluh darah,termasuk tindakan EVAR dan TEVAR. Perangkat ini terbuat dari jaring logam berlapis yang akanterbuka penuh di bawah sinar-X. Nantinya, alat tersebut mampu menguatkan aorta agar tetapterbuka dan memperbaiki dinding pembuluh darah yang membentuk kantung aneurisma,“ kata Suko dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
Pulih Lebih Cepat
Kedua prosedur ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan tindakan open heart. Termasuk waktu pemulihan yang lebih cepat, risiko komplikasi yang lebih rendah, dan prosedur yang lebih sedikit invasif.
Cegah dengan Cara Ini
Salah satu faktor pencetus aneurisma aorta adalah faktor genetik. Meski begitu ada beberapa cara yang bisa dilakukanuntuk mengurangi risiko penyakit ini muncul, diantaranya:
- rutin berolahraga
- menjaga tekanan darah tetap normal
- konsumsi makanan sehat rendah lemak dan kolesterol
- hentikan kebiasaan merokok
- menjaga berat badan agar tetap ideal.
Advertisement