Liputan6.com, Jakarta Gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD/Attention deficit hyperactivity disorder) bukanlah disabilitas belajar, tetapi bisa membuat belajar menjadi sulit. Misalnya, sulit untuk belajar ketika harus berjuang untuk fokus pada apa yang dikatakan guru, atau ketika tidak bisa duduk diam dan memperhatikan buku.
Ahli neuropsikologi dan pakar ADHD, Russell Barkley, PhD dalam bukunya Taking Charge of ADHD: The Complete Authoritative Guide for Parents, mengatakan bahwa anak-anak dengan ADHD lebih mungkin memiliki disabilitas belajar daripada anak-anak yang tidak memiliki ADHD.
Advertisement
ADHD mempengaruhi fungsi eksekutif otak, dan belajar melibatkan penggunaan fungsi eksekutif otak khususnya kemampuan untuk fokus, memperhatikan, terlibat dengan tugas, dan menggunakan memori kerja.
Bahkan, Barkley menyarankan bahwa nama yang lebih tepat untuk ADHD adalah “Gangguan Perkembangan Fungsi Eksekutif.”
Banyak orang dengan ADHD dapat mengalami kesulitan belajar dan mengerjakan tugas sekolah karena masalah fungsi eksekutif yang berkaitan dengan ADHD mereka. Namun, mereka tidak memiliki gangguan yang cukup untuk didiagnosis sebagai disabilitas belajar.
Ketika seseorang memiliki kondisi ADHD dan disabilitas belajar secara bersamaan, itu berarti mereka memiliki gangguan fungsi eksekutif yang luas yang dikombinasikan dengan gangguan keterampilan khusus yang diperlukan untuk membaca, menulis, dan matematika.
Dilansir dari Verywell Mind, bukti menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD lebih mungkin memiliki disabilitas belajar.
Bagaimana ADHD Mempengaruhi Pembelajaran
ADHD dapat memengaruhi pembelajaran dengan berbagai cara. Selain berkurangnya fungsi eksekutif, orang dengan ADHD mungkin mengalami hal-hal berikut ini:
- Mengalami kesulitan untuk memperhatikan
- Berjuang untuk tetap diam dan sesuai tugas
- Terlibat dalam perilaku impulsif
- Tidak memperhatikan hal-hal yang detail
- Kesulitan untuk mengatur tugas dan bahan pelajaran
Penting juga untuk diketahui bahwa ADHD adalah neurotipe dengan manfaat yang juga bisa mempengaruhi pembelajaran secara positif.
Sebagai contoh, beberapa orang dengan ADHD mengalami hiperfokus, yang memungkinkan mereka untuk fokus secara intens pada topik yang menarik bagi mereka.
Advertisement
Apa itu Disabilitas Belajar?
Disabilitas belajar bersifat neurologis. Cara yang populer untuk menggambarkan disabilitas belajar adalah bahwa otak terhubung secara berbeda, mereka menerima dan memproses informasi dengan cara yang berbeda.
Hal ini dapat menjadi kekuatan, tetapi juga dapat menciptakan tantangan ketika orang dituntut untuk belajar atau melakukan seperti orang lain yang tidak memiliki disabilitas belajar.
Disabilitas belajar dapat menyebabkan membaca, menulis, mengeja, dan matematika menjadi sulit. Mereka juga bisa memengaruhi kemampuan untuk mengatur dan mengingat informasi, mendengarkan dan berbicara.
Selain itu juga dapat memengaruhi memori jangka pendek dan jangka panjang serta pengaturan waktu.
Istilah disabilitas belajar adalah istilah kolektif untuk berbagai tantangan belajar yang spesifik. Disabilitas belajar bukanlah masalah dalam belajar yang disebabkan oleh masalah penglihatan atau pendengaran, belajar bahasa kedua, dll.
Orang dengan disabilitas belajar sering kali memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata, namun ada ketidaksesuaian antara prestasi dan potensi mereka.
Dampak Memiliki ADHD dan Disabilitas Belajar
Anak dengan disabilitas belajar sering kali ditemukan di sekolah karena adanya masalah dalam pengerjaan akademis. Namun, efeknya tidak hanya di dalam kelas, mereka dapat memengaruhi hubungan keluarga dan kehidupan di rumah.
Selain itu, disabilitas belajar juga mempengaruhi harga diri seorang anak. Ada anggapan umum bahwa jika seseorang pintar, mereka akan berprestasi di sekolah. Namun, hal ini belum tentu terjadi pada seseorang yang memiliki disabilitas belajar dan ADHD.
Disabilitas belajar berarti seorang siswa mengalami masalah dalam belajar dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka dengan cara tradisional.
Anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi neurotipikal di sekolah. Misalnya, bisa duduk diam untuk waktu yang lama dan memperhatikan tanpa bertindak impulsif atau melamun bisa sangat sulit bagi anak dengan ADHD.
Anak-anak sering merasa tidak dapat melakukan tugas-tugas yang tampaknya mudah dilakukan oleh anak-anak lain. Akibatnya, mereka bisa merasa terisolasi dan berbeda.
Advertisement