Liputan6.com, Jakarta Polisi telah menetapkan sopir bus Trans Putera Fajar atas nama Sadira sebagai tersangka kasus kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Adapun, dalam insiden maut ini 11 orang dilaporkan meninggal dunia.
Advertisement
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Aan Suhanan mengungkapkan, kemungkinan adanya tersangka lain di dalam kasus ini.
Apalagi, setelah mendapatkan masukan dari para hukum yang pada intinya penyidikan yang dilakukan harus teliti dan penuh kehati-hatian.
"Artinya semua yang terlibat dalam peristiwa kecelakaan lalulintas seperti yang di Subang, itu semua akan kita periksa ya. Dan sangat memungkinkan ya ini yang ada keturut sertaan terhadap peristiwa tersebut, ini juga akan dimintai pertanggungjawaban sebagai yang bertanggung jawab terhadap terjadinya peristiwa kecelakaan tersebut," kata dia kepada wartawan, Rabu (15/5/2024).
Aan mengatakan, penyidikan akan dikembangkan entah itu ke pegusaha bus atau karoseri. Karena ada indikasi ada perubahan rancang bangun.
"Itu juga kemungkinan ada pasal yang akan kita terapkan di kasus tersebut," ucap dia.
Karena itu, Aan mengatakan potensi penambahan tersangka kasus kecelakaan yang melibatkan pelajar SMK Lingga Kencana Depok ini terbuka, tergantung dari fakta-fakta hukum yang ada.
"Kita tidak mengarahkan tapi akan ada fakta hukum yang mengarah kepada para pengusaha, kita akan, penyidikan akan diarahkan ke sana," ujar dia.
"Kemudian untuk perubahan bentuk bus tadi itu ada Pasal 270 nanti akan jugakita terapkan disitu, karoseri kemudian juga pengusaha kita terapkan pasal itu. Jadi bisa saja terus bertambah," menandaskan.
Tujuh Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Penanganan ICU di RS UI
Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) masih melakukan penanganan korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana, Depok. RS UI akan berusaha maksimal untuk memulihkan korban kecelakaan bus yang terjadi di Subang, Sabtu (11/5/2024).
Direktur Utama RS UI, Astuti Giantini mengatakan, pihaknya sedang berupaya memulihkan kondisi kesehatan korban. Sebanyak tujuh pasien masih dilakukan penanganan intensif di RS UI.
“Jumlah pasien yang dirawat di RS UI ada tujuh, semuanya mengalami operasi,” ujar Astuti, Selasa (14/5/2024).
Astuti menjelaskan, korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana memerlukan tindakan operasi. Tim dokter RS UI berupaya melakukan tindakan operasi mulai pukul 07.00 WIB hingga 03.00 WIB, atau hari keesokannya.
“Jadi semua pasien masih berada di ruang ICU, saya minta doanya mudah-mudahan segera diberi kesembuhan, segera diberi perbaikan itu yang kami harapkan,” ucap Astuti.
RS UI belum dapat memindahkan para korban dari ruangan ICU ke ruangan perawatan. Hal itu dikarenakan kondisi korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana dalam katagori luka berat.
“Kondisinya rata-rata berat, menurut saya semuanya memang perlu dilakukan observasi di ICU,” jelas Astuti.
Advertisement
Kondisi Pasien
Tidak hanya itu, lanjut Astuti, sejumlah pasien mengalami kondisi kesadaran kurang baik. Namun RS UI belum dapat mengambil kesimpulan terhadap kondisi korban.
“Saya belum bisa menentukan apakah nanti hasilnya akan baik atau tidak, itu juga masih perlu penanganan lanjut, jadi memang harus kita terapi dengan yang terbaik,” terang Astuti.
Astuti mengungkapkan, RS UI akan melakukan terapi terhadap korban pasca menjalani operasi. RS UI akan menunggu hasil dari penanganan pasca operasi untuk menentukan langkah penanganan medis selanjutnya kepada korban.
“Selanjutnya mungkin kalo ada yang perlu direhabilitasi atau perlu perbaikan, kedepan akan kita lakukan,” terang Astuti.
RS UI optimis dapat memberikan penanganan kesehatan kepada para korban sehingga tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit lain. RS UI akan berusaha melakukan tindakan medis maksimal untuk kesembuhan para korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana.
“Ya betul, semua masih di ruang intensif care ya,” pungkas Astuti.