Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Spanyol, Repsol telah angkat kaki dari Blok Migas Andaman III di lepas pantai (offshore) Aceh. Repsol mundur dari blok migas ini karena dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan terindikasi tidak membuahkan hasil (dry hole).
Namun, hengkangnya Repsol di Blok Andaman III bakal digantikan oleh perusahaan migas dunia lain. Penasihat Kepala Satu Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Nanang Abdul Manaf, menyebut bahwa sudah ada beberapa calon kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang telah menghubunginya.
Advertisement
"Ada juga yang tertarik setelah Repsol bilang enggak lanjut. Sudah mulai ngantre. Yang pernah ngomong sama saya 3-4 perusahaan," ujar Nanang di sela kegiatan IPA Convex 2024 si ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2024).
Kendati begitu, ia belum mau membocorkan siapa perusahaan migas yang hendak mengambil alih Andaman III. Hanya saja, ia memastikan wilayah kerja yang terletak di lepas pantai utara Aceh yang beririsan dengan negara tetangga ini menyimpan potensi gas luar biasa.
"Prospeknya kita lihat hasil studi menunjukkan bahwa Andaman sangat-sangat menarik, karena di Myanmar ada dicovery gas besar oleh Costco Korea," terang Nanang.
Nanang pun meluruskan informasi terkait Repsol yang belum menemukan hasil di Blok Andaman III. Menurutnya, hasil temuan di sana belum sesuai ekspektasi dari raksasa migas Spanyol itu saja.
"Sebenarnya enggak dry hole, cuman tidak sesuai target yang diharapkan Repsol. Repsol kan harapannya seperti yang di Harbour, tapi dia dapatnya di reservoir yang lain. Tapi mungkin tidak terlalu besar, makanya buat mereka tidak ekonomis untuk dilakukan," ungkapnya.
Untuk menemukan KKKS baru di Blok Andaman III, SKK Migas dan pemerintah membuka opsi untuk kembali dilakukan lelang ulang. "Kelihatannya begitu. Nanti government policy lah," pungkas Nanang.
Repsol Cari Cadangan Migas dengan Pesawat Khusus
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung penerapan teknologi mutakhir, untuk mendukung pengembangan industri hulu migas. Termasuk didalamnya untuk kegiatan eksplorasi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, industri hulu migas harus adaptif terhadap perkembangan teknologi di era industri 4.0 yang semakin berkembang pesat.
"SKK Migas telah menempatkan teknologi sebagai salah satu pilar pada lima transformasi Hulu Migas, seperti integrated operation center (IOC) yang telah diresmikan 31 Desember 2019 yang lalu," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Salah satu penerapan teknologi 4.0 dengan inovasi yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama Repsol South East Jambi B.V dengan menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara.
Pesawat tersebut akan membaca permukaan tanah dengan tujuan penemuan cadangan baru migas di wilayah kerja atau Blok South East Jambi yang sebagian besar berlokasi di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Advertisement
20 Hari
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian selatan, Adiyanto Agus Handoyo mengungkapkan, kegiatan tersebut dilakukan Repsol dengan menggandeng Company General DuGeophisic (CGG) Aviation Indonesia, kegiatan eksplorasi Airborne Gravity-Gradiometry (AGG) di wilayah udara Kabupaten Sarolangun dilakukan selama 10 sampai dengan 20 hari.
Melalui metode ini akan dapat dengan cepat diperoleh data-data yang kemudian akan dievaluasi kegiatan eksplorasi migas, salah satunya adalah penentuan lokasi kegiatan seismik, yang nantinya kemungkinan berkembang dalam penentuan lokasi sumur eksplorasi migas.
"Dalam pelaksanaan survei udara menggunakan pesawat, KKKS Repsol memastikan semua aspek keselamatan dan lingkungan dan memenuhi ijin-ijin yang diperlukan sebagaimana yang berlaku di industri hulu migas serta standard perusahaannya dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan yang berlaku di Indonesia dan Internasional," paparnya.
Beberapa keunggulan survei menggunakan pesawat udara antara lain tingkat keamanan yang tinggi, minimnya gangguan yang ditimbulkan serta tidak menimbulkan potensi yang dapat merusak lingkungan karena akan dilakukan melalui udara dan akan dilakukan dalam tempo jangka waktu yang pendek.
Repsol Dapat Cadangan
Sebelumnya Repsol berhasil mendapatkan cadangan gas dari hasil pengeboran sumur Kaliberau Dalam 2X di Blok Sakakemang. Dari pengeboran tersebut, Repsol berhasil menemukan cadangan gas sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF) di blok Sakakemang yang merupakan salah satu giant discovery di dunia di tahun 2019. Keberhasilan ini memacu Repsol untuk semakin agresif dalam mencari temuan migas di wilayah kerjanya.Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan SKK Migas mendukung penggunaan tekhnologi dalam kegiatan Migas.
Harapannya implementasi teknologi dapat mengurangi biaya ekplorasi juga membuat kegiatan migas dapat diawasi secara menyeluruh dan terintegrasi.
“Kami akan terus memantau hasil eksplorasi yang menggunakan pesawat udara yang dilakukan Repsol dan tentu berharap mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Karena keberhasilan Repsol melakukan survey dalam rangka eksplorasi menggunakan pesawat udara, adalah pembelajaran yang berharga untuk dapat dipelajari lebih lanjut oleh KKKS lainnya, sehingga potensi diwilayah kerja hulu migas lainnya dapat semakin dioptimalkan," tandasnya.
Advertisement