Volodymyr Zelenskyy: Rusia Bisa Tingkatkan Serangan ke Wilayah Timur Ukraina

Zelenskyy mengakui bahwa Ukraina kini menghadapi sejumlah masalah, mulai dari mental para militer dan adanya sejumlah brigade yang ada kosong.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Mei 2024, 17:02 WIB
Seorang tentara Ukraina berdiri di atas bendera Rusia di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, 13 September 2022. Pasukan Rusia tampak meninggalkan Kota Izium dan Svatove di Luhansk usai pasukan Ukraina memulai serangan baru ke arah timur melalui Kharkiv. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia dapat meningkatkan serangannya di timur laut Ukraina menyusul kemajuan yang diperoleh militer Moskow baru-baru ini di dekat kota Kharkiv.

Pasukan Rusia terus maju ketika pasukan Ukraina kalah dalam upaya menopang garis depan yang kian melemah, dikutip dari laman BBC, Minggu (19/5/2025).

Zelenskyy mengakui bahwa ada masalah dengan staf dan moral militer, dan mengatakan sejumlah brigade yang ada kosong.

Ia juga mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa armada udara negaranya masih kurang dan ia kembali menyerukan kepada sekutunya untuk mengirim lebih banyak jet tempur dan pertahanan udara.

"Saat ini kami memiliki sekitar 25% dari apa yang kami perlukan untuk mempertahankan Ukraina," kata Zelenskyy tentang kemampuan udara Ukraina.

"Agar Rusia tidak memiliki superioritas udara, armada kami harus memiliki 120 hingga 130 pesawat modern."

Amerika Serikat baru-baru ini menyetujui paket bantuan baru senilai USD 61 miliar untuk Ukraina, yang mencakup dukungan militer.

Pasukan Rusia baru-baru ini memulai serangan musim panas, merebut sejumlah desa di perbatasan timur laut Ukraina dekat Kharkiv -- kota terbesar kedua di negara itu.

Gubernur wilayah Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan bahwa hampir 10.000 orang terpaksa mengungsi hanya dalam waktu seminggu.

"Situasinya dikendalikan oleh para pembela Ukraina," tambahnya.


Butuh Bantuan di Garis Terdepan

Petugas penyelamat dan pemadam kebakaran Ukraina membersihkan puing-puing di lokasi serangan rudal di Kharkiv pada 23 Januari 2024. (SERGEY BOBOK/AFP)

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk telah mengumumkan bahwa negaranya akan menghabiskan lebih dari 2,3 miliar untuk membentengi perbatasan timurnya dari musuh.

Perbatasannya meliputi Rusia, Belarusia, dan Ukraina.

Zelenskyy juga mengatakan kepada AFP bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak tentara di garis depan.

"Ada sejumlah besar brigade yang sebagian besar kosong. Kita perlu melakukan ini agar orang-orang memiliki rotasi yang normal. Maka moral mereka akan meningkat."

Undang-undang mobilisasi baru yang bertujuan untuk mengatasi hal ini mulai berlaku pada Sabtu (18/5).

Berdasarkan aturan baru, usia seseorang yang dapat diwajibkan wajib militer telah diturunkan dari 27 menjadi 25 tahun dalam upaya untuk meningkatkan jumlah rekrutmen.

 


Sukarelawan Berkurang

Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran memeriksa lokasi serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah hotel di Kharkiv, Ukraina, Rabu (10/1/2024). Dua rudal Rusia menghantam hotel tersebut dan melukai 11 orang. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Banjir sukarelawan yang ditemui Ukraina setelah invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022 kini telah berkurang. Kebanyakan dari mereka yang ingin berperang sudah tewas, terluka, atau masih terjebak di garis depan menunggu bantuan dari anggota baru.

Pada Februari 2024, Zelenskyy mengumumkan bahwa 31.000 tentara Ukraina telah terbunuh dalam invasi besar-besaran Rusia.

Biasanya, pejabat Ukraina tidak mempublikasikan jumlah korban, dan perkiraan lainnya jauh lebih tinggi.

Infografis Ragam Tanggapan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya