Cara Membedakan Meteoroid, Asteroid dan Komet, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

Setiap tahun ribuan ton batuan antariksa masuk ke atmosfer bumi, sebagian dari batuan antariksa tersebut terlihat sebagai meteor.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Mei 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi (Foto: apod.nasa.gov)

Liputan6.com, Bandung - Setiap orang pasti tahu dan pernah membaca mengenai meteoroid, asteroid dan komet. Benda luar angkasa itu kerap kita lihat di berbagai film fiksi ilmiah, kartun dan komik.

Namun bagaimana cara membedakannya? Pasalnya yang terlihat di langit dengan mata telanjang pasti suatu benda yang bersinar laksana diselimuti api berekor.

Menurut Ketua Kelompok Riset Astronomi dan Observatorium di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, setiap tahun ribuan ton batuan antariksa masuk ke atmosfer bumi, sebagian dari batuan antariksa tersebut terlihat sebagai meteor.

"Meteor umumnya adalah batuan sama halnya seperti batuan di bumi. Dalam prosesnya, meteor terjadi ketika batuan antariksa berpapasan dengan bumi dan masuk atmosfer," jelas Thomas dicuplik dari laman BRIN, Jumat, 17 Mei 2024.

Di atmosfer batuan tersebut terbakar pada ketinggian sekitar 80 km. Batuan yang terbakar inilah yang kita kenal sebagai meteor.

Thomas mengungkapkan bahwa batuan sisa pembentukan tata surya ini banyak di sekitar orbit bumi.

"Semuanya disebut meteoroid atau sebagai bakal meteor. Ketika meteoroid ini berpapasan dengan bumi dan terbakar di atmosfer maka disebut meteor," ungkap Thomas.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Asteroid dan Komet

Thomas menuturkan, selain meteor kita juga sering mendengar sebutan asteroid. Asteroid merupakan batuan antariksa yang berukuran besar.

Asteroid ini terkadang tampak seperti bintang karena bercahaya. Sebenarnya, cahaya ini adalah cahaya matahari yang dipantulkan.

Sementara itu, berbeda dengan asteroid, komet dikenal sebagai benda antariksa yang terdiri dari es dan debu.

"Ketika komet mendekati matahari, es yang terdapat di dalam komet menguap dan melepaskan debunya. Dorongan angin matahari menyebabkan terbentuknya ekor debu. Oleh karenanya, komet sering disebut sebagai bintang berekor. Pecahan asteroid atau komet mungkin juga berpapasan dengan bumi dan menimbulkan meteor terang. Meteor yang besar dan terang ini disebut bola api atau fire ball," terang Thomas.

Thomas menjelaskan bahwa sebagian besar meteor habis terbakar di atmosfer bumi. Bila bersisa dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit.

Umumnya kandungan meteor adalah batuan seperti batuan di bumi, sebagian kecil merupakan meteor logam. Warna yang tampak dari meteor akan berbeda tergantung dari kandungan meteor yang terbakar.

"Unsur nitrogen dan oksigen menampakkan cahaya merah. Unsur kalsium menampakkan warna biru. Unsur magnesium menampakkan warna hijau. Dan unsur besi menampakkan warna kuning," ungkap Thomas.

 


Penamaan Meteor

Meteor dan meteorit dikenal sesuai daerah yang melihatnya atau titik jatuh meteoritnya. Meteor besar dan terang umumnya lebih dikenal oleh masyarakat luas seperti meteor besar yang jatuh di Siberia.

Meteor ini dikenal sebagai tumbukan Tunguska pada 30 Juni 1908 yang menyebabkan gelombang kejut serta menumbangkan hutan seluas Jakarta.

"Hasil penelitian menyebutkan bahwa tumbukan Tunguska ini disebabkan oleh asteroid," ucap Thomas.

Dijelaskan Thomas, terdapat dua jenis meteor berdasarkan waktu terjadinya yaitu pertama, meteor sporadis yang berarti waktunya tidak tertentu atau bisa muncul kapan saja. Kedua, hujan meteor yang terjadi pada waktu dan arah tertentu.

Hujan meteor adalah meteor dalam jumlah banyak karena bersumber dari gugusan debu sisa komet. Hujan meteor tampak dari arah rasi tertentu, sesuai arah titik pertemuan Bumi dan gugusan debu komet. Misalnya, hujan meteor eta aquarids yang tampak terpancar dari rasi aquarius.

 


Pengertian Antariksa

Dicuplik dari laman Geograf, pengertian antariksa adalah merupakan ruang di luar angkasa yang tidak memiliki udara dan gravitasi, serta dihuni oleh berbagai benda langit seperti planet, bintang, asteroid, komet, dan lain sebagainya.

Konsep antariksa juga sering kali dikaitkan dengan eksplorasi luar angkasa yang dilakukan oleh manusia, baik dengan menggunakan pesawat ruang angkasa maupun wahana antariksa lainnya.

Antariksa, atau sering juga disebut sebagai ruang angkasa, merupakan wilayah di luar atmosfer bumi yang tidak memiliki udara dan gravitasi. Wilayah ini dihuni oleh berbagai benda langit seperti planet, bintang, asteroid, komet, dan lain sebagainya.

Antariksa juga merupakan tempat di mana berbagai fenomena alam yang spektakuler terjadi, seperti ledakan supernova, pembentukan galaksi, dan gerhana bulan.

Keindahan alam semesta yang terdapat di antariksa sering kali menjadi daya tarik bagi para ilmuwan, astronom, dan juga masyarakat umum.

Sejarah eksplorasi antariksa sendiri telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu, ketika manusia mulai memperhatikan benda-benda langit di langit malam.

Pada awalnya, eksplorasi antariksa dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti teleskop dan kamera.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, manusia mulai mengirimkan wahana antariksa ke berbagai planet di tata surya, bahkan hingga ke luar tata surya.

Eksplorasi antariksa juga melibatkan pengiriman satelit ke orbit bumi untuk keperluan komunikasi, observasi bumi, dan penelitian ilmiah lainnya.

Pentingnya penelitian dan eksplorasi antariksa bagi manusia tidak dapat diabaikan. Dengan memahami lebih dalam mengenai antariksa, manusia dapat memperoleh berbagai pengetahuan baru yang dapat berguna untuk meningkatkan kualitas hidup di bumi.

Selain itu, eksplorasi antariksa juga dapat membuka peluang baru dalam bidang teknologi, sumber daya alam, dan bahkan pemukiman manusia di luar bumi.

Oleh karena itu, penelitian dan eksplorasi antariksa merupakan hal yang penting untuk terus didukung dan dikembangkan.

 


Pengertian Astronomi

Dicuplik dari laman Wikipedia, dijelaskan astronomi adalah ilmu alam yang mempelajari benda langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bumi.

Ini mencakup berbagai aspek, termasuk asal usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak benda-benda langit.

Astronomi juga memeriksa fenomena di atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar angkasa, seperti meteor dan aurora.

Ilmu ini telah ada sejak zaman prasejarah dan berkembang pesat setelah penemuan teleskop. Saat ini, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: 1. Astronomi observasional yakni pengumpulan data dari pengamatan benda-benda langit

2. Astronomi teoretis yaitu pengembangan model komputer atau analitis untuk menjelaskan sifat benda-benda langit dan fenomena alam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya