Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia sudah mulai tiba di Madinah, Arab Saudi. Para jemaah pun diminta harus selalu menggunakan alas kaki di tengah teriknya cuaca di wilayah tersebut. Apalagi suhu di Madinah mencapai 40 derajat dan saat siang pelataran masjid Nabawi sangat panas.
"Jika jemaah berjalan tanpa alas kaki di pelataran yang panas, sangat berisiko kakinya melepuh," ujar Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH, dr. Leksmana Arry Chandra, di Madinah, Minggu (12/5/2024).
Advertisement
Menurutnya, kadang ada kejadian jemaah lupa letak sandalnya saat di Masjid Nabawi. Untuk menghindari hal itu, sebaiknya jemaah membawa plastik. Sandal yang dipakai, dimasukkan ke plastik dan dibawa saat masuk ke Masjid Nabawi.
"Bawa plastik untuk tempat menyimpan sandal," kata dr. Leks, panggilan akrabnya seperti dikutip dari Kemenag.go.id.
Dia mengatakan, Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terus berjaga dan berkeliling di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Mereka juga berkeliling ke sektor hotel jemaah.
Tujuannya, melakukan upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rehabilitasi.
"Misalnya, menyiapkan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan jemaah haji, seperti kursi roda dan sandal buat jemaah yang membutuhkan. PKP3JH siap bantu jemaah," kata dia.
Tim PKP3JH beranggotakan gabungan tenaga medis. Mereka bertugas di lapangan, baik seksus (sektor khusus) Makkah maupun seksus Madinah. Meraka bisa dimintai bantuan dan konsultasi pengobatan, serta perawatan, termasuk juga mengatasi kaki melepuh.
"Cuaca diperkirakan akan semakin panas jelang puncak haji, bisa mencapai 48-50 derajat celsius," ujarnya.
Jemaah Haji Diminta Banyak Minum Air Putih
"Jemaah diimbau menghindari cuaca panas, banyak minum air putih agar tidak terjadi heatstroke atau serangan panas," terangnya.
Bagi jemaah yang memiliki gangguan kesehatan terkait pernapasan, dr Leks mengimbau untuk mempersiapkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi. Jika kondisinya membutuhkan penanganan medis, segera konsultasikan ke petugas kesehatan kloter.
Advertisement
Jemaah Calon Haji Indonesia Kloter Pertama Tiba di Madinah, Ada 393 Orang
Jemaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01) tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah pada Minggu (12/5/2024) pukul 08.00 Waktu Arab Saudi.
Kloter pertama ini terdiri dari 393 orang, dengan jemaah kategori lanjut usia (lansia) ada sebanyak 79 orang dan menggunakan kursi roda 13 orang.
Kedatangan para jemaah calon haji disambut Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Konsul Haji Nasrullah Jasam, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Abdillah.
Abdul Aziz dan para pejabat lain menyambut jemaah calon haji Indonesia dan memberikan sekuntum bunga untuk setiap peserta.
Para petugas haji pun menyambut dengan sigap membantu jemaah. Ada yang menuntut jemaah sampai bus, memayungi, hingga mendorong kursi roda.
Melansir Antara, Minggu (12/5/2024), tak lama setelah tiba di bandara, bus kemudian bergerak menuju hotel masing-masing di Madinah.
Jemaah Haji 9 Hari di Madinah
Setibanya di hotel, jemaah kembali disambut dengan senandung selawat badar dan pemberian bunga kepada jamaah calon haji Indonesia. Tak sedikit jemaah yang tak kuasa menahan haru saat turun dari bus.
Petugas haji yang sudah bersiaga sejak shubuh di Hotel Abraj Tabah, yang menjadi hotel kedatangan Kloter pertama, langsung mengarahkan jemaah menuju pintu masuk hotel. Tak lupa minuman penghangat dan kurma menjadi camilan penyambutan.
Jamaah calon haji gelombang pertama akan berada di Madinah selama 9 hari. Setelah itu, mereka akan diberangkatkan ke Makkah untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji.
"Alhamdulillah, pelayanan kali ini sangat bagus. Karena ini datang melalui jalur fast track jadi tidak perlu lama-lama mengantre di airport," ujar Dubes RI di Arab Saudi Abdul Azis.
Azis berpesan kepada jemaah untuk tidak terlalu memforsir ibadah usai tiba di Madinah. Apalagi, kata dia, puncak haji saat Armuzna masih lama. Sehingga ketika puncak haji, kondisi mereka dalam keadaan bugar.
"Ibadah itu bagus, tapi jangan terlalu memforsir fisik yang justru bisa mengurangi tenaga. Jangan nanti karena melakukan Arbain terus kita saat puncak haji kehilangan tenaga," jelas Azis.
Advertisement