Liputan6.com, Jakarta - Arah kiblat kerap menjadi perdebatan, kendati kini zaman modern sudah memungkinan seorang awam ilmu falaq sekalipun bisa menunjukkan dengan tepat arah Ka'bah dari posisinya di Indonesia.
Memang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam besar tanah air telah memaklumatkan bahwa kiblat Indonesia, asal sudah menghadap ke arah barat, maka sudah dianggap sah. Namun, perdebatan itu tetap terjadi dari masa ke masa.
Baca Juga
Advertisement
Artikel yang mengulas kisah Syekh Nawawi Al-Bantani menunjukkan arah kiblat dengan memperlihatkan Ka'bah di Jakarta menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (16/5/2024).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian pembaca adalah perbedaan Muhammadiyah dan Salafi yang kini tengah ramai diperbincangkan dan dianggap serupa.
Artikel ketiga terpopuler yaitu kisah karomah dua ulama karib, Mbah Kholil Bangkalan dan Syaikhona Yahya. Diketahui, keduanya merupakan sahabat karib dan dua-duanya wali yang berasal dari Madura.
Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Saat Syekh Nawawi Menunjukkan Ka’bah di Masjid Jakarta, Kisah Karomah Wali
Ulama masyhur Syekh Nawawi Al-Bantani dikenal sebagai ulama Nusantara yang bertaraf internasional. Namanya harum seiring banyak karyanya yang menjadi bahan ajar santri di berbagai lembaga pendidikan Islam, tak terkecuali pesantren tradisional.
Semasa hidupnya, Syekh Nawawi pernah menjadi Imam Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Keturunan Sunan Gunung Jati ini juga pernah mendapat kesempatan mengajar di Tanah Suci.
Jika ditelisik silsilahnya, Syekh Nawawi adalah putra dari ulama Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani. Ibunya bernama Zubaedah. Nasab Syekh Nawawi tersambung hingga Rasulullah SAW melalui Imam Ja’far Assidiq, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ali Zain Al-Abidin, Sayyidina Husain, Fatimah Al-Zahra.
Syekh Nawawi memulai perjalanan menimba ilmunya dari sang ayah sejak berusia lima tahun. Kemudian ia berguru ke salah satu ulama terkenal di Banten, KH Sahal, tiga tahun setelahnya.
Kasyaf Syekh Nawawi sudah terlihat sejak muda. Atas izin Allah SWT, ia dapat menunjukkan Ka’bah dari salah satu masjid di Jakarta. Karomahnya ini membuat Habib Utsman bin Yahya kagum kepadanya.
Simak berikut kisah karomah Syekh Nawawi saat menunjukkan Ka’bah di masjid Jakarta.
Advertisement
2. Sering Dianggap Sama, Ini 9 Perbedaan Pandangan Muhammadiyah dan Salafi
Muhammadiyah dan Salafi sering dianggap sama secara keseluruhan. Bahkan Muhammadiyah kerap diasosiasikan sebagai gerakan Salafi. Namun sebenarnya, terdapat pemahaman Muhammadiyah yang berbeda dengan Salafi.
Sebelum lebih jauh membahas titik perbedaannya, perlu digarisbawahi bahwa Salafi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah salafi kontemporer (salafiyyah mu’ashirah), bukan salafiyah syafi'iyah yang identik dengan Nahdlatul Ulama.
Metode beragama kelompok Salafi kerap diistilahkan dengan nama manhaj salaf, yakni ajakan mengikuti para salafus shalih (sahabat nabi, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in) dalam memahami nash al-Qur’an dan as-sunnah.
Menurut doktrin Salafi, alasan mengikuti salafus shalih karena keabsahannya lebih terjamin disebabkan lebih dekat dengan periode kenabian. Rujukannya tetap diambil berdasarkan Al-Qur’an dan as-sunnah.
Kembali ke pembahasan utama, apa saja perbedaan pandangan Muhammadiyah dan Salafi? Simak berikut penjelasan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.or.id, Rabu (15/5/2024).
3. Kisah Karomah 2 Ulama Sakti Madura, Syaikhona Kholil dan Syaikhona Yahya
Karomah adalah istilah dalam tradisi Islam yang merujuk kepada keistimewaan atau keajaiban yang diberikan Allah kepada wali-wali-Nya, yakni orang-orang saleh yang memiliki kedekatan spiritual yang tinggi dengan-Nya.
Karomah berbeda dari mukjizat, yang diberikan kepada para nabi dan rasul untuk membuktikan kebenaran risalah mereka.
Contoh karomah bisa berupa kemampuan supranatural seperti berjalan di atas air, mengetahui hal-hal gaib, atau kemampuan penyembuhan yang luar biasa.
Keistimewaan ini diberikan sebagai tanda penghormatan dari Allah kepada wali-wali-Nya dan sebagai cara untuk meneguhkan iman orang-orang yang beriman.
Dua ulama Madura ini dikenal dengan karomah yang luar biasa, mereka adalah Syaikhona Kholil Bangkalan, dan Syaikhona Yahya, dua tokoh ini konon adalah sahabat karib.
Advertisement