Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan saham Kamis (16/5/2024).
IHSG naik 1,39 persen ke posisi 7.179 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Rabu, 15 Mei 2024, penguatan IHSG pun mampu menembus moving average (MA) 20 harian.
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusial, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave © dari wave B sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289.
Herditya menuturkan, IHSG akan bergerak di level support 7.045,7.026 dan level resistance 7.232,7.267 pada perdagangan Kamis pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, secara analisis teknikal, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.130-7.200.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dari level support garis moving average (MA) 200 harian dan breakout resistance garis MA (5,20) disertai volume.
“Meski berpeluang melakukan koreksi teknikal (pullback), tetapi selama di atas garis MA20 maka berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA50,” ujar dia.
Wafi mengatakan, jika kembali breakdown support garis MA20, berpeluang untuk kembali melakukan menguji support garis MA-200nya. “Range pergerakan IHSG saat ini ada di kisaran 7.000-7.200,” ujar dia.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan Herditya memilih saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Timah Tbk (TINS), dan saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) - Buy on Weakness
Saham MAPA bergerak flat ke 880 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu bergerak di atas 830 sebagai stoplossnya, posisi MAPA saat ini diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [c] dari wave B.
Buy on Weakness: 855-875
Target Price: 915, 1.010
Stoploss: below 880
2.PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) - Buy if Break
Saham SMRA bergerak flat ke 535 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Saat ini, posisi SMRA diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [i], sehingga SMRA berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.
Buy if Break: 540
Target Price: 565, 580
Stoploss: below 505
3.PT Timah Tbk (TINS) - Buy on Weakness
Saham TINS menguat 4,97% ke 950 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya mengatakan, selama TINS masih mampu bergerak di atas 900 sebagai stoplossnya, maka posisi TINS saat ini sedang berada di awal wave v dari wave (i) dari wave [iii].
Buy on Weakness: 920-940
Target Price: 1.010, 1.095
Stoploss: below 900
4.PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) - Buy on Weakness
Saham TOBA menguat 5,47% ke 270 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Saat ini, posisi TOBA diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii]," kata dia.
Buy on Weakness: 252-264
Target Price: 286, 298
Stoploss: below 240
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 15 Mei 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Rabu (15/5/2024).Penguatan IHSG di tengah sentimen rilis neraca perdagangan April 2024.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,36 persen ke posisi 7.179,83. Indeks LQ45 menyuat 0,99 persen ke posisi 901,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.192,14 dan terendah 7.082,11. Sebanyak 257 saham melemah dan 296 saham menguat. 224 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.123.351 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.944. Investor asing jual saham Rp 136,13 miliar. Sepanjang 2024, investor asing lepas saham Rp 1,43 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri melemah 0,23 persen, sektor saham kesehatan susut 0,05 persen dan sektor saham properti tergelincir 0,19 persen.
Sementara itu, sektor saham basic melonjak 2,43 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 0,06 persen, sektor saham nonsiklikal melesat 0,23 persen dan sektor saham siklikal bertambah 0,33 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan menguat 0,92 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,44 persen, sektor saham infrastruktur melesat 0,70 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,36 persen.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa regional Asia cenderung bergerak mixed, seiring sikap pelaku pasar yang merespons pernyataan ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell sehubungan dengan rilis United States Producer Prices atau US PPI Final Demand bulanan yang naik dari sebelumnya minus 0,1 persen (mtm) menjadi 0,5 persen (mtm).
Sentimen IHSG
Adapun, US PPI Final Demand secara tahunan naik dari sebelumnya 1,8 persen (yoy) menjadi 2,2 persen (yoy) dan mengungkapkan hasil ini tidak sepenuhnya menunjukkan inflasi masih tinggi, tapi hasilnya beragam.
"Sehingga, pelaku pasar optimistis tidak akan menaikkan suku bunga acuannya, dimana sebelumnya Powell juga mengulangi bahwa saat ini bukan tentang menaikkan suku bunga tapi sampai kapan suku bunga saat ini dipertahankan,” demikian dikutip dari Antara.
Pada Rabu malam, 15 Mei 2024 waktu Indonesia, Amerika Serikat (AS) akan melaporkan data inflasi yang diproyeksikan masih di atas level 3 persen, dari sebelumnya pada Maret 2024 berada di level 3,4 persen. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode April 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 3,56 miliar.
Advertisement