Naturalisasi Pemain di Timnas Indonesia Masih Diperlukan Setidaknya hingga 10 Tahun Mendatang

Kehadiran pemain naturalisasi/diaspora menimbulkan perdebatan. Ada yang mendukung, ada juga yang menentang.

oleh Thomas diperbarui 14 Mei 2024, 21:01 WIB
Tiga pemain starting XI Timnas Indonesia (dari kiri) Hokky Caraka, Nathan Noel dan Ivar Jenner berbaris jelang dimulainya laga Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menghadapi Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta- Program naturalisasi pemain keturunan Indonesia sukses besar dijalankan oleh PSSI. Prestasi timnas Indonesia meningkat dengan kehadiran pemain berdarah Belanda. Timnas Indonesia sukses melaju ke 16 besar Piala Asia 2024 dan ke semifinal Piala Asia U-23 2024.

Namun kesuksesan tersebut tetap menimbulkan polemik di tanah air. Pendukung timnas Indonesia terbagi menjadi dua kubu. Ada yang mendukung pemain naturalisasi/diaspora, ada yang tidak.

Derasnya proses naturalisasi pemain dikhawatir membuat pemain lokal akan semakin tersisih. Terlebih kini Shin Tae-yong kini sudah bisa memakai starter full pemain naturalisasi/diaspora dari kiper sampai striker.

Perdebatan soal naturalisasi dan local pride ini ditanggapi oleh pengamat sepak bola Taufik Jursal Efendi. Menurutnya program naturalisasi diperlukan terutama untuk jangka pendek setidaknya 10 tahun mendatang. Tapi pembinaan pemain usia muda juga harus tetap berjalan hingga dalam jangka panjang Indonesia bisa mencetak pemain muda berprestasi dan mengurangi naturalisasi.

"Apakah masih perlu pemain diaspora/naturslisasi? Menurut saya tetap perlu sampai 10 tahun ke depan, sesuai kebutuhan posisi-posisi penting /sektor lemah di timnas Indonesia. STY pandai melihat itu. Buktinya jantung timnas Indonesia diisi pemain Diaspora," tutur Taufik.


Pemain Lokal Masih Bisa Bersaing

Hasil fantastis ditorehkan Timnas Indonesia U-23 di ajang Piala Asia U-23 2024. Berstatus tim debutan, Garuda Muda sukses melaju ke perempatfinal setelah pada laga pamungkas Grup A di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Minggu (21/4/2024) menghancurkan Yordania U-23 dengan kemenangan 4-1. Empat gol kemenangan anak asuh Shin Tae-yong dicetak oleh Marselino Ferdinan (23' dan 70'), Witan Sulaeman (40) dan Komang Teguh (86'). Satu-satunya gol Yordania U-23 tercipta akibat gol bunuh diri Justin Hubner (79'). (AFP/Karim Jaafar)

Taufik melihat kehadiran pemain Diaspora/naturalisasi saat ini justru turut membantu meningkatkan kinerja pemain lokal. "Buktinya ada Ernando Ari, Rizky Ridho, Jakob Sayuri sampai Marselino tetap mendominasi timnas," sambung pria yang juga CEO PT Jakarta Raya League itu.

"Jadi semacam Garuda Indonesia tetap membutuhkan sewa pesawat dari Boeing dan pilotnya putra-putra terbaik Indonesia," lanjut Taufik.

Untuk membuat sepak bola Indonesia makin berprestasi dunia, Taufik melihat juga perlu dikombinasikan dengan perbaikan menyeluruh program pembinaan sehingga dalam jangka panjang bisa mencetak pemain muda berprestasi.


PSSI Harus Fokus Perbaiki Pembinaan Pemain Muda

"Saya percaya ketua umum PSSI saat ini sangat peduli untuk program-program pembinaan, namun klub-klub harus bersama dengan regulator kompetisi merumuskan. Pada posisi saat ini, kita memberikan kesempatan banyak kepada pemain-pemain diaspora atau yang dinaturalisasi untuk membela timnas Indonesia. Namun, kita juga harus memperhatikan persiapan pemain-pemain dari Indonesia sendiri melalui jenjang kompetensi," imbuh Taufik.

Untuk membahas perlunya pembinaan pemain usia muda di tengah hadirnya pemain naturalisasi/diaspora ini Taufik rencananya akan mengumpulkan pemain-pemain muda, pelatih-pelatih usia dini dalam dalam diskusi sepak bola di Jakarta Football Expo 2024 yang berlangsung 22 Juni 2024.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya