IHSG Melambung Usai Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Selama 48 Bulan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,36 persen ke posisi 7.179,83 pada Rabu, 15 Mei 2024 usai rilis data neraca perdagangan Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Mei 2024, 05:38 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Rabu (15/5/2024).Penguatan IHSG di tengah sentimen rilis neraca perdagangan April 2024.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Rabu (15/5/2024).Penguatan IHSG di tengah sentimen rilis neraca perdagangan April 2024.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,36 persen ke posisi 7.179,83. Indeks LQ45 menyuat 0,99 persen ke posisi 901,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.192,14 dan terendah 7.082,11. Sebanyak 257 saham melemah dan 296 saham menguat. 224 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.123.351 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.944. Investor asing jual saham Rp 136,13 miliar. Sepanjang 2024, investor asing lepas saham Rp 1,43 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri melemah 0,23 persen, sektor saham kesehatan susut 0,05 persen dan sektor saham properti tergelincir 0,19 persen.

Sementara itu, sektor saham basic melonjak 2,43 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 0,06 persen, sektor saham nonsiklikal melesat 0,23 persen dan sektor saham siklikal bertambah 0,33 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan menguat 0,92 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,44 persen, sektor saham infrastruktur melesat 0,70 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,36 persen.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa regional Asia cenderung bergerak mixed, seiring sikap pelaku pasar yang merespons pernyataan ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell sehubungan dengan rilis United States Producer Prices atau US PPI Final Demand bulanan yang naik dari sebelumnya minus 0,1 persen (mtm) menjadi 0,5 persen (mtm).

 


Sentimen IHSG

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun, US PPI Final Demand secara tahunan naik dari sebelumnya 1,8 persen (yoy) menjadi 2,2 persen (yoy) dan mengungkapkan hasil ini tidak sepenuhnya menunjukkan inflasi masih tinggi, tapi hasilnya beragam.

"Sehingga, pelaku pasar optimistis tidak akan menaikkan suku bunga acuannya, dimana sebelumnya Powell juga mengulangi bahwa saat ini bukan tentang menaikkan suku bunga tapi sampai kapan suku bunga saat ini dipertahankan,” demikian dikutip dari Antara.

Pada Rabu malam, 15 Mei 2024 waktu Indonesia, Amerika Serikat (AS) akan melaporkan data inflasi yang diproyeksikan masih di atas level 3 persen, dari sebelumnya pada Maret 2024 berada di level 3,4 persen. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode April 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 3,56 miliar.


Top Gainers-Losers

Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham KJEN melambung 34,43 persen
  • Saham SOLA melambung 34,04 persen
  • Saham NASI melambung 33,06 persen
  • Saham SAPX melambung 25 persen
  • Saham CNKO melambung 25 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MKNT merosot 50 persen
  • Saham TAXI merosot 50 persen
  • Saham KICI merosot 22,65 persen
  • Saham TARA merosot 16,67 persen
  • Saham TAPG merosot 14,96 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
  • Saham TPIA senilai Rp 1 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 521,2 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 513,4 miliar
  • Saha ASII senilai Rp 501 miliar

Saham- teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham ATLA tercatat 82.147 kali
  • Saham SOLA tercatat 47.225 kali
  • Saham BBRI tercatat 40.485 kali
  • Saham ASII tercatat 33.283 kali
  • Saham GOTO tercatat 27.225 kali

Bursa Saham Asia Pasifik

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 15 Mei 2024 di tengah sentimen wall street menguat. Indeks Nasdaq catat rekor tertinggi meski inflasi menguat.

Indeks harga produsen berada di posisi 0,5 persen di atas perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 0,3 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Ranu pekan ini.

Sementara itu, bursa saham Korea Selatan dan Hong Kong libur. Investor juga mencerna data anggaran tahunan Australia yang rilis Selasa pekan ini. Di sisi lain, Bank Sentral China juga mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun di posisi 2,5 persen. Indeks CSI 300 melemah 0,85 persen ke posisi 3.626,06.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,35 persen ke posisi 7.753,70. Indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,08 persen menjadi 38.385,73. Indeks Topix mendatar di posisi 2.730,88.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya