Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Polling Institute mengemukakan bahwa penanganan kasus-kasus besar yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung membuat lembaga tersebut semakin dipercaya oleh publik."
"Tren Kejaksaan Agung ini kami lihat naik cukup kencang dari September 2023 hingga April 2024 seiring dengan banyaknya penanganan kasus-kasus korupsi raksasa yang ditangani oleh Kejaksaan," kata Peneliti Utama Polling Institute Kennedy Muslim seperti dilansir Antara.
Advertisement
Ia menjelaskan bahwa kasus-kasus yang ditangani Kejaksaan Agung dalam beberapa waktu terakhir turut menyita perhatian publik, sehingga akhirnya berdampak terhadap peningkatan tingkat kepercayaan.
"Apalagi tadi pagi kita lihat ada pemanggilan kembali, yang kedua, yakni selebritas Sandra Dewi," jelasnya.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat konsistensi selama 1-2 tahun terakhir, tetapi Kejaksaan Agung masih menempati peringkat ketiga dalam lembaga negara yang mendapatkan kepercayaan publik.
Ia menyebut sebanyak 75 persen percaya terhadap kinerja Kejaksaan Agung. Kemudian, lanjut dia, posisi pertama ditempati TNI yang meraih 88,1 persen, dan disusul lembaga kepresidenan yang dipercaya oleh 85 persen responden.
Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa pencapaian Kejaksaan Agung masih lebih baik dibandingkan Mahkamah Konstitusi (MK) 72,1 persen, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) 71,3 persen, atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 65,4 persen.
"KPK yang masih terpuruk karena belum berhasil pulih selama 1-2 tahun terakhir. Memang KPK trennya cenderung berada di bawah Kejaksaan maupun Kepolisian," jelasnya.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan masa pemilihan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK dapat menjadi indikator untuk kembali menaikkan kepercayaan publik terhadap KPK
Metode Survei
Sebelumnya, Polling Institute melakukan survei pada periode 27-30 April 2024 dengan metode pengambilan data dilakukan melalui telepon.
Target populasi survei tersebut adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, dan memiliki telepon, yakni sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Sampel survei dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) sebanyak 1.217 responden; terdiri dari 50,5 persen laki-laki, dan 49,5 persen perempuan. Sementara itu, toleransi kesalahan survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan asumsi simple random sampling.
Advertisement