Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya merasa kaget saat mendatangi wilayah Kota Depok karena memiliki cuaca panas. Bima Arya Kota Depok berbeda dengan Kota Bogor sehingga perlu penataan penghijauan.
Bima Arya mengatakan, Depok berbeda dengan kota-kota lain yang tumbuh secara alamiah, seperti Bogor dan Bandung. Kota Depok diawali dengan berkembang pemukiman properti dan hal lainnya.
Advertisement
“Kok panas pisan Depok the,” ujar Bima Arya, Rabu (15/5/2024).
Bima Arya menjelaskan, cuaca panas di Kota Depok diduga karena kurangnya penghijauan. Arya memberikan masukan kepada Kota Depok untuk menambah tanaman dan penanamannya lebih melibatkan warga.
“Menurut saya, untuk urban farming, untuk penanaman pohon jalur hijau ya,” jelas Bima.
Saat mendatangi Situ Rawa Kalong, Bima Arya melihat situ menjadi lahan potensial untuk dilakukan penghijauan dan menambah kesejukan. Namun Bima Arya melihat, beberapa pohon di sekitar Situ Rawa Kalong banyak yang di tebang.
“Saya lihat beberapa pohonnya malah di tebang di situ, ketika pembangunan, harusnya lebih banyak lagi,” ucap Bima.
Tata Kelola Kota Depok
Selain itu, tata kelola Kota Depok tidak boleh ditentukan pihak swasta. Tata Kota Depok harus terkonsep dan direncanakan dari Pemerintah Kota Depok bersama dengan warga.
“Bukan kemudian berkembang tanpa arah, jadi saya kira satu persoalannya adalah perencanaannya jangan kalah dengan swasta,” ungkap Arya.
Arya menuturkan, sebuah pemerintahan tidak boleh tunduk dengan kepentingan sebuah komersil. Sebuah kota harus berkarakter sehingga membuat warga yang tinggal disebuah kota merasa nyaman.
“Kota itu bukan hanya sebatas roda ekonomi saja, tapi ada hal-hal lain,” tutur Bima.
Advertisement
Koordinasi
Tidak hanya itu, lanjut Bima, Pemerintah Kota dapat saling berkoordinasi dengan pemerintah di sekitar maupun tingkat Provinsi dan Pusat. Bima mengakui, saat memimpin Kota Bogor, terdapat persoalan lingkungan, banjir, dan transportasi.
“Samalah seperti di Bogor, Bogor nggak bisa selesai masalah macet dan banjir Kalau nggak koordinasi, begitu juga Depok,” terang Bima.
Bima mengaku pernah menyusuri Sungai Ciliwung dari Bogor menuju Jakarta. Saat melintas dari wilayah Bogor menuju Depok selama 12 jam menggunakan perahu karet, air sungai masih terlihat jernih.
“Tapi begitu Depok sampai Manggarai, kita melihat ada limbah rumah tangga, ada sampah baunya agak beda, ini masalah lingkungan serius, itu tidak bisa hanya Walikota sendiri harus difasilitasi oleh Gubernur Jawa Barat dan juga Gubernur Jakarta,” pungkas Bima Arya.