Gelombang Panas di Thailand Tewaskan Lebih dari 60 Orang, Turis Diminta Waspadai Krisis Air Bersih

Para turis yang mengunjungi Pulau Koh Phi Phi, Thailand, mengeluhkan kesulitan mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, dan memasak, di tengah gelombang panas.

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Mei 2024, 14:00 WIB
Turis berjalan di luar kompleks bangunan Istana Raja di Bangkok, 8 Maret 2020. Jumlah kedatangan turis ke Thailand tahun ini diperkirakan turun hingga 6 juta, terendah dalam empat tahun terakhir, menurut Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) dalam konferensi pers baru-baru ini. (Xinhua/Zhang Keren)

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas di Thailand telah menyebabkan lebih dari 60 orang meninggal dunia. Di tengah situasi genting, para turis yang sedang mengunjungi Pulau Koh Phi Phi diminta mewaspadai krisis air bersih di destinasi wisata populer tersebut.

Melansir Times of India, Senin (13/5/2024), Koh Phi Phi merupakan salah satu destinasi wisata terpopuler di Thailand, terkenal dengan pantai-pantai indah dan air lautnya yang jernih. Namun, kondisi ini berubah drastis akibat gelombang panas yang melanda wilayah tersebut.

Pasokan air bersih yang biasanya mencukupi kebutuhan warga lokal dan wisatawan kini jadi terbatas. Para turis yang mengunjungi pulau ini mengeluhkan kesulitan mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, dan memasak.

Beberapa hotel dan penginapan di pulau ini juga terpaksa mengurangi pasokan air bagi para tamu. Situasi ini dilaporkan mengganggu kenyamanan para wisatawan yang berlibur di pulau tersebut. Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah demi mengatasi kekurangan air bersih.

Pihaknnya dilaporkan sedang berusaha memperbaiki infrastruktur air di pulau ini agar pasokan air dapat kembali normal. Selain itu, pihak berwenang mengimbau para wisatawan menggunakan air secara hemat dan efisien selama mereka berada di pulau ini.

Gelombang panas yang melanda Thailand tidak hanya memengaruhi pasokan air di Pulau Koh Phi Phi, tapi juga berdampak pada wilayah lain di negara tersebut. Beberapa daerah dilaporkan mengalami keterbatasan pasokan air bersih. Pemerintah Thailand terus berupaya mengatasi masalah ini dan memastikan kenyamanan para wisatawan di tengah keterbatasan.

 


Peringatan pada Turis

Foto diambil pada 4 Oktober 2019, seorang turis berpose di atas perahu di depan garis batas yang ditetapkan oleh Departemen Taman Nasional, Margasatwa dan Konservasi Tumbuhan Thailand untuk menutup pantai di Maya Bay bagi pengunjung di pulau selatan Thailand, Koh Phi Phi. (MLADEN ANTONOV / AFP)

Bagi para turis yang berencana mengunjungi Pulau Koh Phi Phi maupun destinasi lain di Thailand, mereka disarankan mempersiapkan diri dengan lebih baik. Membawa botol air minum sendiri dan menggunakan air secara hemat adalah langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi krisis air di sana.

CNA merangkum dari AFP, cuaca sangat panas telah melanda Thailand dalam beberapa pekan terakhir, mendorong pihak berwenang mengeluarkan peringatan cuaca panas hampir setiap hari. Kementerian Kesehatan negara itu mengatakan pada Jumat, 10 Mei 2024, bahwa 61 orang telah meninggal karena sengatan panas sejak awal 2024, dibandingkan dengan 37 orang pada keseluruhan 2023.

Bagian timur laut Thailand, yang merupakan jantung pertanian, mengalami jumlah kematian tertinggi, kata pihaknya. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, lebih lama, dan lebih hebat.

Meski fenomena El Nino turut mendorong terjadinya cuaca yang sangat panas tahun ini, Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global, menurut Organisasi Meteorologi Dunia PBB. Apichart Vachiraphan, wakil Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, memperingatkan orang-orang dengan kondisi medis untuk membatasi waktu mereka di luar ruangan.


Ubah Promosi Wisata

Turis yang mengenakan masker berjalan-jalan di kuil Wat Pho di Bangkok, Thailand, pada 23 Februari 2022. Thailand akan melonggarkan beberapa persyaratan masuk bagi turis asing untuk membangun kembali yang rusak akibat pandemi ekonomi. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Awal bulan ini, Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) sedang bersiap mempromosikan pariwisata pagi dan sore hari untuk menstabilkan pasar. Langkah ini diambil karena cuaca panas yang ekstrem membuat orang tidak dapat melakukan aktivitas luar ruangan, VN Express.

Menurut Bangkok Post, wakil deputi pemasaran domestik di TAT Somradee Chitchong mengatakan bahwa cuaca panas yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian. Banyak orang menghindari tempat-tempat di luar ruangan, seperti kuil, dan memilih aktivitas di dalam ruangan atau tempat wisata berudara sejuk, seperti air terjun.

Demi merangsang pendapatan bagi operator lokal yang kehilangan pendapatan karena cuaca, TAT berencana mempromosikan kegiatan yang lebih cocok untuk pagi, sore dan malam hari. Dalam daftarnya termasuk berlari, mendayung perahu, atau melihat bintang.

Somradee menyebut, TAT juga berencana memperbaiki pasar selama musim hujan, khususnya di wilayah utara dan timur laut. Ini dilakukan untuk mengompensasi kerugian karena polusi udara yang bertahan lebih lama dari perkiraan awal.


Bulan Terpanas Sepanjang Tahun

Bagian samping kuil Golden Budha di kota Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12). Salah satu biksu yang ada di kuil tersebut memprediksi hasil laga final kedua Piala AFF 2016 antara Thailand melawan Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Secara umum, bulan April memang jadi waktu terpanas sepanjang tahun di Thailand, lapor The Nation, 29 April 2024. Namun, pola cuaca El Nino memperburuk keadaan. Ini adalah pola iklim yang menyebabkan pemanasan permukaan air yang tidak biasa di Samudra Pasifik bagian timur.

Hal ini membawa cuaca lebih kering dan panas ke sebagian besar wilayah Asia Tenggara, tapi menyebabkan hujan lebat dan fenomena cuaca tidak biasa di bagian lain dunia. Departemen Meteorologi Thailand memperkirakan "cuaca panas dan berkabut" pada siang hari di sebagian besar wilayah Thailand, dengan hujan petir terisolasi hingga 2 Mei 2024.

Suhu di sebagian besar wilayah Thailand tercatat berkisar antara 41 derajat celcius sampai 44 derajat celcius pada akhir Apil sampai awal Mei 2024. Sementara itu, pemerintah negara itu sedang berusaha mengurangi dampak gelombang panas di sana.

Mereka telah membuka pusat penanganan bencana dan memasang tenda-tenda darurat di beberapa wilayah untuk memberi tempat perlindungan bagi masyarakat yang terdampak. Selain itu, pihaknya telah meminta bantuan dari organisasi kemanusiaan dan negara-negara tetangga.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya