Jepang Gelontorkan Pinjaman Rp14,5 Triliun untuk Proyek MRT Jakarta Rute Baru, Diprediksi Rampung Tahun 2031

Jepang menunjukkan komitmennya dalam pemberian pinjaman sebesar Rp14,5 triliun untuk proyek MRT Jakarta dengan rute baru yang meliputi Medansatria-Tomang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Mei 2024, 14:36 WIB
Konselor Bagian Ekonomi Kedutaan Jepang untuk Indonesia Hironori Yahata (kiri) dan Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Yasui Takehiro (kanan) dalam pernyataan pers mengenai proyek pembangunan MRT Jakarta rute baru. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang menunjukkan komitmennya untuk melanjutkan proyek pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, dengan menggelontorkan dana pinjaman senilai 140,7 miliar yen atau sekitar Rp14,5 triliun untuk pembangunan MRT Jakarta rute baru.

Proyek tersebut meliputi jalur Timur-Barat (East West Line) Fase 1 Tahap 1 rute Medansatria-Tomang dengan jarak sekitar 24,5 km. Dalam proyek ini, rencananya akan ada 21 stasiun yang akan dibangun, dengan sembilan di antaranya berada di bawah tanah.

Pertukaran nota mengenai pinjaman ini telah ditandatangani oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) Abdul Kadir Jailani.

"Jepang telah mendukung perluasan jalur kereta api berkecepatan tinggi perkotaan yang menghubungkan pusat Jakarta dari utara ke selatan yang dibuka tahun 2019. Dengan pembangunan jalur Timur-Barat, MRT akan meningkatkan kapasitas angkutan penumpang ke Timur, Barat, Selatan dan Utara," kata Dubes Masaki, seperti dikutip dari pernyataan pers Kedutaan Besar Jepang yang diterima Liputan6.com, Senin (13/5/2024).

Dana pinjaman tersebut akan diberikan melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), sama seperti skema pinjaman yang diberikan untuk pembangunan MRT sebelumnya.

Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Yasui Takehiro menekankan bahwa proyek ini akan menjadi simbol yang menunjukkan eratnya kerja sama antara Indonesia dengan Jepang.

"Ini merupakan proyek kerja sama terpenting yang menghubungkan Indonesia dengan Jepang," kata Yasui dalam pernyataan pers di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Senin (13/5).

Ia berharap bahwa dengan adanya penambahan rute baru ini, akan membantu kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, untuk dapat beraktivitas dengan lebih nyaman dan aman.

Proyek ini, sebut Yasui, diperkirakan akan rampung tujuh tahun lagi yakni tahun 2031. 

Ke depannya, Jepang juga siap melanjutkan pembangunan proyek MRT Fase 1 Tahap 2 dengan rute Tomang-Kembangan (sekitar 9,2 km) dan Fase 2 Kembangan-Balaraja, Medansatria-Cikarang (50,4 km). 

 


Bukan Sekadar Membangun Transportasi

Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia Yasui Takehiro (kanan) dalam pernyataan pers mengenai proyek pembangunan MRT Jakarta rute baru. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Lebih jauh, Yasui menyebut bahwa pembangunan MRT rute baru di Jakarta ini tidak hanya membangun moda transportasi secara fisik namun juga dapat meningkatkan kualitas hidup warga Indonesia, khususnya di Jakarta, secara keseluruhan.

"Beberapa menteri menyebut bahwa MRT yang sudah ada selama ini telah mengubah cara hidup masyarakat Indonesia. Jadi ini bukan sekadar membangun hardwarenya, tapi juga softwarenya yakni masyarakat Indonesia sendiri," kata dia.

Dalam prosesnya, pembangunan MRT tidak hanya melibatkan tenaga ahli asal Jepang namun justru lebih banyak dikerjakan oleh pihak Indonesia.

"Terkait operasional, perawatan dan manajemen semuanya dilakukan dari pihak Indonesia," tambah Yasui.

Sementara itu, Konselor Bagian Ekonomi Kedutaan Jepang untuk Indonesia Hironori Yahata menambahkan bahwa pembangunan MRT rute baru ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas sistem transportasi di Jakarta dan memfasilitasi pergerakan warga setempat.


Skema Pinjaman

Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Skema pinjaman yang diberikan nanti akan sama dengan sebelumnya, yakni melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ketika ditanya oleh media mengenai pengembalian utang oleh pemerintah Indonesia dalam proyek pembangunan MRT sebelumnya, Yasui tidak menjawabnya secara terang-terangan.

"Kalau dari MRT sendiri sebenarnya tidak mungkin menghasilkan jumlah yang sama dengan dana pinjaman, namun diharapkan dengan adanya MRT, ini dapat meningkatkan kualitas masyarakat yang pada akhirnya berdampak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," lanjut dia.

Infografis Keunggulan dan Strategi MRT Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya