Liputan6.com, Jakarta - Bayangan hitam manusia ditemukan tersebar di trotoar dan bangunan di Hiroshima dan Nagasaki setelah bom atom yang meledak pada masing-masing 6 dan 9 Agustus 1945. Tak hanya bayangan manusia, bayangan benda-benda lain seperti sepeda juga menjadi bukti keganasan bom ini.
Menurut Dr. Michael Hartshorne, profesor emeritus radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas New Mexico yang dikutip dari laman Live Science pada Jumat (17/05/2024), bayangan hitam manusia tersebut disebabkan panas dari bom yang meledak.
Setiap bom atom yang meledak menyebabkan cahaya dan panas yang kuat menyebar keluar dari titik ledakan. Benda dan orang yang dilewati ledakan tersebut melindungi benda di belakangnya dengan menyerap cahaya dan energi.
Baca Juga
Advertisement
Cahaya di sekelilingnya memutihkan beton atau batu di sekitar "bayangan". Bayangan menyeramkan ini sebenarnya menggambarkan penampakan trotoar atau bangunan sebelum ledakan nuklir.
Hanya saja, sisa permukaan lainnya memutihkan, membuat area yang seharusnya berwarna menjadi seperti bayangan gelap. Dikutip dari laman Hiroshima Peace Memorial Museum pada Jumat (17/05/2024), salah satu bayangan yang masih ada terletak di tangga batu di pintu masuk Bank Sumitomo cabang Hiroshima.
Bayangan ini menggambarkan orang yang duduk di tangga seperti menunggu bank dibuka. Mereka diduga terpapar ledakan atom dengan jarak dekat, sehingga orang-orang dalam bayangan ini diduga meninggal di tempat tanpa kemungkinan melarikan diri.
Panas intens dari bom atom membuat tangga menjadi berwarna putih, namun batu di bawah orang yang duduk tetap gelap, seperti bayangan. Beberapa keluarga telah mengklaim bahwa orang yang tewas di tangga tersebut mungkin salah satu dari anggota keluarga mereka.
Reaksi Fisi Nuklir
Menurut Atomic Heritage Foundation, energi intens yang dilepaskan selama ledakan atom adalah hasil dari fisi nuklir. Lembaga nirlaba ini menyatakan fisi terjadi saat neutron mengenai inti atom berat, seperti isotop uranium 235 atau plutonium 239.
Selama tabrakan terjadi, inti elemen itu terpecah dan melepaskan sejumlah besar energi. Tabrakan awal ini memicu reaksi berantai yang berlanjut hingga semua materi induk habis.
Senjata atom yang digunakan dalam serangan pada 1945 diberdayakan oleh uranium 235 dan plutonium 239 dan melepaskan sejumlah besar panas dan radiasi gamma gelombang pendek. Energi mengalir sebagai gelombang foton dengan panjang yang bervariasi, termasuk dalam gelombang panjang, seperti gelombang radio, dan dalam gelombang pendek, seperti sinar-X dan sinar gamma.
Di antara gelombang panjang dan gelombang pendek terdapat panjang gelombang yang terlihat yang mengandung energi. Panjang gelombang ini akan ditangkap oleh mata kita sebagai warna.
Namun, berbeda dengan energi gelombang panjang, radiasi gamma merusak bagi tubuh manusia karena dapat melewati pakaian dan kulit, menyebabkan ionisasi, atau kehilangan elektron, yang merusak jaringan dan DNA. Radiasi gamma yang dilepaskan oleh bom atom juga bergerak sebagai energi termal yang dapat mencapai suhu 5.538 derajat Celsius.
Saat energi ini mengenai objek, seperti sepeda atau orang, energi akan diserap melindungi objek di jalurnya. Fenomena ini juga menciptakan efek pemutihan di luar bayangan.
Melansir laman World Nuclear Association, Jumat (17/05/2024), ledakan bom atom di Hiroshima setara dengan 14.500 metrik ton TNT. Ledakan yang sangat besar ini menyebabkan gelombang energi termal yang merambat di seluruh kota.
Hal ini menyebabkan ledakan ini meratakan area seluas 13 km persegi di kota tersebut. Fenomena ini menyebabkan hampir seperempat populasi Hiroshima tewas saat itu juga.
Seperempat lainnya meninggal dalam beberapa bulan setelah ledakan akibat keracunan radiasi dan kanker. Konsekuensi jangka panjang radiasi yang dilepaskan oleh bom atom ini menyebabkan beberapa bayangan yang tertorehkan di batu.
Namun, akibat pengaruh cuaca dan erosi oleh angin dan air beberapa bayangan telah hilang. Beberapa bayangan nuklir telah dilestarikan di Hiroshima Peace Memorial Museum.
Bayangan yang disisakan kemungkinan mencerminkan momen terakhir setiap orang.
(Tifani)
Advertisement