Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKopi) Hendri Satrio atau Hensat mengatakan, pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jakarta tak pernah ramah kepada calon petahana atau penguasa.
Hal ini disampaikan Hensat menanggapi banyaknya figur atau nama-nama lama yang belakangan mencuat dan digadang bakal maju kembali sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2024.
Advertisement
Sebut saja, nama Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok dan nama Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan. Keduanya, disebut-sebut punya kans maju Pilkada Jakarta 2024.
"Kalau peluang (Anies dan Ahok menang Pilkada Jakarta 2024) yang pasti ada ya," kata Hensat kepada Liputan6.com, dikutip Senin (13/5/2024).
Hensat mengatakan, kendati nama-nama lama memiliki peluang menang kembali di Pilkada Jakarta 2024, namun sejarah mencatat tak mudah bagi pemimpin yang mempunyai kuasa sebelumnya untuk dapat menjabat kembali.
"Cuma begini, di Jakarta itu sejak pemilihan gubernur langsung dilakukan itu tidak pernah ramah kepada petahana dan penguasa," ungkap Hensat.
"Saat itu misalnya Pak Fauzi Bowo kalah sama Jokowi. Jokowi digantiin Ahok yang memang dicitrakan dekat dengan penguasa, kalah sama Anies," sambung Hensat.
Hensat menilai, warga Jakarta terbuka dengan nama-nama baru. Oleh sebab itu, dia memandang peluang besar menang Pilkada Jakarta 2024 juga dimiliki para figur baru yang bakal maju.
"Ini kan sekarang banyak mantan menteri nih Sri Mulyani, Basuki, Risma, Andika, Sudirman Said ya terus belum lagi nama-nama lain yang mulai bermunculan lah tapi intinya Jakarta terbuka jadi peluangnya sama sebetulnya," jelas Hensat.
"Apakah kemudian partai besar pasti menang? Belum tentu juga gitu. Jadi warga Jakarta ini welcome kepada orang-orang baru yang maju sebagai gubernur Hensat," tandasnya.
KPU Jakarta Tegaskan Minggu 12 Mei 2024 Jadi Hari Terakhir Pendaftaran Calon Independen Pilkada 2024
Komisi Pemilihan Umum Jakarta (KPU Jakarta) menegaskan Minggu ini (12/5/2024) adalah hari terakhir pendaftaran bakal calon independen Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta untuk menyerahkan berkas dukungan. Sehingga bila keberatan bisa mengajukan sengketa ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran untuk penyerahan sarat dukungan minimal untuk calon perseorangan Gubernur atau Wakil Gubernur DKI Jakarta," ujar anggota KPU Jakarta Dody Wijaya, melansir Antara, Minggu (12/5/2024).
Oleh karena itu, lanjut dia, masih ada ruang untuk mengajukan keberatan atau mengajukan sengketa pemilu melalui Bawaslu.
"Kalau untuk perpanjangan jadwal penyerahan berkas itu ranah KPU pusat dan kami di sini hanya menjalankan teknis yang telah dibuat," kata Dody.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah mengumumkan tahapan penyerahan berkas dukungan dan pencalonan Pilkada 2024 ini kepada masyarakat mulai dari 5 sampai 7 Mei 2024.
Selain itu, kata Dody, pihaknya sudah melakukan dua kali sosialisasi tahapan pendaftaran ini yang dimulai dengan penyerahan dukungan pada 8 sampai 12 Mei 2024.
"Kami sosialisasi di lingkungan pemerintah dan pemangku kebijakan dan juga sosialisasi dengan mengumpulkan sejumlah ormas," terang dia.
Dody menjelaskan, dasar tahapan ini adalah keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 47 2024 yang mencantumkan bakal calon independen harus memiliki dukungan masyarakat sebesar 7,5 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) DKI Jakarta di pemilu sebelumnya 8,2 juta pemilih atau sekitar 618.968 dukungan.
"Kami memahami kesulitan-kesulitan atau keterbatasan dari para bakal calon dalam mengumpulkan syarat tersebut," papar dia.
Sebelumnya, hingga Minggu (12/5/2024) pukul 16.12 WIB, baru satu bakal calon yang menjadwalkan mengantarkan syarat dukungan yakni Dharma Pongrekun dan timnya.
Selain itu, ada sejumlah tokoh yang sudah melakukan konsultasi dengan KPU Jakarta yakni Sudirman Said, Noer Fajriansyah dan Poempida Hidayatullah.
"Tim dari ketiga tokoh ini belum mengonfirmasi kedatangan ke KPU DKI Jakarta dan kita tunggu saja sampai akhir pendaftaran hingga pukul 23.59 WIB," jelas Dody.
Advertisement
Anies-Ahok Diisukan Duet di Pilkada Jakarta, Begini Tanggapan PDI Perjuangan
Sebelumnya, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah DPD PDIP DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja dan Anies Baswedan berasal dari akar rumput yang berbeda.
Pernyataan Gilbert itu menanggapi berkembangnya isu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan yang diusulkan sebagai pasangan calon untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Keputusan juga akan dipengaruhi sikap tersebut dan mendengar pendapat akar rumput. Saya yakin DPP akan mengambil keputusan terbaik," kata Gilbert, dilansir dari Antara, Sabtu 11 Mei 2024.
Menurut Gilbert, keputusan untuk mengusung Ahok dan Anies sebagai calon gubernur dan wakil gubernur bergantung pada keputusan yang akan diambil oleh DPP PDI Perjuangan.
Di sisi lain, kedua mantan gubernur yang saling bersaing dalam kontestasi Pilkada 2017 itu juga berasal dari akar rumput yang berbeda jauh, sehingga dapat memengaruhi perolehan suara.
"Keduanya berasal dari akar rumput yang jauh beda. Tentu suara bisa saling mendukung atau meniadakan," katanya.
Selain itu, karakter Ahok dan Anies juga dinilai sama-sama kuat dan tidak ada yang mau mengalah. Kedua politisi tersebut dinilai memiliki keinginan yang sama untuk maju sebagai calon gubernur.
"Karakter keduanya juga tidak ada yang mau mengalah. Semua mau jadi Gubernur. Siapa yang wakil?" ujar Gilbert.
Komentar Hasto Kristiyanto
Sejauh ini, baik Ahok maupun Anies keduanya belum mendaftarkan diri sebagai calon gubernur ke DPC atau DPD PDI Perjuangan.
PDIP juga tidak membatasi Ahok ataupun Anies untuk mendaftar, terutama sebelum Rakernas PDIP yang digelar pada akhir Mei mendatang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
Hasto tak memungkiri Ahok dan Anies adalah tokoh yang diusulkan kepada PDI Perjuangan untuk diusung sebagai kepala daerah di Jakarta.
Menurut dia, mereka merupakan sosok yang mencerminkan karakter Indonesia.
Advertisement