Warga Mali mengambil bagian dalam pekerjaan plesteran ulang tahunan Masjid Agung Djenne, bangunan bata lumpur terbesar di dunia, pada Minggu (12/5/2024). Ini merupakan sebuah langkah penting dalam menjaga integritas Masjid Agung Djenne di pusat negara tersebut. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Bangunan ini telah masuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya UNESCO sejak tahun 2016. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Bangunan ini telah masuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya UNESCO sejak tahun 2016. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Masjid dan kota di sekitarnya, yang merupakan pusat pembelajaran Islam bersejarah, telah terancam oleh konflik antara pemberontak Islamis, pasukan pemerintah, dan kelompok-kelompok lain. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Masjid Djenne memerlukan lapisan lumpur baru setiap tahun sebelum dimulainya musim hujan di bulan Juni, atau bangunan tersebut akan rusak. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Acara plesteran ulang ini pernah menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahunnya. Seperti halnya daerah lain di Mali, industri pariwisata di Djenne hampir punah. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Secara tradisional, laki-laki dan anak laki-laki bertanggung jawab untuk memanjat masjid dan mengoleskan lapisan lumpur baru. Sementara perempuan dan anak perempuan bertanggung jawab mengambil air dari sungai terdekat untuk dicampur dengan tanah liat guna membuat lebih banyak lumpur yang dibutuhkan untuk acara tersebut. (AP Photo/Moustapha Diallo)
Dengan tinggi hampir 20 meter dan dibangun di atas lahan sepanjang 91 meter, masjid Agung memiliki tiga menara yang khas dengan ratusan batang pohon palem, yang dikenal sebagai 'toron', menonjol keluar dari dinding bangunan. (AP Photo/Moustapha Diallo)