Hendropriyono: Prabowo Rangkul Semua Pihak Karena Demokrasi Pancasila Tidak Mengenal Oposisi

Hendropiyono menganggap Prabowo orang yang memahami filsafat Pancasila yang aspeknya tidak mengenal oposisi, melainkan penyeimbang.

oleh Tim News diperbarui 17 Mei 2024, 20:50 WIB
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal (Purn) AM Hendropriyono saat halalbihalal Purnawirawan TNI di Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono bicara mengenai Presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin merangkul semua pihak. Menurutnya, Prabowo adalah orang yang memahami filsafat Pancasila yang aspeknya tidak mengenal oposisi, melainkan penyeimbang.

"Saya orang filsafat. Saya melihat justru Prabowo ini orang yang paham tentang filsafat bangsa kita, filsafat Pancasila, dalam filsafat Pancasila, aspek politiknya itu tidak ada oposisi, adanya penyeimbang," kata Hendropriyono di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Menurutnya, oposisi hanya dikenal pada demokrasi liberal yang tidak sesuai dengan filsafat Indonesia yaitu Pancasila.

Hendro menilai, Prabowo bukan bermaksud akan anti kritik karena merangkul semua pihak. Tetaoi, kritik tetap dibolehkan asal yang membangun.

"Jadi, demokrasi kita, Pak Prabowo itu merangkul semua pihak karena demokrasi Pancasila memang tidak mengenal oposisi. Jadi, demokrasi Pancasila itu mengenal penyeimbang," ucapnya.

"Bukan berarti tidak mengkritik, kritik boleh tapi kritik yang membangun. Bukan kritik yang maki-maki begitu, tolong jangan kalian angkat yang begitu-begitu," ujarnya.

Hendro menuturkan, masyarakat memang harus berpikir kritis. Namun, penyampaiannya mesti bijaksana layaknya seorang filsuf atau pemikir.

"Jadi tidak asal aja meskipun kritik. Begini ya, walaupun maksudmu baik kalau caranya kamu menyampaikan jelek, tetap jelek. Kamu mau baik kasih uang ke saya, tapi kamu lempar ke muka saya duitnya. Itu kan jelek, gak bener gitu," ucapnya.

"Jadi caranya menyampaikan, kita boleh mengkritik mengkoreksi yang membangun, dan cara menyampaikannya harus elegan, harus bagus, harus sopan," pungkas dia. 

 

 


Orde Baru Hanya Tinggal Sejarah

Potret perayaan ulang tahun ke-65 Titiek Soeharto (Sumber: Instagram/prabowo)

Hendropriyono juga menepis ketakukan soal orde baru yang bakal hidup pada pemerintahan berikutnya. Hendro menegaskan, rezim orde baru saat ini hanya menjadi sejarah Indonesia.

"Itu kan sejarah. Apa yang ditakuti itu kan sejarah. Sejarah Kan udah lewat. Tadi kan saya bilang orde baru dan orde lama, itu adalah masa lalu yang, masa lalu adalah masa lalu, yaitu masa sekarang yang sudah lewat. Jadi mau diapain gitu," kata Hendro di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Hendro mengatakan, jika ada yang salah pada sistem sekarang tinggal diperbaiki. Namun, dia menilai, sistem yang sudah berjalan sekarang sudah sesuai jalur. 

"Masa sekarang juga nanti akan jadi masa lalu juga buat yang penting kan kita semua, kita perbaiki sistem yang salah. Sekarang berjalan sudah on the track kita sudah benar," ucapnya.

Hendro pun mengkritisi pihak-pihak yang bermoral rendah. Artinya, pihak-pihak itu bicaranya seperti toxic.

"Ini dampak-dampak yang negatifnya ini seperti moral rendah, yang suka ngomong yang toxic itu tadi," pungkas dia .

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra 

Sumber: Merdeka.com

Infografis Wacana Pembentukan 40 Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya