Kerap Terjadi Lakalantas, Pj Gubernur Jabar Sebut Penambahan Infrastruktur Jalan di Ciater Tunggu Hasil Investigasi KNKT

Pemerintah Jabar akan merujuk hasil KNKT pasca kecelakaan maut bus akhir pekan lalu (Sabtu, 12/5/2024) guna mengetahui jenis infrastruktur yang harus ditambah.

oleh Arie Nugraha diperbarui 15 Mei 2024, 14:00 WIB
Bus Pariwisata Purnama Sari dengan nomor polisi E 7508 W yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bandung-Subang, Babakan Nagrog, Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2020). (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Bandung - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin menyebutkan wacana penambahan infrastruktur jalan di kawasan Ciater, Kabupaten Subang, menunggu hasil dari investigasi dan evaluasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Pasalnya, kata Bey, Pemerintah Jabar akan merujuk hasil KNKT pasca kecelakaan maut bus akhir pekan lalu (Sabtu, 12/5/2024) guna mengetahui jenis infrastruktur yang harus ditambah.

"Untuk penambahan infrakstruktur jalan, kami masih menunggu hasil dari KNKT, apa harus ada perombakan rambu, pelebaran jalan dan lainnya, kami masih menunggu," kata Bey di Kantor Gubernur Jabar, Gedung Sate, Bandung, Senin (13/5/2024).

Pascakecelakaan bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, yang merenggut nyawa 11 orang dan puluhan luka-luka itu, Bey mengimbau kepada bupati dan wali kota di Jabar untuk memperketat izin kegiatan study tour.

Bey telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 64/PK.01/KESRA tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan, tanggal 8 Mei 2024. Dalam SE tersebut berisi imbauan untuk memperketat izin kegiatan study tour yang dilaksanakan satuan pendidikan di wilayah masing-masing.

"Kami ingin sekolah-ekolah di Jabar agar study tour-nya di Jabar saja supaya ekonomi Jabar sendiri ada pergerakan. Selain itu, pihak sekolah diminta memperhatikan kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk melaksanakan study tour," sebut Bey.

"Kelayakan bus maupun kesehatan pengemudi, pelajaran dari kasus Subang ini, terkait tahun kendaraan jangan menggunakan bus tua," tambah Bey.

Bey menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Jabar dan Dinas Perhubungan Jabar untuk melarang bus yang tidak memiliki uji layak KIR, pengemudi ugal-ugalan, dan tak memiliki SIM supaya tidak beroperasi lagi.

"Kami akan koordinasikan dengan Dishub dan Polda, jika tidak ada uji KIR dan pengemudi melanggar aturan di jalan pasti ada sanksi," ucap Bey.

Bey menambahkan, SE yang telah diterbitkan itu masih bersifat imbauan dan pihaknya akan terus mengkaji surat edaran tersebut.

"Misalkan ada sekolah yang sudah berencana untuk pergi ke luar daerah, kami tidak melarang karena sifatnya masih imbauan, tapi kami berharap jika masih bisa diubah, lebih baik dalam kota saja," ungkap Bey.

Bey mengaku banyak kawasan di dalam kota yang dapat dikunjungi pelajar untuk melakukan study tour. Hal itu seharusnya dapat dioptimalkan sebaik mungkin.

Bey menyebutkan tak hanya soal banyaknya lokasi wisata di Provinsi Jabar, tujuan study tour juga dapat dilakukan ke kawasan industri.

"Jabar punya segalanya, pariwisata dan industri pun ada semua di Jawa Barat," sebut Bey.

 


KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

Dilansir kanal News, Liputan6, Tim dari investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 11 orang di Subang, Jawa Barat.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, tim investigasi bakal melakukan sejumlah pendataan. Soerjanto menyebut, pihaknya perlu memeriksa kondisi bus hingga melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terdampak kecelakaan.

Kita melihat lokasi kecelakaan, terus kita periksa busnya apa yang harus dibongkar. Juga kita akan melakukan wawancara dengan penumpang dengan pengemudi dengan siapapun yang memang terkait dengan masalah kecelakaan ini," kata Soerjanto kepada wartawan, dikutip Minggu (12/5/2024).

Soerjanto bilang, jika diperlukan juga akan dilakukan pengukuran jalan. Menurutnya, selepas semua data terkumpul, barulah proses analisis dilakukan.

"Nah nanti baru kita bawa ke Jakarta untuk dilakukan proses analisa dan penulisan laporan," ucap dia.

Sejauh ini, lanjut dia merujuk keterangan beredar, rem blong menjadi dugaan penyebab kecelakaan bus yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana tersebut. Meski demikian, kata dia informasi tersebut masih perlu pembuktian.

KNKT, kata Soerjanto, akan memberikan rekomendasi terbaik ihwal kelaikan jalan kendaraan berdasarkan dari temuan investigasi. Hal itu, ujar dia guna mengantisipasi kecelakaan serupa kembali terulang.

 


Perkembangan Peristiwa Kecelakaan Bus Maut Subang

Penyidik Satlantas Polres Subang menjadwalkan pemeriksaan kernet Bus Trans Putera Fajar terkait kasus kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Bus yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu terguling hingga menewaskan 11 orang pada Sabtu 11 Mei 2024.

Pemeriksaan berlangsung di Polres Subang pada hari ini, Senin (13/5/2024). Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Wibowo menerangkan, kondisi kernet bus sudah dalam keadaan sehat, sehingga bisa menjalani pemeriksaan.

"Kernet sudah kita temukan dan juga kita sudah amankan juga. Ini saksi kunci, sekarang sedang dalam pemeriksaan juga oleh penyidik Polres Subang," kata dia saat dihubungi, Senin.

Dalam kasus ini, ada dua saksi kunci yaitu sopir dan kernet bus. Sementara itu, sopir belum dapat diperiksa sebagai saksi. Penyidik baru minta keterangan secara lisan saja. Karena masih dalam perawatan medis.

"Kondisi luka dan memang saat ini masih perawatan medis di klinik Dokkes Polres Subang. Mudah-mudahan secepatnya bisa pulih sehingga kita bisa cepat lakukan pemeriksaan," ujar dia.

Atas kejadian ini, sopir bus, Sadira menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban. Baik korban yang meninggal maupun yang mengalami luka ringan ataupun berat.

"Keluarga-keluarganya (korban) saya mohon maaf sebesar besarnya, karena kejadian ini semua tidak ada yang mau, karena ini namanya musibah. Maafkan saya, telah tidak ada keluarganya pada saat saya bawa, yang luka berat, atau ringan, atau meninggal saya mohon maaf sebesar besarnya," kata Sadira yang dikutip dari Antara, Minggu (12/5/2024).

 


Rem Bus Sempat Blong dan Diperbaiki

Sadira sebelumnya mengungkapkan, kejadian itu bermula saat sedang makan di sore hari kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat. Pada saat makan, ia sempat diingatkan kalau kondisi bus yang dikendarainya mengalami rem blong.

"Saat itu sudah saya perbaiki, sudah semua, saya sampai panggil montir, kemudian dicek, aman, saya lanjutkan," kata Sadira.

Merasa sudah aman, bus tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya. Hanya saja di pertengahan jalan kondisi remnya lagi-lagi mengalami masalah hingga akhirnya tidak berfungsi.

Tidak berfungsinya rem tersebut juga merambat ke bagian perseneling gigi.

"Iya, jadi pada saat. Jadi saya mau masuk gigi susah, kalau sudah ada angin habis itu masuk gigi jadi susah," kata dia.

Tak Ada Jalur Darurat

Dia mengaku melakukan sejumlah langkah penyelamatan dengan cara mencari jalur darurat. Namun, kata dia, tidak ada jalur darurat di lokasi sebelum kecelakaan.

Satu-satunya jalan keluar yang bisa terpikirkan oleh dia bagaimana cara membuat bus yang dikendarainya dapat diperlambat dengan segala cara.

Alhasil, dia memutuskan untuk membanting stir dengan harapan dapat menghentikan laju bus. "Akhirnya saya buanglah ke kanan. Saat buang kanan, mobil terbalik. Saya enggak tau buang ke kanan ada motor. Karena ada motor sekitar sampai 5. Saya terusin terus ada korban 1," imbuhnya.

Hingga akhirnya, bus yang tidak terkendali tersebut berhenti ketika menabrak salah satu tiang listrik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya