Liputan6.com, Jakarta - Ratu Camilla mendukung hak-hak hewan. Istri Raja Charles III itu berjanji tidak akan lagi 'menyimpan bulu di lemari pakaiannya' dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan (PETA), menurut rilis dari organisasi tersebut.
Pendiri PETA Ingrid Newkirk menambahkan bahwa kelompok kampanye tersebut 'bersulang kepada Ratu Camilla dengan segelas darah merah terbaik karena telah menjadi ratu sejati dengan berdiri bersama 95 persen rakyat Inggris yang juga menolak memakai bulu binatang.'
Advertisement
Keputusan Camilla itu mengikuti jejak mendiang Ratu Elizabeth. Pemegang takhta Kerajaan Inggris terlama itu terungkap membuat pendirian yang sama lewat memoar penata rias resminya pada 2019, Angela Kelly, berjudul The Other Side of the Coin: The Queen, the Dresser and the Wardrobe.
Kelly mengungkapkan bahwa Elizabeth hanya akan mengenakan bulu palsu dan trim bulu pada mantelnya juga telah dilepas, menurut The Independent. Istana Buckingham kemudian mengonfirmasi keputusan mendiang Ratu menanggalkan bulu asli.
"Karena pakaian baru dirancang untuk Ratu, bulu apa pun yang digunakan adalah palsu," kata pihak istana kepada The Telegraph pada 2019, dikutip dari People, Kamis, 16 Mei 2024.
Meski begitu, Elizabeth terus mengenakan bulu asli yang digunakan pada pakaian upacara bersejarah selama acara kerajaan. Sementara itu, Camilla bergabung dengan Raja Charles III saat menjadi tuan rumah pesta kebun tahunan pertama pada 2024 di Istana Buckingham dalam keterlibatan publik pertamanya sejak menjalani perawatan kanker.
Pesta kebun diadakan pada hari yang sama ketika Pangeran Harry menghadiri Layanan Thanksgiving Invictus Games di Katedral St. Paul di London. Dalam pesta tersebut, Putri Anne, Pangeran Edward, Sophie, Duchess of Edinburgh, serta Duke dan Duchess of Gloucester hadir.
Lukisan Potret Raja Charles III Pertama Diungkap
Sementara itu, lukisan terbaru Raja Charles III diperlihatkan pertama kali ke publik di Istana Buckingham. Itu menjadi lukisan pertama Charles sejak dinobatkan secara resmi pada 6 Mei 2023.
"Sungguh luar biasa melihat hasilnya," komentar Charles setelah lukisan itu diresmikan, dikutip dari ITV, Rabu, 15 Mei 2024.
Lukisan itu dibuat oleh seniman Jonathan Yeo. Ia ditugaskan untuk membuat karya tersebut pada 2020 untuk merayakan 50 tahun Pangeran Wales sebagai anggota The Drapers' Company pada 2022. Perusahaan itu didirikan lebih dari 600 tahun lalu sebagai sekelompok pedagang kain wol, namun kemudian berkembang menjadi badan pemberi hibah.
Charles ditampilkan dalam lukisan mengenakan seragam Pengawal Welsh berwarna merah darah. Ia diangkat menjadi kolonel resimen pada 1975.
Yeo bertemu dengan Raja Charles empat kali antara Juni 2021 dan November 2023 untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Di antara sesi-sesi tersebut, ia mengerjakan gambar dan foto Raja Charles yang diambilnya. Sang seniman merasa mendapat "hak istimewa dan kesenangan" untuk ditugaskan mengerjakan lukisan itu.
Advertisement
Warna Merah Jadi Cemoohan
"Saat saya memulai proyek ini, Yang Mulia Raja masih bergelar Yang Mulia Pangeran Wales, dan seperti kupu-kupu yang saya lukis melayang di atas bahunya, potret ini telah berkembang seiring dengan transformasi peran subjek dalam kehidupan publik kita," kata Yeo dalam sebuah pernyataan.
Ukuran kanvas dengan bingkai kira-kira 8,5 x 6,5 kaki persegi dirancang agar sesuai dengan arsitektur Drapers' Hall. Penjelasan tentang lukisan tersebut akan ditempelkan di sampingnya.
Meski dihormati di dunia seni, tidak semua orang mengapresiasi karya Yeo menggambarkan Charles. Interpretasi warganet yang kontra mewarnai kolom komentar akun Instagram @royalfamily.
"Aku tidak mendapat perasaan baik sama sekali dari melihat lukisan itu. Mohon maaf pada artisnya, tapi itu tidak menyenangkan untuk dilihat," tulis seorang warganet.
"Itu terlihat dia sedang bermandi darah," komentar warganet berbeda.
"Saya akan menyukai ini jika warnanya selain merah. Dia benar-benar menangkap esensi dirinya di wajahnya, tetapi kerasnya warna merah tidak sesuai dengan kelembutan ekspresinya," imbuh warganet lain.
Efek Samping Pengobatan Kanker
Di sisi lain, Raja Charles III mengalami efek samping dari pengobatan kankernya. Raja berusia 75 tahun itu mengungkapkan, bahwa dia kehilangan indra perasa saat berkunjung ke Museum Terbang Angkatan Darat di Hampshire, Inggris.
Mengutip dari laman New York Post, Selasa, 14 Mei 2024, seorang veteran Angkatan Darat Inggris memberi tahu Raja Charles III bahwa dia juga kehilangan indra perasa akibat pengobatan kanker. Tidak jelas apakah Charles masih mengalami kehilangan indra perasanya.
Raja mengetahui diagnosis kankernya pada Februari lalu, setelah menjalani prosedur pembesaran prostat. Istana Buckingham kemudian mengklarifikasi bahwa kanker tersebut bukanlah kanker prostat.
Beberapa efek samping pengobatan kanker termasuk perubahan indra perasa dan penciuman pasien. Biasanya, rasa kurang enak bisa hilang setelah pengobatan berakhir, namun efek sampingnya terkadang bisa bertahan lebih lama. American Cancer Society merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi perubahan rasa dan bau, seperti mencoba minuman lemon bebas gula, permen karet atau mint, dan makanan berbumbu dengan rasa asam.
Advertisement