HP Android Kamu Bakal Lebih Aman dengan Fitur Anti-Pencurian Ini

Google akan menghadirkan fitur terbaru di Android yang akan menyulitkan penjahat untuk mengakses data dan menjual perangkat yang dicuri.

oleh Robinsyah Aliwafa Zain diperbarui 19 Mei 2024, 13:00 WIB
Spesifikasi Google Pixel 8a yang dirilis seharga Rp 8 Jutaan. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Google telah menemukan cara baru untuk meningkatkan keamanan perangkat Android. Perusahaan dikabarkan akan menerapkan cara tersebut pada fitur anti-pencurian ke perangkat Android melalui pembaruan software.

Android adalah sistem operasi ponsel paling populer untuk saat ini. Perangkat Android memiliki banyak jenis dan variasi, tergantung dari model dan harga yang dipatok.

Semakin banyaknya model ponsel Android yang dijual di pasaran, kian banyak peluang bagi penjahat untuk mencuri HP Android dan dijual untuk memperoleh keuntungan

Menyadari pencurian ponsel yang makin marak, laporan TechRadar, sebagaimana dikutip dari Android Headlines, Minggu (19/5/2024), mengabarkan bahwa Google akan menghadirkan fitur anti-thieves (fitur anti-pencurian) ke Android.

Berdasarkan blog dari Google, perangkat Android akan segera dapat mendeteksi ketika dicuri. Perusahaan menyebut fitur ini sebagai “Theft Detection Lock”. Fitur ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi ketika ponsel dicuri.

Contoh penerapan fitur ini adalah ketika pengguna sedang berjalan di jalan dan seseorang mengambil ponsel secara tiba-tiba, maka fitur tersebut akan mendeteksi gerakan yang terkait dengan pencurian.

Dengan mengaktifkan Theft Detection Lock, perangkat Android akan otomatis mengunci dengan sendirinya, untuk mencegah pencuri mencuri data pengguna. Kunci Deteksi Pencurian akan hadir di perangkat dengan sistem Android 10 ke atas melalui pembaruan Google Play Services.

Selain fitur tersebut, Google juga memperkenalkan Offline Device Lock dan Remote Lock. Kunci Perangkat Offline (Office Device Lock) memungkinkan sistem secara otomatis mengunci ponsel segera setelah perangkat tak tersambung ke internet (offline).

Lalu, terdapat fitur Kunci Remote (Remote Lock) yang memungkinkan pengguna mengunci perangkat yang dicuri dan untuk membuka perangkat, diperlukan mengisi nomor telepon dan pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh pemilik perangkat itu sendiri. Kedua fitur tersebut juga hadir di perangkat Android 10 ke atas.


Fitur Keamanan Baru Android 15

Logo Android 15 (Dok.Google)

Google akan menghadirkan fitur keamanan baru pada sistem Android 15. Yang pertama, perusahaan akan memberikan pembaruan keamanan untuk fitur Reset Data Pabrik. 

Fitur ini akan mempersulit pencuri untuk menghapus data perangkatdan menjual kembali ponsel. Setelah pencuri melakukan reset pabrik, mereka perlu mengetahui kredensial akun Google sebelum data di ponsel terhapus.

Untuk mencegah pencuri yang ingin mengekstrak data pengguna, Google menghadirkan fitur Private Space ke Android 15.

Private Space memberi pengguna semacam beranda tersembunyi yang dilindungi PIN di ponsel. Area ini dapat digunakan untuk menyembunyikan dan mengunci aplikasi yang menangani data sensitif.

Google juga meningkatkan otentikasi pada perangkat tertentu. Fitur ini akan menghadirkan keamanan baru jika ingin mengubah pengaturan sensitif. Otentikasi yang diperlukan untuk membuka pengaturan sensitif adalah memasukkan input biometrik, seperti sidik jari atau identifikasi wajah.


Google Ungkap Kontrol Navigasi HP Android dengan Gerakan Kepala

Aplikasi Google Chrome di Android (Liputan6.com/Robinsyah Aliwafa Zain)

Google baru saja merilis kode untuk Project Gameface, sebuah proyek inovatif yang memungkinkan pengguna smartphone mengontrol dengan ekspresi wajah. Setelah sempat diperkenalkan di event Google I/O, proyek ini kini tersedia sebagai open-source untuk pengembang HP Android.

Mengutip informasi dari The Verge, Rabu (15/5/2024), cara kerja Project Gameface memanfaatkan kamera perangkat dan database ekspresi wajah dari MediaPipe untuk menerjemahkan gerakan wajah menjadi perintah navigasi.

Sebagai contoh, gerakan membuka mulut bisa dipakai untuk menggerakan kursor di layar. Sementara dengan gerakan mengangkat alis, pengguna bisa melakukan klik dan drag.

Untuk diketahui, proyek ini awalnya ditujukan untuk gamer dengan disabilitas. Namun, Google kini telah bermitra dengan Incluzza, perusahaan sosial di India yang berfokus pada aksesbilitas untuk memperluas penggunaan Gameface ke bidang lain, seperti Pendidikan dan pekerjaan.

Disebutkan, inspirasi di balik Project Gameface adalah Lance Carr, seorang streamer game yang mengalami quadriplegia. Kolaborasi Lance dengan Google bertujuan untuk menciptakan solusi lebih terjangkau dan mudah diakses, dibandingkan sistem head-tracking yang lebih mahal.

Dengan dibukanya kode Gameface, diharapkan akan semakin banyak pengembang yang dapat mengintegrasikan fitur ini ke dalam aplikasi Android mereka. Jadi, bisa memberikan kesempatan lebih banyak orang menikmati game dan teknologi lainnya tanpa batasan fisik.

Sekadar diketahui, Google pertama kali memperkenalkan Project Gameface di 2023. Ini merupakan teknologi kontrol hands-free memanfaatkan gerakan kepalan dan gestur wajah. 


Lawan Penipuan Telepon, Google Siapkan AI Canggih untuk Lindungi Pengguna Android

Google Perkenalkan Fitur Deteksi Spam Saat Percakapan Telepon di event Google I/O 2024 (Dok: Google)

Di samping itu, Google baru saja mengumumkan pendeteksi penipuan (scam) baru yang akan hadir di perangkat Android akhir tahun ini.

Pendeteksi tersebut diperkenalkan di acara Google I/O 2024. Alat yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini disebut mampu mendeteksi ancaman penipuan secara langsung di tengah percakapan telepon yang sedang dilakukan. 

Dikutip dari Engadget, Rabu (15/5/2024), AI ini bekerja dengan mencari pola percakapan yang terindikasi penipuan. Setelah terdeteksi, pengguna akan menerima peringatan di ponsel.

Cara ini diharapkan dapat mengatasi kegiatan penipuan yang belakangan ini makin marak. Dalam event I/O, Google pun sempat memperagakan cara kerja pendeteksi ini dengan memberikan contoh penipuan yang mengatasnamakan petugas bank.

Dicontohkan, penelpon penipu tersebut mencoba meminta informasi sensitif, seperti PIN atau kata sandi. Padahal, permintaan tersebut merupakan hal tak lazim dilakukan oleh petugas bank.

Ketika AI mendeteksi kata-kata yang dianggap penipuan, alat ini akan memberikan peringatan tindak penipuan ke pengguna. Dan yang terpenting, AI ini dilakukan di dalam perangkat, jadi privasi pengguna tetap terjaga.

Kendati demikian, fitur tersebut masih dalam tahap pengujian dan kabarnya belum akan hadir di Android 15. Google mengatakan akan memberikan detail lebih lanjut tentang fitur ini di akhir 2024.

Selain itu, Google akan menghadirkan pembaruan besar-besaran di Android 15. Perusahaan bakal menghadirkan chatbot Gemini di dalam perangkat, sehingga tidak perlu terhubung ke internet.  

Infografis Jurus Pemerintah Atasi Serangan Siber dan Poin Penting RUU PDP. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya