Mahalnya Harga Tiket Masih Jadi Kendala Wisatawan Datang ke Natuna

Mahalnya harga tiket masih menjadi kendala wisatawan datang ke Natuna

oleh Sulung Lahitani diperbarui 15 Mei 2024, 07:02 WIB
Bupati Natuna Wan Siswandi (doc: Liputan6.com/Sulung Lahitani)

Liputan6.com, Natuna Mahalnya harga tiket pesawat masih menjadi salah satu kendala sektor pariwisata di Natuna. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Natuna Wan Siswandi usai acara Natuna Geopark Marathon 2024. 

"Sekarang itu harga tiket masih lumayan tinggi. Karenanya harus saya akui, ketika tidak ada event seperti ini, jumlah penumpang pesawat ke sini hanya sekitar belasan orang," ungkap dia pada Minggu (12/5/2024). 

Mengadakan berbagai event pariwisata menjadi salah satu cara yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Natuna dalam usaha untuk menekan mahalnya harga tiket tersebut.

"Kita perbanyak event, dengan begitu nanti penerbangan ke sini juga lancar. Kalau kita ada event dan pesawat ke sini penuh terus, mudah-mudahan tiketnya akan lebih murah," tambah dia.

Untuk diketahui, saat ini hanya ada dua maskapai domestik yang melayani penerbangan reguler tujuan Natuna dengan jadwal penerbangan setiap hari. Namun, meskipun jadwal penerbangan setiap hari, harga tiket pesawat tujuan Natuna masih di atas satu juta rupiah.

Mahalnya harga tiket ini pula yang kerap dikeluhkan oleh calon penumpang, terutama dari luar Natuna. Sampai-sampai ada yang mengatakan harga tiket pesawat tujuan Singapura dari Jakarta lebih murah ketimbang tujuan Natuna.

"Ini sudah kami komunikasikan ke kementerian terkait, seperti Menteri Perhubungan, BUMN, dan lainnya. Semoga akan ada maskapai lain yang membuka jalur penerbangan ke sini sehingga turut dapat menekan harga tiket," pungkas Siswandi.

Pemerintah Kabupaten Natuna baru saja sukses menyelenggarakan Natuna Geopark Marathon yang diselanggarakan pada hari Minggu lalu. Sebanyak 840 peserta mengikuti acara tersebut baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, peserta datang dari Inggris serta Malaysia. Sementara dari dalam negeri, peserta berasal Kepulauan Riau, Surabaya, Jakarta, Madiun, hingga Papua.

 


Gaet Wisatawan, Natuna Geopark Marathon Diikuti 840 Peserta Dalam dan Luar Negeri

Gaet Wisatawan, Natuna Geopark Marathon Diikuti 840 Peserta Dalam dan Luar Negeri (doc: Liputan6.com/Sulung Lahitani)

Sebagai salah satu pulau terluar di wilayah Indonesia, Natuna memiliki banyak potensi wisata. Apalagi, sejak ditetapkannya Natuna sebagai kawasan Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) pada tahun 2018. 

Untuk semakin memperkenalkan Natuna sebagai tujuan wisata, Natuna Geopark Marathon 2024 pun diadakan. Bupati Natuna Wan Siswandi mengaku, hal tersebut sebagai salah satu cara menarik wisatawan agar semakin banyak yang berkunjung ke Natuna.

 "Tujuannya memang Natuna Geopark Marathon ini untuk memperkenalkan Natuna karena sudah ditetapkan sebagai geopark. Yang kedua, agar turis datang ke sini. Ini perdana diadakan dan akan menjadi agenda tahunan," ungkap Wan Siswandi usai melepas peserta Natuna Geopark Maraton di Natuna, Minggu (12/5/2024).

Ia menambahkan bahwa ke depannya acara-acara serupa akan kembali diadakan. "Tahun kemarin ada lomba sepeda, tahun ini selain lomba lari maraton, juga akan ada lomba mancing dan juga balap sepeda lagi," tambah dia.

Selengkapnya...


Tak Kalah dengan Hawaii, Natuna Punya Situs Kapal Tenggelam Bernilai Sejarah Tinggi

Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda (Doc: Liputan6/Sulung Lahitani)

Wakil Bupati Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rodhial Huda memiliki impian suatu saat Natuna dapat terkenal seperti Hawaii. Ia membandingkan hal tersebut dengan kekayaan alam maupun situs bersejarah di Natuna yang menurutnya tak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki Hawaii.

"Itu di Hawaii, jutaan turis datang melihat satu kapal yang dibom Jepang di Pearl Harbour. Lah sementara Natuna ada setidaknya 24 situs kapal tenggelam," ungkap dia saat ditemui di kediamannya, Senin (13/5/2024).

 Hanya saja, menurut dia, Pemerintah Daerah Natuna butuh dibantu oleh Pemerintah Pusat terkait situs-situs kapal tenggelam tersebut untuk mengetahui mana yang memiliki nilai jual.

"Karena apa yang menurut kami bagus, belum tentu demikian menurut Pusat. Bisa juga yang menurut kami tidak ada nilainya, ternyata bagi turis itu ada nilainya," tambah Rodhial lagi. 

Untuk diketahui, salah satu titik bangkai kapal karam di Natuna yang terkenal adalah KM Djadajat yang disebut pernah digunakan oleh Presiden Soekarno. Bangkai kapal yang berada di Selat Lampa dan Pulau Tiga ini digunakan oleh presiden pertama Republik Indonesia itu dalam ekspedisi nusantara pada tahun 1958. 

Selengkapnya...

Infografis Petaka Longsor di Natuna Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya