Sebelum Berangkat ke Tanah Suci, Ini Hal yang Harus Disiapkan Calon Jemaah Haji yang Memiliki Diabetes

Calon jemaah haji dengan diabtes perlu berkonsultasi dengan dokter perihal kemungkinan komplikasi.

oleh Tim Health diperbarui 12 Mei 2024, 13:00 WIB
KKHI Makkah melakukan skrining dan identifikasi jemaah haji sakit yang bisa mengikuti layanan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta - Individu dengan diabetes yang hendak melakukan ibadah haji perlu mempersiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke Tanah Suci. Seperti disampaikan spesialis penyakit dalam Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Farid Kurniawan SpPD, PhD, calon jemaah haji dengan diabetes dapat mempersiapkan diri dengan lebih dulu berkonsultasi dengan dokter.

"Untuk mengatasi risiko-risiko memang harus ada persiapan khusus yang dipersiapkan pasien diabetes sebelum berangkat haji, dimulai dari konsultasi dokter," tutur Farid dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu, dilansir ANTARA.

Menurutnya, calon jemaah dengan diabtes perlu berkonsultasi dengan dokter perihal kemungkinan komplikasi dan penyesuaian dosis obat atau tipe insulin yang akan digunakan serta meminta dokter untuk memberikan surat keterangan mengenai kondisi dan pengobatan diabetes pasien yang bersangkutan.

Surat Keterangan dari Dokter

Surat keterangan kondisi dan pengobatan diabetes itu diperlukan guna memudahkan petugas kesehatan haji melakukan tindakan ketika pasien perlu penanganan medis di Tanah Suci.

Farid menjelaskan, surat keterangan itu berisi nama pasien, kontak yang dapat dihubungi serta jenis obat yang dikonsumsi.

"Isinya namanya siapa, kontak yang bisa dihubungi, grup atau kloter, termasuk juga informasi obat-obatan yang dikonsumsi apa saja. Nah itu biasanya memudahkan tim kesehatan atau panitia penyelenggara mengidentifikasi kebutuhan jamaah," kata Farid.

 


Dianjurkan Bawa Obat Dalam Jumlah yang Memadai

Penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji juga dianjurkan membawa persediaan obat dalam jumlah yang memadai atau lebih agar selalu tersedia apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Jemaah haji yang menderita diabetes, menurut Farid, sebaiknya memastikan obat yang akan digunakan dalam waktu 3x24 jam selalu ada di dalam tas tenteng bersama identitas saat beraktivitas di Tanah Suci.

Penderita diabetes yang membutuhkan insulin, ia mengatakan, sebaiknya menaruh insulin di dalam tas tenteng atau tas pendingin selama berada di dalam pesawat dan langsung menyimpannya di kulkas setelah tiba di pemondokan agar kondisinya tetap baik.

Dia juga mengingatkan pasien diabetes untuk memastikan persediaan insulin pens dan jarum memadai selama menunaikan ibadah haji.

 


Disarankan Ukur Gula Darah Sebelum dan Sesudah Tawaf dan Sa'i

"Jika memungkinkan, sebelum dan sesudah ibadah seperti tawaf dan sa'i lakukan pengukuran gula darah sehingga kadar gula darah bisa terjaga. Jaga-jaga juga, bawa sumber gula seperti permen atau cemilan untuk mencegah hipoglikemia," katanya.

Ia menyampaikan bahwa pasien diabetes juga perlu mendapatkan vaksinasi seperti meningitis, influenza, dan pneumonia untuk meminimalkan kemungkinan terserang infeksi selama menunaikan ibadah haji.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya