Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memperkenalkan program perbaikan kualitas air Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung di Bali pada Mei 2024.
"Program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum. Pada World Water Forum ke-10 yang akan datang sudah dicanangkan Citarum Harum sebagai contoh (showcase) keberhasilan pengelolaan air," kata Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), M Saleh dalam keterangan tertulis, Senin (13/5/2024).
Advertisement
Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase mengatakan, salah satu strategi menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yakni mengelola limbah sampah yang seharusnya tidak dibuang ke sungai.
"Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sudah melakukan beberapa kegiatan seperti pengelolaan air limbah domestik dan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R)," ujar Lase.
Lase menuturkan, saat ini Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Kemenko Marves telah merintis pengembangan pengelolaan air limbah domestik di wilayah Citarum.
"Melalui kegiatan talkshow yang juga mengundang kalangan pelajar ini diharapkan dapat membuka wawasan untuk pengelolaan DAS Citarum lebih baik," imbuhnya.
Penataan DAS Citarum dilakukan secara terpadu, mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai dengan pembangunan terowongan, permukiman baru bagi warga yang direlokasi, fasilitas pengolahan air limbah dan sampah permukaan serta penegakan hukum.
Dalam mendukung Program Citarum Harum, Kementerian PUPR telah melakukan pengelolaan sumber daya air, pengelolaan limbah cair dan padat di sepanjang sungai dan permukiman, termasuk pengendalian banjir di wilayah hilir.
Sejumlah infrastruktur telah dibangun di antaranya normalisasi kali mati (oxbow) yang telah dilaksanakan sejak 2019 di 5 lokasi, yakni Kali Mati Dara Ulin, Mahmud, Bojong Soang, Sapan, dan Cisangkuy.
Kerja Sama dengan TNI
Pada 2018, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan Kolam Retensi Cieuntung di Kecamatan Baleendah seluas 4,75 ha berkapasitas tampung 190 ribu m3. Dengan dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3 per detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3 per detik, tampungan air buatan ini mampu mengurangi debit banjir Citarum yang kerap menggenangi daerah Dayeuhkolot dan Baleendah.
Saat ini juga telah diselesaikan pembangunan Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung sebagai tampungan pengendali banjir.
Dalam menjaga dan memperbaiki kondisi Sungai Citarum, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan TNI melakukan serangkaian kegiatan seperti pengerukan sendimen, pembibitan tanaman, penanaman pohon, sosialisasi dan patroli bersama.
Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dengan hulu di Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Selain menjadi sumber air baku untuk air minum, DAS Sungai Citarum yang melintasi 9 kabupaten/kota juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya, terdapat tiga waduk di sungai ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.
Advertisement
Menteri PUPR Minta World Water Forum ke-10 Lancar Tanpa Kendala
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengumpulkan beberapa kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan seluruh persiapan dan agenda forum air terbesar di dunia atau World Water Forum ke-10 berjalan lancar dan tanpa kendala.
Perwakilan kementerian dan lembaga yang hadir adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Network of Asian River Basin Organization (Narbo) dan Youth.
“Seminggu menjelang World Water Forum ke-10, pastikan segala persiapan aman terkendali dan Indonesia siap sambut event terbesar ini,” ujar Basuki pada Rapat Koordinasi yang digelar di di Gedung Utama Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Jumat (10/5/2024).
Pada kesempatan tersebut, Menteri PUPR juga mengungkapkan telah pula bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan guna memastikan kesiapan opening ceremony forum yang digelar pada 10—25 Mei 2024.
Keduanya sepakat segala persiapan sudah dilakukan dengan sebaik mungkin, karena forum tersebut menjadi ajang untuk Indonesia memperkuat perannya di tingkat regional dan global untuk mitigasi isu dalam bidang air.
Tema penyelenggaraan World Water Forum ke-10 adalah “Water for Shared Prosperity” dengan subtema penyelenggaraan World Water Forum ke-10 terdiri dari Ketahanan dan Kesejahteraan Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerja Sama dan Diplomasi Air, Pembiayaan Air Berkelanjutan dan Pengetahuan dan Inovasi.
Indonesia Jor-joran Siapkan Beragam Acara di World Water Forum ke-10, Apa Saja?
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia akan menghadirkan beragam side event hingga pameran seni dan budaya di ajang World Water Forum ke-10 yang berlangsung pada 18--25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Delegasi maupun peserta, selain terlibat dalam forum utama diharapkan juga merasakan suasana Bali.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional World Water Forum ke-10 yang juga Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja.
Untuk itu Endra menegaskan forum air terbesar dunia yang baru pertama kali diadakan di Indonesia tersebut turut melibatkan banyak pemangku kepentingan, sehingga penyelenggaraannya pun dipersiapkan secara matang. Baik yang menyangkut forum utama maupun acara-acara di luar forum, seperti fair and expo dan ragam seni budaya yang ditampilkan.
“Sebuah kebanggaan bagi Indonesia bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Kami ingin peserta yang hadir tidak hanya mengikuti forum utamanya saja, tetapi juga bisa ikut merasakan suasana Bali yang berbeda,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Indonesia selaku tuan rumah telah menyiapkan 280 sesi dalam World Water Forum ke-10, termasuk 55 side events, serta 10 special sessions. Rangkaian acara akan dibuka dengan Balinese Water Purification Ceremony yang merupakan salah satu ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.
Sementara saat terpisah, Ketua Bidang V Fair and Expo World Water Forum ke-10 sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun telah mengungkapkan bahwa dukungan utama yang akan diberikan Kemenparekraf adalah memfasilitasi para delegasi untuk menyelami prosesi Melukat. Sebuah proses budaya memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali. Prosesi Melukat ini nantinya akan melibatkan pemerintah daerah setempat.
Advertisement