2 Wanita Asal Inggris Terbang ke Italia Hanya untuk Makan Pizza, Besoknya Langsung Masuk Kerja

Sepasang sahabat ini hanya membutuhkan waktu cuti satu hari dan kembali bekerja keesokan harinya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Mei 2024, 22:09 WIB
Massilia Cucina Italiana menawarkan berbagai menu pizza yang dapat menjangkau luasnya selera orang Indonesia. (Foto: Dokumen/MASSILIA Cucina Italiana)

Liputan6.com, London - Apa saja hal paling gila yang pernah Anda lakukan bersama sahabat? Jika jawaban Anda melakukan perjalanan darat selama satu bulan atau mengikuti festival aneh di sejumlah negara, kemungkinan, Anda masih kalah gilanya dengan pasangan sahabat yang satu ini.

Pasalnya, sepasang sahabat asal Liverpool, Inggris, rela melakukan perjalanan ke Italia demi memenuhi keinginan mereka untuk makan pizza dan ingin makan di tempat asalnya.

Dilansir Manchester Evening News, Minggu (12/5/2024), Morgan Bold (27) dan Jess Wooder (26) rela melakukan perjalanan hanya satu hari dan Kembali bekerja di kantor keesokan harinya.

Kedua wanita tersebut memesan tiket pesawat pada pukul 06.00 dan menghabiskan waktu di Italia untuk berbelanja, jalan-jalan dan tentunya makan pizza.

"Perjalanan kami ke negara lain mungkin lebih murah jika dibandingkan perjalanan dari Liverpool ke London," kata Bold.

"Tiket kereta api ke London pulang pergi seharga 100 poundsterling, dan itu belum termasuk Harga makanan dan minuman yang mahal," sambung dia.

Selain itu, mereka mendapatkan pengalaman makan pizza yang berbeda di negara asalnya.

"Makanannya terbaik, bisa makan pizza sambil melihat Menara Pisa. Harga makanannya masih sangat masuk akal, padahal sangat dekat dengan Menara," lanjut dia.

Setelah puas menghabiskan waktu di Italia, mereka pun kembali pulang ke Liverpool pada pukul 18.00.


Milan Bakal Larang Beli Es Krim dan Pizza Tengah Malam

Ilustrasi Makanan Italia (Unsplash/Nerfee Mirandilla)

Sementara itu, salah satu kota di Italia yakni Milan dikabarkan akan melarang pembelian es krim dan pizza pada tengah malam. Larangan ini mencuat hampir 10 tahun setelah warga yang menyerukan untuk menghentikan tindakan serupa.

Kota Milan, Italia, mengusulkan undang-undang baru untuk melarang semua makanan take away alias dibawa pulang pada tengah malam untuk mengurangi adanya kelompok-kelompok yang dirasa berisik dan memadati jalan.

Ide yang sama sempat ditolak pada tahun 2013, setelah sekelompok penjual es krim yang marah berkumpul di luar balai kota Milan untuk menuntut agar kebijakan tersebut dihentikan.


Demi Ketenangan Penduduk Setempat

Ilustrasi bendera Italia, lagu kebangsaan. (Photo by Michele Bitetto on Unsplash)

Marco Granelli, selaku wakil wali kota, mengatakan, "Tujuannya adalah mencari keseimbangan antara bersosialisasi dan hiburan, kedamaian, dan ketenangan penduduk."

Jika diterapkan, larangan tersebut akan berlaku untuk restoran-restoran di luar ruangan (outdoor) hanya mulai pukul 00.30 pagi waktu setempat pada hari kerja dan 01.30 pagi pada akhir pekan antara Mei dan November mendatang.

Larangan tersebut akan berlaku di area-area seperti Nolo, Lazzaretto, Melzo, Isola, Sarpi, Via Cesariano, Arco della Pace, Como-GaeAulenti, Porta Gribaldi, Brera, Ticinese, dan Darsena-Navigli.

Warga Italia memiliki waktu hingga awal Mei untuk mengajukan banding dan menyarankan perubahan pada undang-undang tersebut. Pada tahun 2013, Wali Kota Giuliano Pisapia terpaksa membatalkan peraturan tersebut setelah aksi protes mengganggu administrasinya. 

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya