Transaksi Bursa Karbon Tembus Rp 35,31 Miliar hingga April 2024

Transaksi dalam bursa karbon itu masih bisa meningkat kedepannya. Mengingat, besaran transaksi tadi baru dilakukan oleh sedikit pengguna jasa yang mengantongi izin.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Mei 2024, 18:25 WIB
Kepala Pasar Modal, Bursa Karbon dan Keuangan Derivatif OJK Inarno Djajadi, dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Februari 2024, secara virtual, Senin (4/3/2024). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah transaksi di bursa karbon mencapai Rp 35,31 miliar. Itu merupakan angka akumulasi sejak bursa karbon meluncur pada September 2023 lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, kinerja perdagangan di bursa karbon terus mengalami peningkatan. Dari sisi volume per April 2024, tercatat sebesar 572 ribu ton CO2 equivalen yang diperdagangkan.

"Pada bursa karbon sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga April 2024 tercatat 57 pengguna jasa yang dapat izin total volume 572 ribu ton CO2 equivalent dan akumulasi nilai sebesar Rp 35,31 miliar," ujar Inarno dalam Konferensi Pers Rapar Dewan Komisioner Bulanan April 2024, Senin (13/5/2024).

Dia menyampaikan, transaksi dalam bursa karbon itu masih bisa meningkat kedepannya. Mengingat, besaran transaksi tadi baru dilakukan oleh sedikit pengguna jasa yang mengantongi izin.

Inarno mengatakan, saat ini ada 3.758 pendaftar yang tercatat dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI). Artinya, potensi perdagangan karbon masih terbuka lebar.

Selain itu, dia juga melihat banyaknya potensi unit karbon yang bisa diperdagangkan.

"Tentunya kedepan potensi bursa karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.758 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim atau SRN PPI dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan," bebernya.

 


Transaksi Sebelumnya

Kepala Pasar Modal, Bursa Karbon dan Keuangan Derivatif OJK Inarno Djajadi, dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Februari 2024, secara virtual, Senin (4/3/2024). (Tira/Liputan6.com)

Diberitakan sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejak diluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023 hingga 29 Februari 2024, tercatat 50 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 501.910 ton Co2 ekuivalen.

"Akumulasi nilai sebesar Rp 31,36 miliar, dengan rincian 31,39 persen di Pasar Reguler, 9,69 persen di Pasar Negosiasi dan 58,92 persen di Pasar Lelang," kata Kepala Eksekutif Pengawas pengawas pasar modal, keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Februari 2024, secara virtual, Senin (4/3/2024).

OJK melihat ke depan potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 3.453 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI), dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.

 


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Sebagai informasi, bursa karbon merupakan sistem yang mengatur perdagangan karbon dan/atau catatan kepemilikan unit karbon, dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui kegiatan jual beli unit karbon.

Teknis perdagangannya, perusahaan yang menghasilkan emisi karbon dioksida dalam jumlah lebih sedikit dapat menjual kredit karbon kepada perusahaan yang menghasilkan banyak karbon dioksida.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya