Saat Anak-Anak Pengungsi Gunung Ruang Dihibur Badut Jalanan

Lebih dari 5 ribu jiwa, termasuk anak-anak, harus mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang. Kondisi psikologis anak-anak di lokasi pengungsian menjadi perhatian khusus Dandim 1309/Manado.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 01 Jun 2024, 16:12 WIB
Badut jalanan yang datang bersama tim Kodim 1309/Manado menghibur anak-anak di lokasi pengungsian yang berada di kantor BPMP Provinsi Sulut pada, Kamis (16/5/2024) pagi.

Liputan6.com, Manado - Erupsi Gunung Ruang yang terjadi pada 16 dan 30 April 2024 mengakibatkan 5.774 jiwa dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut. Kini ribuan warga itu, termasuk anak-anak, menempati posko-posko pengungsian di Sulut.

Salah satu posko pengungsian berada di kantor Balai Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulut yang terletak di Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa. Lokasi itu ditempati oleh sekitar 145 warga yang berasal dari dua desa di kaki Gunung Ruang, yakni Desa Pumpente dan Desa Laingpatehi.

Meski fasilitas dan kebutuhan warga di lokasi pengungsian yang disediakan oleh pemerintah setempat tercukupi, namun kondisi psikologis menjadi perhatian. Terutama bagi anak-anak yang kehilangan keceriaan mereka.

Melihat kondisi ini, Dandim 1309/Manado Kolonel Inf Himawan Teddy Laksono SIKom MTr (Han) punya kiat khusus untuk menghibur anak-anak. Dia mendatangkan badut-badut jalanan ke lokasi itu.

Suasana tenang tiba-tiba berubah menjadi hiruk pikuk pada, Kamis (16/5/2024) pagi, sekitar pukul 09.00 Wita. Puluhan anak bersama orang tua mereka dengan sukacita menyambut rombongan Dandim 1309/Manado yang datang. Suasana menjadi begitu heboh, karena ternyata ada 4 badut jalanan juga ikut dalam rombongan itu.

“Baru sekarang kami kedatangan badut jalanan untuk menghibur anak-anak kami di lokasi pengungsian ini,” ujar salah satu pengungsi.

Kehadiran 4 badut jalanan itu disambut dengan senyum sukacita dan tawa lebar dari anak-anak, bahkan orang tua mereka. Menariknya, tidak hanya senang dan tertawa, ada juga anak yang menangis karena baru pertama kali melihat badut.

“Kami dari kampung, anak-anak baru kali ini lihat badut. Jadi ada yang senang, ada yang kaget dan takut. Tapi yang pasti ini membuat suasana menjadi seru,” ujar salah satu pengungsi yang anaknya sempat menangis.

Setelah berfoto bersama di sebuah aula, rombongan Dandim 1309/Manado bersama anak-anak dan orang tua serta badut tersebut berjalan menuju lokasi tempat tinggal para pengungsi.

Suara musik membuat warga di pengungsian itu, baik anak-anak maupun orang tua menari bersama jajaran Kodim 1309/Manado dan Koramil Pineleng.  

Di depan sebuah bangunan, para badut membagikan sejumlah bingkisan yang terdiri dari beragam makanan ringan, serta buah-buahan segar. Anak-anak, dan juga para orang tua, dengan penuh suka cita menerima bingkisan yang diberikan.

“Hari ini kami datang ke sini, berjumpa dengan saudara-saudara kita yang berasal dari dua desa di kaki Gunung Ruang yakni Desa Pumpente dan Desa Laingpatehi. Ini dua kawasan yang terdampak langsung erupsi,” papar Himawan Teddy Laksono didampingi Danramil 1309-04/PTM Kapten Chb Albert Lengkoan.


Trauma Healing Sebelum Direlokasi

Dandim 1309/Manado Kolonel Inf Himawan Teddy Laksono SIKom MTr (Han) ikut menghibur anak-anak di lokasi pengungsian yang berada di kantor BPMP Provinsi Sulut pada, Kamis (16/5/2024) pagi.

Dia memaparkan, ada sejumlah lokasi pengungsian di Kota Manado yakni di Bapelkes Malalayang, dan di Paal IV. Pihaknya memilih di BPMP Pineleng, karena lokasi itu merupakan penampungan warga yang nantinya akan direlokasi ke Kabupaten Bolmong Selatan.

“Kami memberikan trauma healing untuk anak-anak, termasuk kepada warga atau saudara yang berdampak langsung,” papar dia.

Dia mengatakan, warga yang mengungsi di BPMP itu akan direlokasi ke Desa Mobisi, Kabupaten Bolmong Selatan, setelah nantinya mereka menerima fasilitas seperti di tempat tinggalnya semua di Pulau Ruang.

“Saya bersama anggota, melaksanakan trauma healing ini untuk membantu anak-anak dan keluarga secara psikologis. Supaya mereka terhibur, dan memberikan kesehatan mental supaya mereka tetap menjalankan aktivitas,” papar Himawan Teddy Laksono.

Dia mengatakan, dengan kehadiran badut jalanan itu diharapkan anak-anak bisa tetap bahagia, ceria dan nyaman di lokasi pengungsian sampai saat direlokasi.

“Dengan kehadiran badut jalanan ini, saya melihat ada senyum dan tawa terpancar dari wajah anak-anak,” ujarnya.

Aparat Desa Pumpente Ednison Tahulending mengungkapkan kegembiraannya dengan kunjungan tim dari Kodim 1309/Manado bersama sejumlah badut jalanan. Apalagi menurutnya, selama ini belum pernah ada kegiatan untuk menghibur anak-anak.

“Kami merasa senang dalam kunjungan seperti ini. Itu akan membuat penghiburan pada kami sebagai masyarakat yang ada di pengungsian di Pineleg saat ini,” tutur Ednison Tahulending kepada Liputan6.com.

Dia mengatakan, sebagai aparat desa dan warga berharap ada kunjungan-kunjungan seperti itu, untuk menghibur anak-anak pengungsian di Pineleng, dan juga lokasi pengungsian yang lain.

“Kami bersyukur dan berterima kasih atas adanya kegiatan ini,” tuturnya.

Hari beranjak siang, saat Dandim 1309/Manado pamit pergi untuk melanjutkan tugasnya. Namun, tidak bagi 4 badut jalanan, mereka masih “tersandera” di lokasi itu untuk masih bersama anak-anak menikmati musik, bermain serta menikmati bingkisan yang dibagikan.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya