Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) merombak susunan pengurus dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 8 Mei 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (12/5/2024), RUPST PT Timah Tbk memberhentikan anggota direksi antara lain Koko Wigyantoro sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Tigor Pangaribuan sebagai DirekturS umber Daya Manusia PT Timah Tbk.
Advertisement
RUPST Perseroan mengangkat Hendra Kusuma Wardana sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Dicky Octa Zahriadi sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Hal itu terhitung sejak tanggal keputusan RUPST Perseroan Tahun 2024 (Tahun Buku 2023).
Selain itu, RUPST juga memberhentikan dan mengangkat kembali M.Alfan Baharudin dan Rustam Effendi masing-masing sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen dan Komisaris.
Dengan demikian, berikut susunan anggota direksi dan anggota dewan komisaris Perseroan:
Direksi
Direktur Utama: Ahmad Dani Virsal
Direktur Operasi dan Produksi: Nur Adi Kuncoro
Direktur Pengembangan Usaha: Dicky Octa Zahriadi
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fina Eliani
DirekturS umber Daya Manusia: Hendra Kusuma Wardana
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama/Independen: M Alfan Baharudin
Komisaris Independen: Agus Rajani Panjaitan
Komisaris: Yudo Dwinanda Priaadi
Komisaris: Rustam Effendi
Komisaris: Sufyan Syarif
Selain itu, RUPST Perseroan juga tidak membagikan dividen 2023. Perseroan membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 449,69 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,04 triliun.
Pendapatan Perseroan merosot 28,56 persen menjadi Rp 8,39 triliun hingga 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 12,50 triliun.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 8 Mei 2024, saham TINS merosot 1,56 persen ke posisi Rp Rp 945 per saham. Harga saham TINS dibuka stagnan di posisi Rp 960 per saham. Harga saham TINS berada di level tertinggi Rp 980 dan terendah Rp 930 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.191 kali dengan volume perdagangan 720.804 saham. Nilai transaksi Rp 68,1 miliar.
PT Timah Catat Laba Bersih Rp 29,55 Miliar di Kuartal I-2024
Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih positif di kuartal I-2024 ini. Tercatat, laba bersih perusahaan mencapai Rp 29,55 miliar dalam periode Januari-Maret 2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani menyampaikan ada lonjakan laba usaha dari periode yang sama tahun lalu. Menurut datanya, pada kuartal I 2024, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 69,7 miliar. Angka ini lebih tinggi dari kuartal I-2023 sebesar Rp21,3 miliar.
Kuartal I-2024 ini, TINS mencatat pencapaian EBITDA sebesar Rp 335 miliar atau 101 persen dari kuartal I 2023 sebesar Rp333 miliar.
"Sehingga, di kuartal I 2024 Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 29,55 miliar," ucap Fina dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).
Pendapatan TurunMeski catatan laba bersih perusahaan mengalami kenaikan, namun secara pendapatan TINS mengalami penurunan tipis. Penurunan pendapatan ini terjadi ditengah naiknya harga jual rata-rata logam timah.
Rinciannya, PT Timah Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun atau menurun 5,3 persen dari Rp 2,17 triliun di kuartal I 2023. Padahal, ada kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 1,9 persen dari USD 26.573 per metrik ton di kuartal I 2023 menjadi USD 27.071 per metrik ton di kuartal I 2024.
Kemudian, ada penurunan harga pokok pendapatan sebesar 7,7 persen dari Rp 1,91 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp 1,76 triliun di kuartal I 2024.
Advertisement
Nilai Aset
Posisi nilai aset Perseroan pada kuartal I 2024 sebesar Rp 12,82 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp 6,46 triliun, turun 2,35 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun karena berkurangnya interest bearing debt dan beban akrual.
Posisi ekuitas sebesar Rp 6,37 triliun, naik 2,01 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp 6,24 triliun.
Indikator keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 23,2 persen, Current Ratio sebesar 143,5 persen, Debt to Asset Ratio sebesar 50,3 persen, dan Debt to Equity Ratio sebesar 101,4 persen.
Kinerja 2023
Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) merilis laporan keuangan 2023 di tengah ramainya kasus dugaan korupsi timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022 yang dibongkar Kejaksaan Agung.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/3/2024), kinerja keuangan PT Timah Tbk kurang menggembirakan. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan cetak rugi sepanjang 2023.
Pendapatan PT Timah Tbk turun 32,88 persen menjadi Rp 8,39 triliun pada 2023, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,50 triliun.
Seiring pendapatan yang turun tersebut, PT Timah Tbk mencetak rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 449,69 miliar pada 2023. Kondisi ini berbeda dari 2022 yang cetak laba Rp 1,04 triliun.
Beban pokok pendapatan susut 20,56 persen menjadi Rp 7,92 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,97 triliun. Meski demikian, laba bruto Perseroan anjlok 81,55 persen pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,52 triliun.
Catat Rugi
Perseroan mencatat beban umum dan administrasi naik 9,48 persen dari Rp 842,94 miliar pada 2022 menjadi Rp 922,90 miliar. Beban penjualan turun 75,3 persen menjadi Rp 69,03 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 279,68 miliar.
Beban keuangan turun tipis 1,05 persen menjadi Rp 205,09 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 207,28 miliar. Pendapatan lain-lain naik 74,11 persen menjadi Rp 233,64 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 134,19 miliar. Perseroan meraup keuntungan atas revaluasi properti investasi turun menjadi Rp 14,61 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 24,59 miliar. Perseroan meraih kenaikan laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 28,35 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 10,51 miliar.
Seiring kinerja tersebut, PT Timah Tbk mencatat rugi per saham dasar/dilusi sebesar Rp 60 pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 140.
PT Timah Tbk membukukan ekuitas turun 11,35 persen menjadi Rp 6,24 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,04 triliun. Liabilitas naik 9,7 persen menjadi Rp 6,61 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 6,02 triliun.
Aset Perseroan terpangkas 1,6 persen menjadi Rp 12,85 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 13,06 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,5 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,20 triliun.
Advertisement