Hikayat Hajar Aswad, Batu Putih Surga yang Kini Hitam dan Kelak Bersaksi di Hari Kiamat

hajar aswad yang merupakan batu hitam yang letaknya berada disamping ka'bah kelak akan bersaksi di hari kiamat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2024, 03:30 WIB
Hajar Aswad. (Foto: Reasahalharmain)

Liputan6.com, Cilacap - Hajar aswad merupakan batu yang sangat dimuliakan dalam Islam. Istilah hajar aswad berasal dari dua kata yakni hajar yang artinya batu dan aswad yang artinya hitam. Jadi, hajar aswad artinya batu hitam.

Letaknya berada di samping Ka’bah dan hukumnya sunah menciumnya ketika melaksanakan ibadah haji dan umrah. Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita berusaha menyentuh dan menciumnya.

Berdasarkan riwayat, batu ini berasal dari surga dan berwarna putih melebihi putihnya susu. Berdasarkan riwayat juga, batu ini akan bersaksi di hari kiamat.

Lantas apa sebab batu yang semula putih menjadi hitam dan bagaimanakan ia akan bersaksi di hari kiamat? Simak ulasan berikut ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Berasal dari Surga

Seorang pria membubuhkan wewangian pada batu hajar aswad di sudut Ka’bah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (27/7/2020). Karena pandemi COVID-19, Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji tahun ini hanya untuk sekitar 1.000 orang. (Saudi Ministry of Media via AP)

Menukil Muslim.or.id, dahulunya Hajar Aswad berwarna putih dan merupakan batu yang berasal dari surga. Banyaknya dosa manusia menyebabkan  batu tersebut menjadi berwarna hitam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, beliau bersabda,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”.

Diriwayat yang lain, batu tersebut lebih putih dari warna salju.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَكَانَ أَشَدَّ بَيَاضاً مِنَ الثَّلْجِ حَتَّى سَوَّدَتْهُ خَطَايَا أَهْلِ الشِّرْكِ.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.”


Mengapa Tak Putih Lagi?

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mendekati Hajar Aswad saat meninjau Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, Selasa (12/2). Kerajaan Arab Saudi berencana memperluas Masjidil Haram. (BANDAR AL-JALOUD/SAUDI ROYAL PALACE/AFP)

Tentu kita bertanya kenapa tidak menjadi putih lagi dengan kebaikan manusia dan tauhid orang-orang yang benar. Jawabannya adalah sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani bahwa Allah telah menetapkan hal ini meskipun Allah mampu mengubahnya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,.

اعترض بعض الملحدين على الحديث الماضي فقال ” كيف سودته خطايا المشركين ولم تبيضه طاعات أهل التوحيد ” ؟وأجيب بما قال ابن قتيبة : لو شاء الله لكان كذلك وإنما أجرى الله العادة بأن السواد يصبغ ولا ينصبغ ، على العكس من البياض .

“Sebagian orang yang menyimpang menentang hadits ini, mereka berkata: bagaimana bisa hitam karena kesalahan orang musyrik tetapi tidak bisa menjadi putih kembali dengan ketaatan ahli tauhid? Maka di jawab oleh Ibnu Quthaibah, jika saja Allah berkehendak maka bisa saja akan tetapi Allah menetapkan bahwa warna hitam itu memberikan warna bukan terwarnai berkebalikan dengan warna putih”

Al-Muhibb At-Thabari menjelaskan bahwa ini agar menjadi pelajaran bagi manusia dan bias dilihat. Beliau berkata,

ج. وقال المحب الطبري : في بقائه أسود عبرة لمن له بصيرة فإن الخطايا إذا أثرت في الحجر الصلد فتأثيرها في القلب أشد .انظر لهما : ” فتح الباري ” ( 3 / 463 ) .

“Tetap putihnya warna batu adalah sebagai pelajaran, jika saja kesalahan pada batu menjadi keras maka lebih berbekas lagi pada hati.”


Bersaksi di Hari Kiamat

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mencium Hajar Aswad saat meninjau Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, Selasa (12/2). Perluasan Masjidil Haram dilakukan untuk mewujudkan Visi Arab Saudi 2030. (BANDAR AL-JALOUD/SAUDI ROYAL PALACE/AFP)

Hajar aswad akan menjad saksi hari kiamatSebisa mungkin kita berusaha menyentuh hajar Aswad dan menciumnya ketika melakukan ibadah haji dan umrah karena ia akan bersaksi di hari kiamat kelak. Sebagaimana dalam hadits,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْحَجَرِ « وَاللَّهِ لَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ يُبْصِرُ بِهِمَا وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ يَشْهَدُ عَلَى مَنِ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, “Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya.”

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya