Saham Meme Melambung Bakal Berdampak ke Bitcoin?

Saham Gamestop dan AMC Entertainment masing-masing naik lebih dari 160 persen selama dua hari terakhir. Sementara itu, harga bitcoin sedikit berubah hanya turun 0,1 persen

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mei 2024, 17:29 WIB
Pergerakan harga bitcoin tidak sejalan dengan saham meme seperti yang terjadi tiga tahun lalu meski aksi pasar saham pekan ini mungkin juga mengindikasikan reli besar-besaran di kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan harga bitcoin tidak sejalan dengan saham meme seperti yang terjadi tiga tahun lalu meski aksi pasar saham pekan ini mungkin juga mengindikasikan reli besar-besaran di kripto.

Mengutip laman CNBC, Rabu (15/5/2024), saham Gamestop dan AMC Entertainment masing-masing naik lebih dari 160 persen selama dua hari terakhir. Sementara itu, harga bitcoin sedikit berubah hanya turun 0,1 persen pada periode yang sama, menurut Coint Metrics.

Pada perdagangan Rabu, 15 Mei 2024, harga bitcoin (BTC) naik tipis 0,43 persen ke posisi USD 62.120 atau sekitar Rp 992,84 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.982).

Sebaliknya pada 2021, GameStop dan AMC masing-masing menguat 821 persen dan 373 persen pada Januari-April. Keuntungan bitcoin pada saat itu, meski lebih sederhana, masih mencapai 96 persen.

“Ini bukan 2021, saat dunia melakukan lockdown dan dibanjiri likuiditas,”ujar salah satu pendiri bursa kripto Nexo, Antoni Trenchev.

Ia menambahkan, perlu diingat saham GameStop mencapai puncaknya pada Januari 2021, jauh sebelum bitcoin mencapai level tertinggi lebih dari USD 60.000 atau sekitar Rp 960,76 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.012) pada April dan November tahun itu.

“Data harga produsen Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan adalah pengingat latar belakang makro ekonomi dan inflasi tidak kondusif untuk reli bitcoin dan kemungkinan akan tetap berasal dalam kisaran terbatas setelah pembukaan yang eksplosif hingga 2024,” ia menambahkan.

 

 


Meme Coin Naik Tips

Ilustrasi dogecoin (Photo by Executium on Unsplash)

Namun, di dunia kripto selain bitcoin mencakup koin meme. Dogecoin dan koin Shiba Inu masing-masing naik 3 persen dalam dua hari terakhir, menurut Coin Metrics.

Adapun Bitcoin secara luas dianggap memiliki kelas tersendiri dalam dunia kripto yang didorong oleh faktor makro saat tidak ada katalis khusus untuk dipertimbangkan seperti exchange-traded funds (ETF) dan halving bitcoin yang terjadi setiap empat tahun sekali.

Ekonom dan penulis newsletter Crypto is Macro Now, Noelle Acheson menuturkan, saham meme reli seiring perputaran uang. Di sisi lain, masalah makro masih menekan bitcoin.

“Data inflasi dapat meningkatkan semangat jika lebih baik dari perkiraan, tetapi ketidakpastiannya tinggi,” ujar dia.

ETF Bitcoin

Pada 2024, Amerika Serikat mengizinkan pengenalan ETF bitcoin pertama yang sebagian besar didorong oleh manajer investasi terbesar di dunia yakni BlackRock. ETF tersebut diharapkan dapat menarik jenis investor baru, arus kas yang stabil sekaligus mengurangi volatilitas.

Ditambah lagi, krisis perbankan regional pada 2023 di Amerika Serikat yang awali siklus bitcoin saat ini telah mengubah banyak pihak terhadap potensi kripto sebagai sistem keuangan alternatif dan melakukan lindung nilai terhadap ketidakpastian.

“Bitcoin tidak lagi dilihat sebagai aset spekulasi murni,” ujar Acheson.

 


Potensi Penurunan Harga Bitcoin

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

CEO dan Chief Investment Officer Defiance ETF, Syliva Jablonski menuturkan, bitcoin meski dimasukkan dalam saham meme pada 2021, pasar mulai menunjukkan tanda-tanda yang ditanggapi lebih serius saat ini.

"Telah terjadi pergeseran menuju kredibilitas dalam jangka panjang saat memegang bitcoin," ujar dia.

Ia menuturkan, bitcoin menjadi lebih komersial dalam kemasan ETF-nya. "Baik investor ritel dan institusi cenderung memegang bitcoin dan eter, dibandingkan memperdagangkannya seperti saham meme,” kata Jablonski.

Adapun bitcoin yang baru-baru ini mengalami penurunan yang oleh banyak investor digambarkan sebagai langkah yang sehat usai bitcoin mendekati USD 73.000 atau sekitar Rp 1,16 miliar pada kuartal I 2024.

Dengan sedikit katalis dan tantangan makro ekonomi, investor ini juga memperingatkan penurunan harga bitcoin dapat berlangsung beberapa bulan lagi dan mungkin akan tetap membuat harga tetap lebih rendah.

"Periode konsolidasi ini dapat berlangsung lama dan sangat membosankan. Narasi bitcoin telah habis dan saya tidak berharap kebangkitan kembali kegilaan saham meme akan menjadi katalis bagi pergerakan bitcoin selanjutnya,” kata dia.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya