Krisis Global Bikin IHSG Ambrol, Sampai Kapan?

Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia mengalami kenaikan menjadi Rp 12.077 triliun. Angka ini naik 3,45 persen year to date, serta membukukan net buy sebesar Rp 7,95 triliun year to date.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 14 Mei 2024, 08:00 WIB
Memanasnya geopolitik memberikan dampak pada ekonomi global. Salah satunya menimbulkan tekanan di pasar saham global, termasuk kinerja pasar saham di Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari kondisi ekonomi global yang masih rentan. Hal tersebut turut berdampak pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatat penurunan di April 2024.

Seperti diketahui, memanasnya geopolitik memberikan dampak pada ekonomi global. Salah satunya menimbulkan tekanan di pasar saham global, termasuk kinerja pasar saham di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengungkap dampak kondisi itu terhadap gerak IHSG pada April 2024.

"Tekanan di pasar saham global turut berdampak pada pasar saham domestik di bulan April 2024, dengan IHSG terkoreksi 0,53 persen year to date ke level Rp 7.234,2 melemah 0,75 persen month to date," ujar Inarno dalam Konferensi Pers, dikutip Selasa (14/5/2024).

Sementara itu, kata dia, nilai kapitalisasi pasar mengalami kenaikan menjadi Rp 12.077 triliun. Angka ini naik 3,45 persen year to date, serta membukukan net buy sebesar Rp 7,95 triliun year to date.

Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 0,33 persen year to date ke level Rp 373,40. Investor non residen juga mencatatkan net sales sebesar Rp 1,41 triliun year to date di pasar obligasi korporasi.

"Sementara itu, pada industri pengelolaan investasi, nilai asset under management atau AUM pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp 810,28 triliun turun zebesar 1,75 persen year to date.

Dengan nilai aktiva bersih atau NAB reksadana tercatat sebesar Rp 479,74 triliun atau turun 4,33 persen year to date dan tercatat net redemption sebesar Rp 56,18 triliun pada April 2024," bebernya.

 


138 Perusahaan Mau IPO

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, Inarno mencatat pada sektor penghimpunan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif. Ini terlihat dari nilai penawaran umum sebesae Rp 77,64 triliun dengan jumlah 17 emiten baru.

Dia juga mencatat ada yang mengantre untuk melakukan penawaran saham perdana di bursa efek atau IPO.

"Sementara itu masih terdapat 138 pipeline penawaran umum," ucap dia.

"Di sisi penggalangan dana securities crowd funding, SCF, dana yang dihimpun telah mencapai Rp 1,11 triliun, dengan 17 penyelenggara dan 529 penerbit," pungkas Inarno.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya